JAKARTA &#8211; Ekonom meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk berhati-hati dalam pengelolaan utang luar negeri (ULN). 



Bank Indonesia (BI) mencatat posisi <a href="https://www.trenasia.com/pemerintah-kian-kencang-swasta-melambat-utang-luar-negeri-tembus-us4175-miliar/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">utang luar negeri </a>(ULN) hingga Januari 2021 tembus US$420,7 miliar setara Rp6.065 triliun (kurs Rp14.418 per dolar Amerika Serikat).



Ekonomi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Fitri Hastuti mengatakan pemerintah memiliki beban ganda dalam pengalokasian Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) tahun ini. 


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/tandingi-telkomsel-dan-indosat-smartfren-segera-luncurkan-jaringan-5g/">Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/bangga-48-ton-produk-tempe-olahan-ukm-indonesia-dinikmati-masyarakat-jepang/">Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang</a></li>
</ul>


Hal ini terjadi ketika beban pembiayaan program vaksinasi COVID-19 dan sektor kesehatan lain berbarengan dengan dikucurkannya insentif bagi dunia usaha.



Dia mengingatkan pemerintah mesti berhati-hati menempatkan pos insentif pemulihan ekonomi nasional, termasuk dari suntikan dana utang. Fitri pun menekankan pemulihan ekonomi bisa segera dicapai bila pemerintah bisa menekan berkurangnya pengangguran pada tahun ini.



“Pengelolaannya harus sangat hati hati. Untuk di dunia usaha, saya melihat human capital memegang peran sangat penting. Ini menjadi tantangan pemerintah agar sumber daya manusia tidak semakin banyak yang kehilangan lapaknya (pekerjaan), itu harus ditanggulangi. Apalagi banyak masyarakat yang bekerja di luar sektor perekonomian formal,” katanya kepada TrenAsia.com, Senin, 15 Maret 2021.



BI mencatat posisi <a href="https://www.trenasia.com/pemerintah-kian-kencang-swasta-melambat-utang-luar-negeri-tembus-us4175-miliar/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">ULN</a> hingga Januari 2021 tembus US$420,7 miliar setara Rp6.065 triliun. Nilai utang tersebut tumbuh 2,6% dari bulan sebelumnya. Namun pertumbuhan ULN melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang naik 3,4% year on year (yoy).



Posisi ULN Januari terdiri dari sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$213,6 miliar dan <a href="https://www.trenasia.com/?search=ULN%20sektor%20swasta" target="_blank" rel="noreferrer noopener">ULN sektor swasta </a>(termasuk BUMN) sebesar US$207,1 miliar. (SKO)

me.jpg

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

sri-mulyani

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) hingga Januari 2021 tembus US$420,7 miliar setara Rp6.065 triliun (kurs Rp14.418 per dolar Amerika Serikat).

Rekomendasi

Utang RI Tembus Rp6.065 Triliun, Ekonom Ingatkan Sri Mulyani Hati-Hati