JUSTINA.png

<p>JAKARTA - COVID-19 varian <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=omicron" download="download">Omicron</a> saat ini telah menyebar di berbagai negara termasuk Indonesia. Meski banyak penelitian yang menyebutkan bahwa gejala yang ditimbulkan oleh COVID-19 varian Omicron ini lebih ringan daripada varian COVID-19 sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetap mengingatkan untuk tidak menganggap Omicron sebagai varian yang remeh meski gejala yang ditimbulkannya lebih ringan.</p><p>Gejala COVID-19 varian sebelumnya meliputi demam, sesak napas, dan kehilangan indra penciuman. Akan tetapi, pasien yang terkena infeksi Omicron justru tidak merasakan gejala tersebut. Berikut beberapa gejala yang dialami pasien Omicron yang perlu Anda ketahui, seperti yang dilansir dari laman<i> The Independent</i>.</p><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/awal-mula-bitcoin-pelopor-mata-uang-crypto-yang-semakin-banyak-diminati">Awal Mula Bitcoin, Pelopor Mata Uang Crypto yang Semakin Banyak Diminati</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/ini-desain-rumah-yang-bakal-jadi-tren-dan-banyak-dicari-tahun-2022">Ini Desain Rumah yang Bakal Jadi Tren dan Banyak Dicari Tahun 2022</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/ptpp-bidik-kontrak-baru-rp-31-triliun-pada-2022">PTPP Bidik Kontrak Baru Rp31 Triliun pada 2022</a></li></ul><h4><strong>Sakit Kepala</strong></h4><p>Meskipun sakit kepala merupakan gejala COVID-19 yang kurang dikenal. Menurut studi yang dilakukan oleh ZOE, sakit kepala justru adalah salah satu tanda paling awal dan lebih umum daripada gejala klasik COVID-19 seperti batuk, demam, dan kehilangan kemampuan indra penciuman.</p><p>Studi tersebut menemukan bahwa sakit kepala yang diakibatkan karena COVID-19 terjadi mulai dari nyeri sedang sampai berat, berdenyut, dan menusuk di kedua sisi kepala dan dapat berlangsung selama lebih dari tiga hari dan cenderung menjadi resisten terhadap obat penghilang rasa sakit biasa.</p><h4><strong>Pilek</strong></h4><p>Pilek merupakan gejala kedua yang paling sering dilaporkan setelah gejala sakit kepala, dengan hampir 60 persen orang yang dites COVID-19 dengan kehilangan indra penciuman juga melaporkan gejala pilek.</p><p>Akan tetapi, meskipun banyak orang yang terpapar COVID-19 melaporkan gejala pilek, hal tersebut sulit untuk dipisahkan dengan pilek biasa atau alergi terutama saat ini sudah memasuki musim dingin.</p><h4><strong>Bersin</strong></h4><p>Studi yang dilakukan oleh ZOE menemukan bahwa bersin dapat menjadi tanda COVID-19 pada orang yang telah divaksinasi, meskipun bersin yang terjadi lebih mungkin menjadi gejala pilek atau alergi biasa.</p><h4><strong>Sakit Tenggorokan</strong></h4><p>Banyak orang yang terpapar COVID-19 melaporkan mereka menderita sakit tenggorokan yang terasa mirip dengan gejala yang dialami saat pilek atau radang tenggorokan. Sakit tenggorokan yang terkait COVID-19 cenderung ringan dan berlangsung tidak lebih dari lima hari. Jika sakit tenggorokan terus berlangsung, maka sebaiknya Anda segera memeriksakan diri kepada dokter.</p><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/masuk-masa-konstruksi-seksi-i-jalan-tol-solo-nyia-kulon-progo-akan-hubungkan-3-bandara-di-jawa-tengah">Masuk Masa Konstruksi Seksi I, Jalan Tol Solo-NYIA Kulon Progo akan Hubungkan 3 Bandara di Jawa Tengah</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/jangan-senang-dulu-ternyata-lonjakan-harga-migas-dan-batu-bara-tidak-baik-bagi-indonesia">Jangan Senang Dulu, Ternyata Lonjakan Harga Migas dan Batu Bara Tidak Baik bagi Indonesia</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/5-musim-jual-beli-saham-yang-penting-untuk-diketahui">5 Musim Jual Beli Saham yang Penting untuk Diketahui</a></li></ul><h4><strong>Kehilangan Indra Penciuman</strong></h4><p>Gejala ini merupakan indikator terkuat infeksi COVID-19, terlepas dari faktor usia, jenis kelamin, atau tingkat keparahan penyakit seseorang. Orang yang terkena COVID-19 mungkin tidak kehilangan indra penciuman sepenuhnya, tapi tetap terpengaruh. Mungkin pasien COVID-19 akan tidak dapat mencium sesuatu yang beraroma kuat dan makanan akan terasa lebih hambar.</p><h4><strong>Batuk&nbsp;</strong></h4><p>Batuk secara terus menerus secara luas telah disepakati sebagai salah satu dari tiga gejala utama COVID-19. Akan tetapi, menurut penelitian dari ZOE, hanya ada sekitar empat dari sepuluh orang yang terkena COVID-19 akan mengalami hal ini.</p><p>Batuk yang diakibatkan karena COVID-19 cenderung batuk kering. Batuk biasanya berlangsung sekitar beberapa hari setelah sakit dan berlangsung selama sekitar empat atau lima hari.</p>

RIZKY CHANDRA.png

Nampak petugas sedang mengambil sampel tes PCR acak untuk sejumlah pedagang di pasar anyar Kota Tangerang, Rabu 5 Januari 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia    

Antisipasi Omicron Di Lingkungan Pasar - Panji 2.jpg

Waspada! Inilah Gejala yang Biasa Dialami Pasien Omicron