Rokok Alternatif
Penelitian terbaru yang diterbitkan Oxford University Press berjudul “Nicotine and Tobacco Research” mengungkapkan bahwa perokok yang beralih ke produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, dapat mengurangi risiko kesehatan yang berkaitan dengan sistem pernapasan.

Pemilik toko yang juga Anggota APVI, Rhomedal (kanan) memasang stiker himbauan di toko Vapepackers, Jakarta, Rabu, 9 September 2020. Kegiatan ini merupakan sosialisasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba pada produk tembakau alternatif atau rokok elektrik melalui gerakan sosial bertajuk “Gerakan Pencegahan Penyalahgunaan Rokok Elektrik (GEPPREK)” yang juga telah dilakukan di Denpasar, Bali, dan Bandung, Jawa Barat. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Stres di Tempat Kerja Picu Merokok? Kenali Gejalanya dan Alternatif Mengatasinya
Kebiasaan buruk tersebut dapat ditekan dengan menerapkan konsep pengurangan risiko bagi perokok dewasa melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif seperti vape, produk tembakau yang dipanaskan, maupun kantong nikotin.

Pengamat Ungkap Kenaikan Cukai Rokok Tidak Efektif Turunkan Jumlah Perokok
Kebijakan kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 10% pada 2023 – 2024 terbukti tidak efektif menaikkan penerimaan negara. Sejak diterapkan pada awal 2023, penerimaan negara dari CHT terus menurun. Hingga akhir Juli 2023, penerimaan CHT tercatat Rp111,23 triliun, lebih rendah 8,93% dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama (yoy).

Penelitian Produk Tembakau Alternatif Penting untuk Kurangi Tingkat Merokok
Aktivis Pengurangan Bahaya Merokok dari Inggris yang merupakan panelis diskusi Global Forum Nicotine 2023 (GFN23) di Warsawa, Polandia, Clive Bates menyatakan penelitian yang masif mengenai produk tembakau alternatif sangat diperlukan untuk keterbukaan informasi yang akurat, terutama mengenai profil risiko produk tersebut.