IDHAM.png

JAKARTA - Harga Bitcoin sempat mencetak rekor tertinggi intraday di level US$97.900 pada Jumat, 2 Mei 2025, namun mengalami penurunan sebesar 3,47% dalam tiga hari terakhir. Hingga Rabu, 6 Mei 2025 pukul 13.20 WIB, harga BTC terpantau berada di kisaran US$96.500. Meski begitu, dukungan dari investor institusional melalui ETF Bitcoin spot dinilai masih sangat kuat.Berdasarkan data dari SoSoValue, arus masuk dana ke 12 ETF Bitcoin spot periode 28 April hingga 2 Mei 2025 tercatat mencapai US$1,81 miliar. Ini melanjutkan tren positif dari minggu sebelumnya yang bahkan menyentuh angka US$3 miliar.Pandji Yudha, Financial Expert Ajaib Kripto, menjelaskan bahwa tingginya inflow ini menandakan bahwa kepercayaan investor institusional terhadap Bitcoin sebagai aset jangka panjang terus menguat.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/emiten-bumn-tambang-terbelah-di-kuartal-i-2025-antm-melesat-lainnya-goyang">Emiten BUMN Tambang Terbelah di Kuartal I-2025: ANTM Melesat, Lainnya Goyang</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/kuartal-i-2025-smra-terhimpit-beban-keuangan-dan-arus-kas-negatif">Kuartal I-2025, SMRA Terhimpit Beban Keuangan dan Arus Kas Negatif</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/telat-bayar-paylater-sehari-nana-mirdad-mangkel-perilaku-debt-collector">Telat Bayar Paylater Sehari, Nana Mirdad Mangkel Perilaku Debt Collector</a></li></ul>“Arus masuk ke ETF menjadi penanda penting bahwa investor institusional melihat Bitcoin sebagai lindung nilai dan instrumen jangka panjang yang kian sah di mata pasar global,” ujar Pandji melalui hasil riset yang diterima TrenAsia, dikutip Rabu, 7 Mei 2025.Total aset yang dikelola oleh ETF Bitcoin saat ini bahkan telah mencapai US$113,15 miliar, atau sekitar 5,87% dari total kapitalisasi pasar Bitcoin. Angka ini menunjukkan pencapaian luar biasa sejak ETF Bitcoin mulai diperdagangkan pada 11 Januari 2025 lalu.Mei Tidak Selalu Suram: Kinerja Historis Bitcoin Cenderung PositifBulan Mei sering dianggap sebagai bulan yang penuh tantangan bagi pasar saham. Namun, berbeda halnya dengan Bitcoin. Berdasarkan data historis dari Coinglass, rata-rata kinerja Bitcoin pada bulan Mei dari tahun 2013 hingga 2024 mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,40%. Bahkan, pada Mei 2024 lalu, BTC ditutup menguat hingga 11,07%.Pandji menilai bahwa tren musiman pada bulan Mei justru bisa menjadi peluang akumulasi bagi investor kripto.“Tren musiman Mei tidak selalu berarti negatif bagi Bitcoin, bulan ini justru bisa menjadi peluang akumulasi, didorong arus masuk ke ETF dan potensi pemotongan suku bunga pada FOMC Juni 2025,” jelasnya.Secara teknikal, Bitcoin kini sedang menguji resistensi penting di level US$95.000. Jika mampu menembus dan bertahan di atas level tersebut, target jangka pendek BTC diproyeksikan akan berada di kisaran psikologis US$100.000. Namun jika gagal, Bitcoin berpotensi terkoreksi ke area support di US$85.000.Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/kripto-bisa-jadi-strategi-efisien-pajak-dan-pembayaran-internasional-bagi-pelaku-usaha">Kripto Bisa Jadi Strategi Efisien Pajak dan Pembayaran Internasional bagi Pelaku Usaha</a>Faktor Makroekonomi dan Regulasi AS Jadi Katalis Pasar Minggu IniMinggu ini menjadi salah satu pekan tersibuk bagi pasar kripto, dengan berbagai katalis penting yang diperkirakan dapat menggerakkan harga. Salah satunya adalah laporan dari Departemen Keuangan Amerika Serikat yang dijadwalkan rilis pada 5 Mei. Laporan ini membahas kemungkinan pembentukan cadangan Bitcoin nasional (Strategic Bitcoin Reserve), sejalan dengan perintah eksekutif Presiden Donald Trump yang ditandatangani pada 6 Maret lalu.Meskipun isi laporan belum tentu dipublikasikan, wacana ini memiliki dampak signifikan. Jika pemerintah AS mulai secara resmi mengakumulasi Bitcoin sebagai cadangan nasional, langkah tersebut bisa diikuti oleh negara-negara lain.“Langkah semacam ini berpotensi mengukuhkan legitimasi Bitcoin di kancah global sebagai aset strategis, bukan hanya untuk investor tetapi juga bagi negara,” kata Pandji.Di sisi lain, ekonomi Amerika Serikat menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I-2025 mengalami kontraksi sebesar 0,3%—penurunan pertama dalam tiga tahun terakhir. Hal ini menjadi sorotan menjelang rapat penting Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung pada 6–7 Mei.Pasar memperkirakan bahwa suku bunga akan tetap bertahan di kisaran 4,25%–4,5%. Namun Presiden Trump diketahui terus mendorong pemangkasan suku bunga untuk memperkuat likuiditas pasar. Jika FOMC memberikan kejutan dengan memutuskan pemangkasan, kemungkinan besar pasar kripto akan menyambutnya dengan reli besar.Pembaruan Ethereum Pectra Jadi Sumber Volatilitas TambahanSelain faktor Bitcoin, aset kripto lainnya juga sedang menghadapi dinamika besar. Pada 7 Mei 2025, jaringan Ethereum dijadwalkan mengaktifkan pembaruan besar yang dikenal dengan nama Pectra. Pembaruan ini mencakup 11 peningkatan utama, termasuk peningkatan aksesibilitas dompet dan perubahan besar dalam batas staking per node dari 32 ETH menjadi 2.048 ETH.Pembaruan ini diperkirakan akan meningkatkan partisipasi jaringan, tetapi juga bisa menciptakan volatilitas harga dalam jangka pendek. Pasar akan menyesuaikan diri terhadap perubahan struktural ini, baik dari sisi teknis maupun dari sisi strategi investor.Satu lagi indikator penting yang akan dirilis minggu ini adalah data klaim pengangguran awal (initial jobless claims) dari AS. Angka ini menjadi salah satu indikator utama kesehatan pasar tenaga kerja. Jika data menunjukkan peningkatan jumlah klaim, maka hal itu bisa menjadi sinyal perlambatan ekonomi. Sebaliknya, jika klaim turun, pasar akan merespons positif sebagai tanda ketahanan ekonomi.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/kampanye-unik-jepang-dalam-mengedukasi-turis-asing-tentang-etika">Kampanye Unik Jepang dalam Mengedukasi Turis Asing tentang Etika</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/kontradiksi-angka-kemiskinan-ri-versi-bank-dunia-dan-bps">Kontradiksi Angka Kemiskinan RI Versi Bank Dunia dan BPS</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/contoh-pidato-hari-pendidikan-nasional-2025">Contoh Pidato Hari Pendidikan Nasional 2025</a></li></ul>Kesimpulan: Bitcoin Masih dalam Jalur Bullish Jangka MenengahMeskipun harga Bitcoin mengalami koreksi dalam beberapa hari terakhir, fundamental pasar kripto masih menunjukkan kekuatan yang solid. Arus dana institusional, potensi perubahan kebijakan moneter, serta adopsi oleh negara menjadi faktor-faktor utama yang menjaga prospek bullish untuk Bitcoin dan aset kripto lainnya.“Secara teknikal dan fundamental, peluang melanjutkan tren bullish masih terbuka,” tutup Pandji Yudha.Dengan sentimen pasar yang dipenuhi katalis penting minggu ini, investor disarankan untuk tetap waspada namun tidak panik. Peluang tetap terbuka lebar, terutama jika support dan resistensi utama pada harga Bitcoin dapat dikendalikan dengan baik.

Ilustrasi Trading Bitcoin / Pixabay.com

bitcoin-3134829_1920

Harga Bitcoin sempat mencetak rekor tertinggi intraday di level US$97.900 pada Jumat, 2 Mei 2025, namun mengalami penurunan sebesar 3,47% dalam tiga hari terakhir. Hingga Rabu, 6 Mei 2025 pukul 13.20 WIB, harga BTC terpantau berada di kisaran US$96.500. Meski begitu, dukungan dari investor institusional melalui ETF Bitcoin spot dinilai masih sangat kuat.

Harga Emas Hari Ini

Volatilitas Bitcoin Meningkat, Inflow Investor Institusional Justru Pecahkan Rekor Baru