JAKARTA - <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/bekerja">Bekerja</a> adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mampu bertahan hidup dan membeli berbagai barang kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa tubuh manusia memerlukan waktu untuk istirahat.&nbsp;Seperti yang dilansir Trenasia.com dari laman resmi WHO pada Jumat 21 Juli 2023, jam kerja yang panjang ternyata telah menyebabkan 745.000 kasus kematian yang diakibatkan karena stroke dan penyakit jantung iskemik pada tahun 2016. Angka ini ternyata telah meningkat 29 persen sejak tahun 2000.<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/who">WHO</a> dan International Labour Organization (ILO) memperkirakan bahwa pada tahun 2016 sebanyak 398.000 orang meninggal karena stroke dan 347.000 orang meninggal karena penyakit jantung akibat bekerja setidaknya 55 jam dalam seminggu.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/5-rekomendasi-film-yang-trending-di-google-bulan-juli-untuk-temani-liburan">5 Rekomendasi Film yang Trending di Google Bulan Juli untuk Temani Liburan</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/5-sektor-paling-banyak-diburu-investor">5 Sektor Paling Banyak Diburu Investor</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/bisa-kendalikan-otak-inangnya-peneliti-temukan-fakta-menarik-cacing-rambut">Bisa Kendalikan Otak Inangnya, Peneliti Temukan Fakta Menarik Cacing Rambut</a></li></ul>Antara tahun 2000 dan 2016, jumlah kematian akibat penyakit jantung karena jam kerja yang panjang meningkat 42% dan akibat stroke sebesar 18%.Selain itu, beban terkait pekerjaan ini sangat signifikan pada pria, orang yang tinggal di wilayah Pasifik Barat dan Asia Tenggara, pekerja paruh baya atau yang lebih tua. Sebagian besar kematian yang tercatat terjadi di antara orang yang meninggal dunia berusia 60-79 tahun yang telah bekerja selama 55 jam atau lebih per minggu dan berusia di antara 45-74 tahun.Studi dari WHO dan ILO ini menyimpulkan bahwa bekerja 55 jam atau lebih per minggu dapat terkait dengan perkiraan risiko stroke 35% lebih tinggi dan risiko <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/kematian">kematian</a> akibat penyakit jantung iskemik 17% lebih tinggi, dibandingkan dengan pekerja yang hanya bekerja 35-40 jam seminggu.Meski begitu, jumlah orang yang bekerja dengan jam kerja panjang justru meningkat. Bahkan, saat ini mencapai 9% dari total populasi global. Tren ini tentunya akan menempatkan lebih banyak orang pada risiko terkena kecacatan terkait pekerjaan dan kematian dini.Menurut Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, tidak ada pekerjaan yang sebanding dengan risiko stroke atau penyakit jantung. Pemerintah, pengusaha dan pekerja perlu bekerja sama untuk menyepakati batasan untuk melindungi kesehatan pekerja.Pemerintah, pengusaha, dan pekerja juga dapat mengambil tindakan untuk melindungi kesehatan pekerja, seperti berikut.<ol><li>Pemerintah memperkenalkan, menerapkan, dan menegakkan undang-undang, peraturan, dan kebijakan yang melarang kerja lembur wajib, dan memastikan batas maksimum waktu kerja.</li><li>Perundingan bersama antara pengusaha dan serikat pekerja untuk mengatur waktu kerja menjadi lebih fleksibel sekaligus menyepakati jumlah maksimum jam kerja.</li><li>Karyawan dapat berbagi jam kerja untuk memastikan jumlah jam kerja tidak melebihi 55 jam atau lebih perminggu.</li></ol><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/rusia-bujuk-negara-asia-tenggara-tinggalkan-dolar-as">Rusia Bujuk Negara Asia Tenggara Tinggalkan Dolar AS</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/tiga-juta-rokok-ilegal-disita-sepanjang-semester-1-2023">Tiga Juta Rokok Ilegal Disita Sepanjang Semester 1-2023</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/dorong-transisi-energi-pertamina-dan-toyota-kembangkan-kendaraan-hidrogen">Dorong Transisi Energi, Pertamina dan Toyota Kembangkan Kendaraan Hidrogen</a></li></ul>Itu tadi penjelasan mengenai peringatan yang telah diberikan oleh WHO terkait jam kerja yang panjang.

JUSTINA.png

ANANDA.png

Suasana karyawan bekerja di kantor Bank Mandiri, Jakarta, Senin, 14 September 2020. Bank Mandiri menyesuaikan kantor cabang operasional di Wilayah DKI Jakarta menyusul Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara penuh untuk mengerem laju penambahan kasus Covid-19. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

respon-perkantoran-psbb-5

Waspada! Jam Kerja Panjang Dapat Tingkatkan Risiko Kematian Menurut WHO

Jam kerja yang panjang ternyata telah menyebabkan 745.000 kasus kematian yang diakibatkan karena stroke dan penyakit jantung iskemik pada tahun 2016. Angka ini ternyata telah meningkat 29 persen sejak tahun 2000.