5 Fakta Seputar GoTo, Perusahaan Hasil Kolaborasi Bisnis Gojek dan Tokopedia
Kolaborasi bisnis antara Gojek dan Tokopedia melahirkan perusahaan teknologi terbesar yakni Grup GoTo. Berikut lima fakta seputar Grup GoTo.
Fintech
Kolaborasi bisnis antara Gojek dan Tokopedia melahirkan perusahaan teknologi terbesar yakni Grup GoTo. Aksi ini menjadi sangat fenomenal karena telah menggebrak pasar industri digital bukan hanya di Indonesia tapi di Asia.
Pembentukan Grup GoTo menghasilkan valuasi bisnis yang sangat fantastis. Bukan cuma itu, GoTo telah berhasil menyatukan kekuatan dua perusahaan teknologi terdepan di Indonesia. Walhasil, kolaborasi bisnis terbesar ini dipercaya menjadi masa depan bagi dunia digital.
TrenAsia.com telah merangkum lima fakta seputar Grup GoTo.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
1. Tiga Fokus Bisnis
Manajemen GoTo mengungkapkan ekosistem Grup GoTo mewakili 2% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Grup GoTo akan menggarap segmen kelas menengah yang terus tumbuh pesat serta populasi muda yang sangat tanggap teknologi.
Tidak hanya sampai di situ, GoTo juga akan membidik pasar negara berkembang lainnya di Asia Tenggara.
Adapun fokus bisnis Grup GoTo yakni pada layanan e-commerce; pengiriman barang, makanan, dan transportasi (on-demand); serta keuangan dan pembayaran. Dengan mengombinasikan tiga bisnis ini, GoTo akan menjadi platform konsumen digital terbesar di Indonesia.
2. Ekosistem UMKM Terbesar
Grup GoTo memiliki ambisi untuk menjadi wadah terbesar bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Saat ini, GoTo mencatat lebih dari 1,8 miliar transaksi hingga akhir 2020. Selain itu, Gabungan Gojek dan Tokopedia juga menghasilkan 2 juta driver, 11 juta mitra usaha (merchant), dan 100 juta pengguna aktif bulanan.
Manajemen Grup GoTo menjamin semakin banyak peluang penghasilan bagi jutaan mitra driver, pelaku UMKM, dan wirausaha lainnya. Selain itu, Grup GoTo akan terus mengembangkan bisnisnya di pasar non-Indonesia yang tumbuh pesat di mana Gojek beroperasi.
Di sektor keuangan dan pembiayaan, GoTo juga akan meningkatkan layanan pembayaran dan keuangannya untuk dapat menjangkau sekitar 140 juta masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam mengakses sistem keuangan di Indonesia (underserved segments).
3. Valuasi Bisnis Jumbo
Saat diluncurkan pada 17 Mei 2021, GoTo menghasilkan valuasi secara grup senilai US$22 miliar, atau sekitar Rp314 triliun (kurs Rp14.281 per dolar Amerika Serikat).
Dengan valuasi tersebut, GoTo tercatat sebagai perusahaan digital yang mendapat pendanaan terbesar di Asia.
Untuk diketahui, CB Insights merilis daftar start up di Asia Pasifik dengan pendanaan terbesar pada 2016-2020. Startup asal India, Reliance Jio, ada di posisi paling atas dengan nilai investasi sebesar US$ 20 miliar.
- Ekonom Dukung Aturan Baru OJK Agar Perusahaan Teknologi Bisa Segera IPO
- Terbongkar! Bukalapak IPO Agustus 2021, Bidik Dana Rp11,4 Triliun
- Mengenal Fintech Cashwagon: Pinjaman Online Cepat Tanpa Repot
Ant Group dari Tiongkok ada di bawahnya dengan pendanaan sebesar US$ 19,1 miliar dalam lima tahun terakhir. Sementara, Grab (Singapura) memiliki nilai US$9,2 miliar. Disusul Gojek (Indonesia) sebesar US$4,7 miliar.
Start up asal Korea Selatan Coupang meraup total pendanaan sebesar US$3,8 miliar. Kemudian, Lalamove dari Hong Kong dengan total pendanaan mencapai US$ 2,5 miliar.
4. Investor Kakap Dunia
Untuk membentuk Grup GoTo, sejumlah investor kakap pun turut terlibat dalam penanaman modal. Manajemen GoTo membeberkan investor utama termasuk perusahaan blue chip seperti Alibaba Group dan PT Astra International Tbk.
Adapun investor lainnya yakni BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, dan Pacific Century Group. Kemudian, PayPal, Provident, Sequoia Capital, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa, dan Warburg Pincus.
5. Jajaran Pemimpin
Manajemen Grup GoTo mengungkapkan, ke depannya, Gojek dan Tokopedia akan tetap beroperasi sebagai entitas yang berdiri sendiri di dalam ekosistem Grup GoTo. Untuk itu, perusahaan telah menetapkan jajaran pemimpin GoTo sebagai berikut.
- Andre Soelistyo dari Gojek akan memimpin GoTo sebagai CEO Group sekaligus memimpin bisnis GoTo Financial
- Patrick Cao dari Tokopedia sebagai Presiden GoTo
- Kevin Aluwi akan tetap menjabat sebagai CEO Gojek
- William Tanuwijaya akan tetap menjadi CEO Tokopedia. (LRD)