RUMPI.png

JAKARTA - World Health Organization (<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/WHO">WHO</a>) baru-baru ini merilis panduan diagnostik dan pengobatan tahun 2023 untuk gangguan mental, neurologis, dan penggunaan obat-obatan.&nbsp;Diadopsi pada tahun 2016 di lebih dari 100 negara, Emeritus Professor di Northwestern University, Chirstoper Lane, Ph.D mengatakan pedoman yang telah diperbarui ini kemungkinan besar akan memiliki implikasi yang signifikan terkait rekomendasi pengobatan lini pertama untuk diagnosis kesehatan mental dan lamanya pemberian resep ketika pengobatan lini pertama tidak tersedia.&nbsp;Perawatan lini pertama memang menjadi hal yang menonjol untuk panduan tahun ini. Contohnya adalah penggunaan obat antidepresan.&nbsp;Penyedia layanan kesehatan harus mempertimbangkan antidepresan hanya untuk orang dewasa yang mengalami depresi dan hanya jika intervensi psikologis tidak tersedia.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/waskita-karya-ditunjuk-bangun-saluran-irigasi-rp-612-miliar-di-sumatra">Waskita Karya Ditunjuk Bangun Saluran Irigasi Rp612 Miliar di Sumatra</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/teknologi-kultur-jaringan-jadi-solusi-tingkatkan-produktivitas-kelapa">Teknologi Kultur Jaringan Jadi Solusi Tingkatkan Produktivitas Kelapa</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/tiga-strategi-menko-marves-jadikan-indonesia-negara-maritim">Tiga Strategi Menko Marves Jadikan Indonesia Negara Maritim</a></li></ul>Masih melanjutkan aturan di tahun-tahun sebelumnya, perawatan obat tidak dianjurkan pada anak-anak dan remaja dengan gangguan kecemasan.&nbsp;Kelompok ahli gangguan jiwa dan remaja telah memberikan alasan yang jelas mengapa pengobatan farmasi sebaiknya dihindari dan utamakan pengobatan psikososial.&nbsp;Laporan ini juga mendesak dokter dan penyedia layanan kesehatan untuk lebih berhati-hati dalam meresepkan obat psikiatris untuk mengatasi kecemasan dan depresi pada anak-anak dan orang dewasa.&nbsp;Adapun alasan dibalik ini diantaranya adalah sedikitnya bukti yang mendukung manfaat Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) yaitu kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi gejala depresi sedang hingga berat.Panduan terbaru dari <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/WHO">WHO </a>ini juga merinci berapa lama pengobatan dengan obat-obatan harus bertahan dan bagaimana pasien dapat berhenti dengan aman.&nbsp;Misalnya, “Antidepresan biasanya paling efektif dalam 6 hingga 12 bulan pertama dan hanya boleh dilanjutkan jika ada kebutuhan dan pengawasan klinis.”Sebaliknya, pada orang dewasa dan untuk obat benzodiazepin, peresepan harus dibatasi pada manajemen darurat gejala kecemasan akut dan berat, dan hanya sebagai tindakan jangka pendek (maksimum 3 hingga 7 hari). Setelah itu, benzodiazepin harus dihentikan secara bertahap&nbsp;Dengan fokus pada peningkatan risiko dan efek samping, termasuk bila dikaitkan dengan kehamilan dan usia lanjut, pemberi resep didesak untuk menjelaskan kepada pasien tentang alasan mereka meresepkan obat.&nbsp;<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/WHO">WHO </a>merekomendasikan informasi tertulis dan lisan mengenai manfaat, bahaya, dan efek samping yang diketahui (contoh: disfungsi seksual, masalah tidur, dan penambahan berat badan), serta interaksi obat, dan kemungkinan waktu yang dibutuhkan hingga tanda-tanda perbaikan muncul.

RIZKY CHANDRA.png

WHO Rilis Panduan Kesehatan Mental Baru 

WHO merekomendasikan informasi tertulis dan lisan mengenai manfaat, bahaya, dan efek samping yang diketahui (contoh: disfungsi seksual, masalah tidur, dan penambahan berat badan), serta interaksi obat, dan kemungkinan waktu yang dibutuhkan hingga tanda-tanda perbaikan muncul.

Rekomendasi

WHO Rilis Panduan Kesehatan Mental Baru, Bahas Penggunaan Obat Penenang