JAKARTA &#8211; Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Indonesia dinilai bisa menjadi solusi untuk memenuhi target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sampai dengan 23 persen pada 2025.



&#8220;PLTS atap tak perlu tempat yang luas, bisa memanfaatkan atap-atap bangunan,&#8221; kata Head of Business Solution SUN Energy, I Made Aditya Suryawidya, sebagai salah satu pemasok PLTS atap di Indonesia Sabtu 20 Maret 2021.



Menurut Aditya, PLTS sangat efektif diterapkan di kota padat penduduk seperti DKI Jakarta dengan memanfaatkan lantai paling atas bangunan termasuk di kantor-kantor pemerintahan untuk menghemat penggunaan listrik.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ptpp-hingga-mei-2021-raih-kontrak-baru-rp67-triliun/">PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/rilis-rapid-fire-mnc-studios-milik-hary-tanoe-gandeng-pengembang-game-korea/">Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea</a></li>
</ul>


Selain teknologinya yang relatif lebih mudah untuk diimplementasikan di segala area, penggunaan PLTS atap secara berkesinambungan juga sejalan dengan program mitigasi perubahan iklim dengan penerapan teknologi ramah lingkungan yang rendah emisi karbon, urai Aditya.



“Program penanggulangan dampak perubahan iklim dari Pemerintah Indonesia sudah sangat serius, salah satunya melalui target pencapaian bauran Energi Terbarukan pada 2025 melalui Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN). Pasokan matahari yang konsisten hadir setiap hari serta penerapan yang tidak memerlukan lahan terlalu luas, menjadikan PLTS Atap sebagai satu sektor industri yang terus didorong untuk berkembang,” katanya.



Aditya mengatakan perkembangan penggunaan penggunaan PLTS Atap sangat pesat beberapa tahun terakhir ini. Sudah ada sekitar 3.007 pelanggan PLTS dengan kapasitas 21,404 MWp, yang sebagian besar menggunakan PLTS Atap.



Penggunaan PLTS Atap di sektor industri dan perumahan secara bertahap diprediksi akan terus meningkat. &nbsp;“Terlebih sekarang, permintaan energi listrik sangat tinggi karena sebagian besar kegiatan belajar, bekerja dan bisnis dilakukan dari rumah. Masyarakat sudah sangat tergantung kepada pasokan energi listrik dan internet dalam kegiatan sehari-harinya,&#8221; katanya.



Dia mencontohkan salah satunya melalui Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA), masyarakat dan para pemangku kepentingan didorong untuk mulai menggunakan PLTS Atap terutama dalam usaha mengurangi pengeluaran dari penggunaan energi sehari-hari di masing-masing bangunan.



Aditya menawarkan investasi di awal Rp0 bagi semua pihak, baik itu instansi, perusahaan atau perumahan yang akan dipasang PLTS Atap. Semua biaya riset sampai pemasangan ditanggung oleh SUN Energy.



&#8220;Apabila sudah terpasang, akan terjadi penghematan pembayaran listrik PLN sekitar 30 persen. Yang penting pasang saja dulu,” tutup I Made Aditya Suryawidya.

AMIRUDDIN ZUHRI.png

plts-atap

JAKARTA &#8211; Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Indonesia dinilai bisa menjadi solusi untuk memenuhi target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sampai dengan 23 persen pada 2025. &#8220;PLTS atap tak perlu tempat yang luas, bisa memanfaatkan atap-atap bangunan,&#8221; kata Head of Business Solution SUN Energy, I Made Aditya Suryawidya, sebagai salah satu pemasok [&hellip;]

Rekomendasi

Target Bauran EBT 23 Persen, PLTS Atap Bisa Jadi Solusi