20 April 2022 19:30 WIB
Penulis: Ananda Astri Dianka
Editor: Rizky C. Septania
JAKARTA – Emiten pengolahan petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) meluncurkan resin yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan alat suntik, Trilene RI20HC02.
Perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu menjelaskan, resin berjenis Polypropylene ini dapat mendukung program pemerintah dalam percepatan vaksinasi dan booster COVID-19 di Indonesia.
“Kami sangat senang dapat berkontribusi mendukung pemenuhan standar alat kesehatan yang juga dapat membantu program vaksinasi pemerintah,” kata General Manager Technical Service and Product Development TPIA, Supriyanto dalam keterangan pers, Rabu 20 April 2022.
- Wah! Total Pengeluaran APBN Per Maret 2022 Mencapai Rp490,6 Triliun
- BNI Salurkan Kredit UMKM untuk Diaspora Indonesia Senilai Rp2,49 Triliun pada 2021
- Mantap! Indonesia Kantongi Investasi Baterai Kendaraan Listrik Rp215 Triliun dari China dan Korsel
Apalagi, tambah Supriyanto, aplikasi perangkat medis Tanah Air selama ini masih didominasi oleh produk impor. Oleh karenanya, perusahaan berharap Trilene RI20HC02 membantu memenuhi kebutuhan alat kesehatan dalam negeri sekaligus mendorong subtitusi impor dengan memperbesar tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Supriyanto melanjutkan, Trilene RI20HC02 telah lolos pengujian biokompabilitas alat medis dan tersertifikasi sesuai dengan standar ISO 10993. Dengan demikian, resin ini aman digunakan sebagai aplikasi perangkat alat medis karena telah diuji keseuaiannya dalam mengelola risiko biologis.
“Perangkat alat kesehatan ini juga telah dipastikan tidak memiliki efek fisiologis yang berpotensi membahayakan bagi manusia,” imbuh dia.
Selain bersertifikasi medis, Trilene RI20HC02 disebut memiliki daya tahan terhadap gamma irradiation, sekaligus memenuhi standar daya serap UV.
Menurut Japanese Pharmacopoeia, Trilene RI20HC02 yang memiliki tingkat kebeningan yang baik juga cocok untuk digunakan pada aplikasi wadah transparan serta aplikasi general injection lainnya.
“Telah menjadi komitmen Chandra Asri untuk mengembangkan industri petrokimia nasional guna mendukung pemerintah dalam menciptakan kemandirian sektor industri dalam negeri,” ujar Supriyanto.
Salah satunya dengan menghadirkan kompleks petrokimia kedua berskala global, CAP2. Beroperasinya CAP2 nanti akan melontarkan kapasitas produksi Chandra Asri dari 4,7juta ton menjadi 8,9juta ton per tahun.
Sebagai informasi, anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini berhasil mencetak laba bersih tiga kali lipat sepanjang 2021 sebesar US$152,12 juta atau Rp2,18 triliun (kurs Rp14.326 per dolar AS). Besaran tersebut naik 195% dari perolehan pada 2020 yakni US$51,35 juta.