JAKARTA – Perusahaan <a href="https://www.trenasia.com/ppkm-darurat-tekan-permintaan-semen-ini-proyeksi-kinerja-indocement/?search=start+up" target="_blank" rel="noreferrer noopener">start up</a> Sampangan asal Indonesia berhasil menjuarai SEED Low Carbon Awards (SEED Awards) 2021 atas teknologi karbonisasi.



Teknologi yang ditemukan oleh Muhammad Fauzal Rizki pada 2019 ini mampu mengubah limbah menjadi pupuk organik dan biodisinfektan.



“Proses pengubahan sampah tersebut akan digunakan lagi dalam ekonomi sirkular sehingga membantu pebisnis maupun masyarakat luas dalam mengelola sampah mereka,” mengutip Antara, Rabu, 14 Juli 2021.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/modernland-realty-mdln-raup-marketing-sales-rp341-miliar-pada-kuartal-i-2021/">Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/waskita-karya-raih-kontrak-pembangunan-jalan-perbatasan-ri-malaysia-rp225-miliar/">Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/pengelola-hypermart-mppa-berpotensi-meraih-rp67085-miliar-lewat-private-placement/">Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement</a></li>
</ul>


Karbonisasi sendiri berhasil mengolah 62.500 ton sampah campuran sehingga menghasilkan 528 ton pupuk organi dan 400.000 liter biodisinfektan.



Adapun limbah yang digunakan dari sektor pertanian ini diklaim mampu meningkatkan keuntungan petani hingga 40%. Di samping itu, teknologi ini juga bisa memperbaiki sanitasi dan kesehatan masyarakat.



Diketahui, pengelolaan sampah di Indonesia memang menjadi persoalan pelik yang masih sulit dituntaskan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (<a href="https://www.trenasia.com/?search=KLHK" target="_blank" rel="noreferrer noopener">KLHK</a>) melaporkan, total produksi sampah nasional pada 2020 mencapai 67,8 juta ton.



Secara rata-rata, kurang lebih 185 juta ton sampah dihasilkan setiap hari. Artinya, dari total 270 juta penduduk Indonesia, masing-masing individu menghasilkan 0,68 kilogram (kg) sampah per hari.



Padahal, selain memicu bencana alam dan berdampak pada kesehatan, sampah yang tidak dikelola dengan baik juga berpotensi mencemari lingkungan dan menimbulkan kerugian ekonomi.



<h6>Instalasi PSEL Berbasis Teknologi</h6>



Belum lama ini, Presiden Joko Widodo juga meresmikan instalasi Pengolah Sampah Energi Listrik (PSEL) berbasis teknologi ramah lingkungan atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (<a href="https://www.trenasia.com/pln-manfaatkan-olahan-sampah-untuk-pembangkit-listrik/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">PLTSa</a>) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya, Jawa Timur.&nbsp;



Surabaya menjadi kota pertama yang berhasil mengoperasikan PLTSa. Total investasi dari pembangunan proyek ini mencapai US$54,2 juta atau setara Rp758,8 miliar (asumsi kurs Rp14.000 per dolar Amerika Serikat). Targetnya, sampah yang diolah untuk<a href="https://www.trenasia.com/presiden-joko-widodo-bahwa-pendidikan-itu-haruslah-memerdekakan-manusia/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">&nbsp;PLTSa Gasifikasi</a>&nbsp;ini bisa mencapai 1.000 ton per hari.



Terkait hal ini, pemerintah setempat bekerja sama dengan PT Sumber Organik. Hasilnya, dihasilkan listrik sebesar 11 Mega Watt (MW), terdiri atas dua MW dari&nbsp;landfill gas power plant&nbsp;dan sembilan MW dari gasifikasi&nbsp;power plant&nbsp;Adapun tarif listrik dari PLTSa&nbsp;landfill gas,&nbsp;yakni Rp1.250/kWh, sedangkan PLTSa gasifikasi sebesar US$13,35 sen/kWh.

WhatsApp Image 2021-07-16 at 09.29.50.jpeg

Tumpukan sampah yang menutupi permukaan air di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa, 22 September 2020. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mencatat total 888 ton sampah menumpuk di Pintu Air Manggarai yang terbawa dari aliran Sungai Ciliwung. Jumlah petugas yang dikerahkan adalah 20 orang dengan total armada 20 unit dan tiga jenis alat berat yang digunakan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

sampah-pintu-air-manggarai

JAKARTA – Perusahaan start up Sampangan asal Indonesia berhasil menjuarai SEED Low Carbon Awards (SEED Awards) 2021 atas teknologi karbonisasi. Teknologi yang ditemukan oleh Muhammad Fauzal Rizki pada 2019 ini mampu mengubah limbah menjadi pupuk organik dan biodisinfektan. “Proses pengubahan sampah tersebut akan digunakan lagi dalam ekonomi sirkular sehingga membantu pebisnis maupun masyarakat luas dalam [&hellip;]

Rekomendasi

Temukan Teknologi Karbonisasi untuk Pengolahan Sampah, Start Up Asal Indonesia Raih SEED Awards 2021