<p>Sumber: Interactive.co.id</p>
Gaya Hidup

Gunakan Cara Tepat Menyampaikan Keluhan di Restoran

  • JAKARTA- David (24) memutuskan untuk pergi ke wisata Kota Tua, Jakarta, pada Sabtu (13/02) malam guna membabat penat. Lambungnya, yang terakhir kali diisi siang tadi, mengatarkan David ke sebuah minimarket di daerah itu. Dia membeli makanan jenis ready-to-eat. Saat mengantre dan hendak membayar barang belanjaannya di kasir, seekor kecoa terlihat bertengger di etalase di depannya, […]

Gaya Hidup
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA- David (24) memutuskan untuk pergi ke wisata Kota Tua, Jakarta, pada Sabtu (13/02) malam guna membabat penat. Lambungnya, yang terakhir kali diisi siang tadi, mengatarkan David ke sebuah minimarket di daerah itu. Dia membeli makanan jenis ready-to-eat. Saat mengantre dan hendak membayar barang belanjaannya di kasir, seekor kecoa terlihat bertengger di etalase di depannya, tempat di mana makanan dipajang.

“Mbak, itu ada kecoa,” kata David.

Kasir menanggapi pernyataan David dengan tanpa beban dan bahwa itu bukanlah masalah.

“Tapi itu, kan, dekat sama makanan, Mbak,” David menegaskan.

Kasir masih bersikeras bahwa hal itu bukanlah masalah besar.

Sekeluarnya dari minimarket tersebut, David menceritakan pengalaman aneh ini ke temannya lalu hendak mengeluhkan permasalahan tersebut ke media sosial. Namun, dia teringat tentang beberapa permasalah serupa.

Kamis (19/5/2016) sebuah postingan di Path menyebar luas dan menarik minat banyak orang. Postingan yang diunggah dari nama pengguna @lamia ini berisi tentang pengalaman mengerikan tentang cicak yang ditemukan dalam sepotong tiramisu buatan MISU. Lamia mengaku, tiramisu itu dibeli dari Holycow! Steakhouse by Chef Afit di daerah Kalimalang.

Dilansir dari detik.com, permasalahan yang menjerat Holycow! Steakhouse by Chef Afit berujung pada ditutupnya kegiatan operasional MISU.

“Saat ini pihak Holycow! Steakhouse by Chef Afit telah mengakhiri kontrak dengan kami secara permanen,” cuit MISU dalam akun Twitter-nya, @weMISU.

Kasus lainnya menimpa jenama minuman kekinian, Gulu-Gulu, pada November tahun lalu. Akun Twitter @hendralm mengunggah sebuah gambar yang diambil dari Instastory milik temannya. Dari keterangan dalam gambar, diketahui sang teman mengeluh tentang produk Gulu-Gulu yang baru dibeli. Dia memperlihatkan penampakan kecoa yang membaur bersama segelas boba. Seketika, postingan menjaring banyak perhatian netizen.

Keluhan lewat media sosial yang sering dijadikan pilihan banyak orang, berakhir memalukan di daerah Madiun. Diwartakan dari Republika, kandungan pentol bakso negatif mengandung daging tikus. Kabar ini dibuktikan setelah kepolisian menerima hasil laboratorium.

Sebelumnya, unggahan video menuduh pentol bakso asal Madiun tersebut mengandung daging tikus. Video ini diposting pada 31 Januari lalu. Mendapat sebanyak 78 komentar, video yang diunggah oleh akun Facebook Iwan Dhani ini telah dibagikan 111 kali.

Melayangkan Komplain yang Benar

Sheknows, media digital asal Amerika, merangkum hal yang sebaiknya dihindari para konsumen ketika mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan terkait layanan yang diterima.

Pertama, membuat keributan. Sebuah keluhan tidak akan pernah didengar bila disampaikan dengan kasar dan sikap menjengkelkan.

Kedua, berteriak pada pelayan.  Cara ini tidak perlu dilakukan karena banyak konsumen lain yang harus ditangani para pelayan.

Larangan ketiga adalah jenis komplain yang kerap kali dilakukan: menulis ulasan negatif di media sosial. Kecuali memiliki pengalaman buruk lebih dari sekali, hal ini boleh dilakukan. Namun, dengan tujuan, semata menyelamatkan calon pengunjung restoran tersebut dari menu-menu buruknya.

Terakhir, menolak untuk membayar.