JAKARTA – Pemerintah meminta para eksportir tuna kalengan untuk meningkatkan penjualan ke Spanyol. Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan Otoritas Spanyol yang menghentikan pengawasan intensif terhadap salah satu eksportir asal Indonesia, PT Toba Surimi.



Diketahui, sebelumnya&nbsp; unit&nbsp; kerja&nbsp; di&nbsp; bawah&nbsp; Kementerian&nbsp; Kesehatan&nbsp; Spanyol atau Ministerio de Sanidad telah menyampaikan keputusan ini kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Madrid pada 6 Mei lalu.



Dalam pengawasan, Otoritas Spanyol tidak menemukan kandungan histamin yang melewati ambang batas dalam dua tahun terakhir.



“Jadi, produk ikan tuna kalengan dari eksportir yang masuk wilayah Spanyol tidak perlu lagi melewati proses pengawasan khusus,” ujar Plt. Dirjen&nbsp;&nbsp; Perdagangan&nbsp;&nbsp; Luar&nbsp;&nbsp; Negeri Kementerian&nbsp;&nbsp; Perdagangan Indrasari&nbsp;&nbsp; Wisnu&nbsp;&nbsp; Wardhana dalam keterangan resmi, Senin, 31 Mei 2021.



Menurutnya, keputusan&nbsp; ini&nbsp; penting&nbsp; bagi&nbsp; kredibilitas&nbsp; produksi&nbsp; ikan&nbsp; kalengan&nbsp; Indonesia&nbsp; di&nbsp; mata internasional. Ia pun berharap, eksportir Indonesia semakin memacu kinerja ke depannya.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ptpp-hingga-mei-2021-raih-kontrak-baru-rp67-triliun/">PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/rilis-rapid-fire-mnc-studios-milik-hary-tanoe-gandeng-pengembang-game-korea/">Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea</a></li>
</ul>


Sepanjang tahun lalu, impor&nbsp; produk&nbsp; tuna&nbsp; kalengan&nbsp; dengan&nbsp; HS 1604.14&nbsp; dari&nbsp; Indonesia&nbsp; sendiri mengalami penurunan. Dari semula US$10,27 juta pada 2019 menjadi&nbsp; US$7,84&nbsp; juta.



Atase Perdagangan RI Madrid Novita Sari juga mengatakan,lepasnya salah satu produk Indonesia dari pengawasan&nbsp; intensif&nbsp; di&nbsp; Spanyol&nbsp; dapat&nbsp; dilihat&nbsp; sebagai&nbsp; peluang&nbsp; bagi&nbsp; eksportir&nbsp; dan&nbsp; produsen&nbsp; ikan kalengan di Indonesia.



“Perlu melirik pasar di negara tersebut dan menunjukkan bahwa&nbsp; produk&nbsp; ikan&nbsp; kalengan&nbsp; Indonesia&nbsp; sangat&nbsp; baik dikonsumsi,” kata dia.



Di&nbsp; sisi&nbsp; lain,&nbsp; pengawasan yang terjadi sebelumnya juga menjadi peringatan tersendiri bagi eksportir Indonesia lainnya untuk mengikuti aturan yang berlaku.



“Kami berharap, dihentikannya pengawasan intensif ini akan menjadi penyemangat bagi eksportir Indonesia&nbsp; untuk&nbsp; meningkatkan&nbsp; ekspor&nbsp; produk&nbsp; ikan&nbsp; tuna&nbsp; kalengan&nbsp; ke&nbsp; Spanyol,” tambahnya.



Adapun selama  masa  pengawasan,  tuna  kalengan  Indonesia  harus  melalui  sejumlah  tahapan, seperti pengambilan   sampel   produk, analisis   histamin sistematis, imobilisasi barang impor, dan pemberian opini berdasarkan hasil analisis. (RCS)

WhatsApp Image 2021-07-16 at 09.29.50.jpeg

Presiden Joko Widodo menyaksikan secara virtual ekspor perdana di Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat / Facebook @jokowi

patimban-jokowi

Pemerintah meminta para eksportir tuna kalengan untuk meningkatkan penjualan ke Spanyol. Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan Otoritas Spanyol yang menghentikan pengawasan intensif terhadap salah satu eksportir asal Indonesia, PT Toba Surimi.

Rekomendasi

Spanyol Hentikan Pengawasan Produk Tuna Kalengan dari Indonesia, Eksportir Digenjot Pacu Kinerja