JAKARTA – <a href="https://www.trenasia.com/perkuat-portofolio-bisnis-pp-properti-gencar-jual-aset/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">PT PP Properti Tbk </a>(PPRO) berencana meminta pinjaman dana tunai dari induk usaha, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) untuk melunasi utangnya yang senilai Rp4 triliun.



“Transaksi pinjaman untuk memenuhi sebagian kewajiban jatuh tempo tahun 2021-2022, di antaranya pokok Bank, SKBDN (surat kredit berdokumen dalam negeri), obligasi, dan MTN (medium-term notes),” tulis manajemen PPRO dalam keterbukaan informasi <a href="https://www.trenasia.com/banyak-insentif-pp-properti-optimistis-menatap-hari-esok/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">Bursa Efek Indonesia </a>(BEI), Selasa, 4 Mei 2021.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ptpp-hingga-mei-2021-raih-kontrak-baru-rp67-triliun/">PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/rilis-rapid-fire-mnc-studios-milik-hary-tanoe-gandeng-pengembang-game-korea/">Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea</a></li>
</ul>


PPRO memiliki total utang jatuh tempo pada 2021-2022 senilai Rp4 triliun. Rp2,56 triliun merupakan utang obligasi, Rp800 miliar utang MTN, Rp492,5 miliar utang SKBDN, dan Rp150 miliar utang Bank.



Rencana peminjaman kepada induk usaha ini menjadi rencana cadangan perusahaan jika usaha asset recycling dan refinancing dengan penerbitan sisa PUB II tidak terealisasi.



Berdasarkan perjanjian pendahuluan pada 25 Maret 2021 lalu, <a href="https://www.trenasia.com/pp-properti-terbitkan-surat-utang-obligasi-rp300-miliar/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">PTPP </a>memberikan nilai plafon pinjaman sebesar Rp4 triliun atau 88,02% dari ekuitas PP Properti per 31 Desember 2020. PTPP sendiri tercatat sebagai pemegang saham utama PPRO dengan porsi kepemilikan saham 64,96%.



Pencairan pinjaman ini akan dilaksanakan secara bertahap. Tahap pertama pencairan pinjaman akan dilakukan pada 2021 dengan nilai sekitar Rp3,14 triliun. Tahap kedua akan dilakukan pada kuartal I-2022 dengan nilai Rp862 miliar.



Bunga pinjaman ini disepakati sebesar 9,5% per tahun dan memiliki jangka waktu untuk periode 3 tahun dari masing-masing pencairan pinjaman.



Atas biaya yang timbul dari proses pengajuan pinjaman ini, PTPP memberikan beban provisi kepada PPRO sebesar 0,5% atas nilai pinjaman dan dibayarkan pada saat pencairan awal pinjaman.



Adapun, pencairan pinjaman ini harus melalui persetujuan dari para pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Independen (RUPS Independen). RUPS Independen ini direncanakan akan berlangsung pada Rabu, 5 Mei 2021.

IMG20210608094926 (1)-min.jpg

Superblock Grand Kamala Lagoon yang berisi residensial, apartemen, mall, dan perkantoran, milik PT PP Properti Tbk (PPRO) / Dok. Perseroan

grand-kamala-lagoon-pp-properti-2

PT PP Properti Tbk (PPRO) berencana meminta pinjaman dana tunai dari induk usaha, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) untuk melunasi utangnya yang senilai Rp4 triliun.

Rekomendasi

Untuk Lunasi Utang Rp4 Triliun, PP Properti Minta Pinjaman ke Induk Perusahaan