JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menunjukkan ketahanan kinerja di tengah tekanan makroekonomi sepanjang kuartal I-2025. Strategi baru yang menyeimbangkan pertumbuhan dan efisiensi mulai membuahkan hasil. Alih-alih ekspansi agresif, GOTO kini mengutamakan monetisasi dan manajemen biaya sebagai poros utama keberlanjutan.BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya mencatat, pada kuartal pertama 2025, GOTO mencatatkan nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) inti sebesar Rp83,2 triliun. Angka ini naik 5% secara kuartalan (qoq) dan melesat 54,4% secara tahunan (yoy). Lonjakan tersebut terutama ditopang kinerja GoTo Financial (GTF) dan momentum program Gopay Hadiah THR.Portofolio pinjaman GTF tumbuh signifikan menjadi Rp5,7 triliun, naik 10% qoq dan 108% yoy. Meskipun tingkat kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) meningkat tipis sebesar 70 basis poin menjadi 1,1%, angka tersebut masih dalam batas wajar. EBITDA yang disesuaikan dari GTF pun melonjak menjadi Rp47 miliar, tumbuh 235% qoq.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/plus-minus-pengalihan-impor-bbm-dari-singapura-ke-as">Plus-Minus Pengalihan Impor BBM dari Singapura ke AS</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/prakiraan-cuaca-besok-dan-hari-ini-13-mei-2025-untuk-wilayah-dki-jakarta">Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 13 Mei 2025 untuk Wilayah DKI Jakarta</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/setelah-mma-taliban-kini-haramkan-catur-karena-dianggap-judi">Setelah MMA, Taliban Kini Haramkan Catur karena Dianggap Judi</a></li></ul>Sementara itu, unit layanan on-demand service (ODS) mencatatkan penurunan GTV sebesar 7,9% qoq akibat pola musiman. Namun secara tahunan, GTV ODS tetap tumbuh 17,1%. GOTO kini mengalihkan fokus dari sekadar volume transaksi ke strategi monetisasi melalui produk langganan dan layanan premium.Strategi tersebut mulai berdampak terhadap efisiensi operasional, khususnya dalam menurunkan biaya variabel dan insentif serta memperkuat margin kontribusi. “Pendekatan ini memungkinkan GOTO menurunkan biaya variabel dan insentif, serta meningkatkan margin kontribusi,” tulis analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis dan Kafi Ananta, dalam risetnya dikutip pada Selasa, 13 Mei 2025.&nbsp;Di sisi biaya, GOTO berhasil menjaga kenaikan opex hanya sebesar 3,4% qoq. Hal ini berkontribusi terhadap peningkatan EBITDA ODS yang disesuaikan menjadi Rp314 miliar, tumbuh 17,6% qoq dan 89,2% yoy. Kombinasi ODS, GTF, dan e-commerce menghasilkan EBITDA disesuaikan sebesar Rp393 miliar.Capaian tersebut setara 23% dari target EBITDA GOTO sepanjang 2025 yang dipatok sebesar Rp1,7 triliun. Panduan EBITDA tahunan juga telah dikonfirmasi ulang oleh manajemen, yaitu di kisaran Rp1,4–1,6 triliun. Artinya, GOTO berada di jalur yang sesuai dengan ekspektasi pasar.Dalam konteks persaingan, GOTO dinilai memiliki pendekatan yang lebih adaptif dibanding Grab yang masih fokus pada pertumbuhan. Grab bahkan baru-baru ini menaikkan estimasi EBITDA 2025 sebesar 3,3% tanpa revisi target pendapatan, indikasi awal pengurangan strategi bakar uang.Dengan keseimbangan strategi antara pertumbuhan dan efisiensi, BRI Danareksa Sekuritas menilai saham GOTO layak mendapatkan valuasi premium. Saat ini, price-to-sales (P/S) ratio GOTO berada di level 4,7 kali. “Kami mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp110 berdasarkan metode sum of the parts,” tulis Niko dan Kafi.Kendati demikian, risiko tetap membayangi. Ketidakpastian ekonomi makro dan rumor merger dengan Grab bisa menjadi faktor penentu arah pergerakan saham GOTO dalam jangka menengah. Namun, sejauh ini, strategi seimbang GOTO terbukti menjaga kinerja tetap stabil dan progresif.

AMIRUDDIN ZUHRI.png

Wakil Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Immanuel Ebenezer didampingi Head og Region Gojek Gede Manggala saat berdiskusi dengan mitra driver dalam acara kopdar di Kantor Gojek Kemang Timur, Selasa 10 Desember 2024. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia

Wamenaker Kopdar Gojek - Panji 5.jpg

Meskipun tingkat kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) meningkat tipis sebesar 70 basis poin menjadi 1,1%, angka tersebut masih dalam batas wajar. EBITDA yang disesuaikan dari GTF pun melonjak menjadi Rp47 miliar, tumbuh 235% qoq.

Harga Emas Hari Ini

Strategi Seimbang Jadi Jurus GOTO Menjaga Valuasi di Tengah Tekanan Makro