JAKARTA &#8211; Sinyal pertanda <a href="https://www.trenasia.com/susul-45-negara-lain-sri-mulyani-pastikan-ekonomi-indonesia-resmi-masuk-jurang-resesi/">ekonomi Indonesia masuk ke jurang resesi kian nyata</a>. Dalam hitungan hari atau kurang dari sepekan menuju akhir September 2020, pemerintah akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020.



Jika ekonomi kembali negatif atau terkontraksi, maka <a href="https://www.trenasia.com/duh-ojk-dan-sri-mulyani-kompak-ramal-indonesia-masuk-resesi-ekonomi-susul-44-negara-lain/">Indonesia resmi menyusul sejumlah negara yang telah lebih dulu masuk jurang resesi</a>. Pasalnya, pada kuartal II-2020 ekonomi Indonesia tercatat negatif 5,32% secara tahunan.



Pertumbuhan ekonomi tidak negatif di tengah pandemi COVID-19 sangat sulit dibendung. Dampak dari pandemi ini juga telah &#8220;menginfeksi&#8221; ekonomi ratusan negara di dunia.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ptpp-hingga-mei-2021-raih-kontrak-baru-rp67-triliun/">PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/rilis-rapid-fire-mnc-studios-milik-hary-tanoe-gandeng-pengembang-game-korea/">Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/anies-baswedan-tunggu-titah-jokowi-untuk-tarik-rem-darurat-hingga-lockdown/">Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ipo-akhir-juni-2021-era-graharealty-dapat-kode-saham-ipac/">IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC</a></li>
</ul>


Arah bahwa ekonomi Indonesia masuk resesi, dilontarkan <a href="https://www.trenasia.com/jurus-sri-mulyani-bawa-ri-selamat-dari-jurang-resesi-ekonomi/">Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati</a>. Pemerintah merevisi proyeksi ekonomi pada kuartal III-2020 berada di kisaran minus 2,9% hingga minus 1,1%. Angka tersebut lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi awalnya, yakni sebesar minus 2,1% hingga 0%.



Ekonomi RI sepanjang 2020 diperkirakan minus 1,7% hingga minus 0,6%, revisi dari sebelumnya 1,1% hingga positif 0,2%. Pertumbuhan ekonomi akan masuk resesi, juga disebutkan oleh sejumlah ekonom.



Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah memperkirakan ekonomi akan terkontraksi 2%-4%.



Resesi tidak terelakkan karena dalam situasi pandemi ini sangat sulit untuk mendorong konsumsi dan investasi kembali ke arah normal.



Saat ini yang penting bagaimana <a href="https://www.trenasia.com/tips-bagi-umkm-hadapi-resesi-dan-pandemi-kuartal-terakhir-2020/">menanggulangi pandemi, menangani kesehatan masyarakat, ekonomi, dan dunia usaha</a>, bisa bergerak meski terbatas.



Momok resesi, juga diungkapkan Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad dengan prediksi ekonomi minus 1,3%-1,7%.



Daya beli masyarakat harus ditingkatkan demikian juga konsumsi rumah tangga, dengan mempercepat penyaluran bantuan sosial (bansos) tunai ke masyarakat yang ujungnya bisa memberi kontribusi kepada perekonomian.



<figure class="wp-block-image size-large"><img data-attachment-id="36908" data-permalink="https://www.trenasia.com/industri-tekstil-melemah-7/" data-orig-file="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Industri-Tekstil-Melemah-7.jpg?fit=2048%2C1365&amp;ssl=1" data-orig-size="2048,1365" data-comments-opened="1" data-image-meta="{&quot;aperture&quot;:&quot;10&quot;,&quot;credit&quot;:&quot;trenasia&quot;,&quot;camera&quot;:&quot;X-T20&quot;,&quot;caption&quot;:&quot;Pembeli memilih produk kain di Pasar Tekstil Cipadu, Tangerang, Banten, Kamis, 17 September 2020. Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta mengatakan, penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total DKI Jakarta akan berdampak pada penyerapan produksi tekstil hulu maupun hilir dan berpotensi kehilangan pendapatan US$ 3 miliar per bulan.\u00a0Foto:Ismail Pohan\/TrenAsia&quot;,&quot;created_timestamp&quot;:&quot;1600252520&quot;,&quot;copyright&quot;:&quot;@ismailpohan&quot;,&quot;focal_length&quot;:&quot;35&quot;,&quot;iso&quot;:&quot;200&quot;,&quot;shutter_speed&quot;:&quot;0.00625&quot;,&quot;title&quot;:&quot;&quot;,&quot;orientation&quot;:&quot;1&quot;}" data-image-title="Industri Tekstil Melemah" data-image-description="&lt;p&gt;Pembeli memilih produk kain di Pasar Tekstil Cipadu, Tangerang, Banten, Kamis, 17 September 2020. Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta mengatakan, penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total DKI Jakarta akan berdampak pada penyerapan produksi tekstil hulu maupun hilir dan berpotensi kehilangan pendapatan US$ 3 miliar per bulan. Foto:Ismail Pohan/TrenAsia&lt;/p&gt;
" data-medium-file="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Industri-Tekstil-Melemah-7.jpg?fit=300%2C200&amp;ssl=1" data-large-file="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Industri-Tekstil-Melemah-7.jpg?fit=1024%2C683&amp;ssl=1" loading="lazy" width="1024" height="683" src="https://i1.wp.com/www.trenasia.com/wp-content/uploads/2020/09/Industri-Tekstil-Melemah-7-1024x683.jpg?resize=1024%2C683&#038;ssl=1" alt="" class="wp-image-36908" srcset="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Industri-Tekstil-Melemah-7.jpg?resize=1024%2C683&amp;ssl=1 1024w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Industri-Tekstil-Melemah-7.jpg?resize=300%2C200&amp;ssl=1 300w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Industri-Tekstil-Melemah-7.jpg?resize=768%2C512&amp;ssl=1 768w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Industri-Tekstil-Melemah-7.jpg?resize=1536%2C1024&amp;ssl=1 1536w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Industri-Tekstil-Melemah-7.jpg?resize=600%2C400&amp;ssl=1 600w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Industri-Tekstil-Melemah-7.jpg?w=2048&amp;ssl=1 2048w" sizes="(max-width: 1000px) 100vw, 1000px" data-recalc-dims="1" /><figcaption>Pembeli memilih produk kain di Pasar Tekstil Cipadu, Tangerang, Banten, Kamis, 17 September 2020. Foto:Ismail Pohan/TrenAsia</figcaption></figure>



<h4>Apa itu resesi?</h4>



Sembilan bulan sejak kasus corona pertama merebak di Wuhan, China pada akhir Desember 2019, atau tujuh bulan sejak WHO menyatakan peristiwa ini sebagai pandemi global pada Maret 2020, akibat yang ditimbulkannya semakin meluas. Lebih dari 200 negara terinfeksi Virus Corona baru (COVID-19).



Di tengah pandemi COVID-19 yang belum diketahui akan berakhir ini, jumlah negara yang masuk ke jurang resesi ekonomi 2020 terus bertambah.



Berdasarkan data Forbes yang dikutip pada Selasa, 28 September 2020, berjudul What Is a Recession? Pada 1974 ekonom Julius Shiskin mendefinisikan <a href="https://www.trenasia.com/ri-sudah-pasti-resesi-saham-bank-diobral-asing-dan-ihsg-terkulai-di-zona-merah/">resesi ekonomi ketika penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) terjadi dalam dua kuartal berturut-turut</a>.



Sementara para ahli menyatakan <a href="https://www.trenasia.com/duh-ojk-dan-sri-mulyani-kompak-ramal-indonesia-masuk-resesi-ekonomi-susul-44-negara-lain/">resesi</a> artinya ketika terjadi penurunan signifikan aktivitas ekonomi yang mengakibatkan PDB negatif, melonjaknya tingkat pengangguran, penurunan produksi, penurunan penjualan ritel, dan kontraksi di pendapatan manufaktur untuk periode waktu yang panjang.



Disebutkan, terdapat enam penyebab resesi. Pertama, guncangan ekonomi yang tiba-tiba. Wabah COVID-19 yang memukul sektor ekonomi di seluruh dunia, adalah contoh yang lebih baru dari goncangan ekonomi yang tiba-tiba.



Kedua, utang yang berlebihan. Ketika individu atau dunia usaha terlalu banyak utang, di mana biaya utang meningkat yang ujungnya bisa memicu gagal bayar sehingga bisa menyebabkan kebangkrutan ekonomi.



Ketiga, gelembung aset. Terjadi investasi berlebihan di pasar saham atau atau di sektor properti yang ketika gelembung itu meletus maka bisa menghancurkan pasar dan menyebabkan resesi.



Keempat, inflasi terlalu tinggi. Inflasi adalah tren harga yang stabil dan naik seiring waktu. Inflasi bukanlah hal yang buruk. Tetapi, inflasi yang berlebihan adalah fenomena yang berbahaya. Bank sentral mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga, dan suku bunga yang lebih tinggi menekan kegiatan ekonomi.



Kelima, terlalu banyak deflasi. Meskipun inflasi yang tak terkendali dapat menyebabkan resesi, deflasi bisa menjadi lebih buruk. Deflasi yang terlalu besar dari waktu ke waktu bisa menyebabkan tingkat upah menurun yang selanjutnya menekan harga-harga barang dan jasa.



Keenam, perubahan teknologi. Penemuan baru meningkatkan produktivitas dan membantu perekonomian dalam jangka panjang. Tetapi, mungkin ada periode jangka pendek penyesuaian terhadap terobosan teknologi.



<figure class="wp-block-image size-large"><img data-attachment-id="30837" data-permalink="https://www.trenasia.com/ihsg-ditutup-melemah/" data-orig-file="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/08/IHSG-ditutup-Melemah.jpg?fit=2000%2C1333&amp;ssl=1" data-orig-size="2000,1333" data-comments-opened="1" data-image-meta="{&quot;aperture&quot;:&quot;14&quot;,&quot;credit&quot;:&quot;&quot;,&quot;camera&quot;:&quot;X-T20&quot;,&quot;caption&quot;:&quot;Awak media mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jum&#039;at, 3 Agustus 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22 pada akhir sesi Senin (3\/8\/2020), setelah bergerak di rentang 4.928,47 - 5.157,27. Artinya, indeks sempat anjlok 4 persen dan terlempar dari zona 5.000. Risiko penurunan data perekonomian kawasan Asean termasuk Indonesia menjadi penyebab (IHSG) terkoreksi cukup dalam hari ini. Foto: Ismail pohan\/TrenAsia&quot;,&quot;created_timestamp&quot;:&quot;1596449967&quot;,&quot;copyright&quot;:&quot;&quot;,&quot;focal_length&quot;:&quot;60.7&quot;,&quot;iso&quot;:&quot;2500&quot;,&quot;shutter_speed&quot;:&quot;0.033333333333333&quot;,&quot;title&quot;:&quot;&quot;,&quot;orientation&quot;:&quot;1&quot;}" data-image-title="IHSG ditutup Melemah" data-image-description="" data-medium-file="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/08/IHSG-ditutup-Melemah.jpg?fit=300%2C200&amp;ssl=1" data-large-file="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/08/IHSG-ditutup-Melemah.jpg?fit=1024%2C682&amp;ssl=1" loading="lazy" width="1024" height="682" src="https://i0.wp.com/www.trenasia.com/wp-content/uploads/2020/08/IHSG-ditutup-Melemah-1024x682.jpg?resize=1024%2C682&#038;ssl=1" alt="" class="wp-image-30837" srcset="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/08/IHSG-ditutup-Melemah.jpg?resize=1024%2C682&amp;ssl=1 1024w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/08/IHSG-ditutup-Melemah.jpg?resize=300%2C200&amp;ssl=1 300w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/08/IHSG-ditutup-Melemah.jpg?resize=768%2C512&amp;ssl=1 768w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/08/IHSG-ditutup-Melemah.jpg?resize=1536%2C1024&amp;ssl=1 1536w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/08/IHSG-ditutup-Melemah.jpg?resize=600%2C400&amp;ssl=1 600w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/08/IHSG-ditutup-Melemah.jpg?w=2000&amp;ssl=1 2000w" sizes="(max-width: 1000px) 100vw, 1000px" data-recalc-dims="1" /><figcaption>Awak media mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</figcaption></figure>



<h4>Dampak resesi</h4>



Tanda-tanda <a href="https://www.trenasia.com/sri-mulyani-berikan-sinyal-resesi-ekonomi-dpr-jangan-panik/">ekonomi memasuki zona resesi sebenarnya sudah terlihat sejak kuartal I-2020</a> dengan pertumbuhan ekonomi lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Kemudian di saat dampak pandemi COVID-19 terkontraksi pada kuartal II dan proyeksi negatif pada kuartal III-2020.



Bagi Indonesia, dampak resesi ekonomi seperti tidak stabilnya kurs dolar Amerika Serikat (AS) akan langsung menyebabkan rupiah menjadi melemah dan akan memukul pada sektor ekspor impor Indonesia.



Dengan ketidakstabilan dolar AS mengakibatkan suku bunga juga akan meningkat, dampaknya terjadi inflasi akan tinggi.



Selain itu, minat investor langsung menurun dan diikuti pelaku pasar saham banyak keluar pasar modal.



Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan resesi ekonomi juga dapat diartikan sebagai tekanan dalam ekonomi baik pada sektor keuangan maupun sektor riil.



Dampaknya menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berlanjut dan semakin merata di hampir semua sektor usaha. Mulai dari perdagangan, transportasi, properti, hingga ke sektor industri akan melakukan efisiensi pekerja untuk tekan biaya operasional.



Hingga akhir tahun 2020, Bhima memperkirakan setidaknya akan ada 15 juta pekerja yang terkena imbas sehingga harus di-PHK oleh perusahaannya. Termasuk di antaranya startup yang namanya belakangan sedang melambung, juga akan berguguran.



Daya beli masyarakat yang menurun juga menyebabkan bertambahnya jumlah orang miskin. Sedangkan dampak sosialnya, angka kriminalitas juga meningkat.



<figure class="wp-block-image size-large"><img data-attachment-id="29263" data-permalink="https://www.trenasia.com/kemiskinan-jakarta-tertinggi-2/" data-orig-file="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/07/Kemiskinan-Jakarta-Tertinggi-2.jpg?fit=2000%2C1333&amp;ssl=1" data-orig-size="2000,1333" data-comments-opened="1" data-image-meta="{&quot;aperture&quot;:&quot;7.1&quot;,&quot;credit&quot;:&quot;&quot;,&quot;camera&quot;:&quot;X-T20&quot;,&quot;caption&quot;:&quot;Suasana pemukiman kumuh padat penduduk di bantaran Kali Tanjung Selor, Cideng, Jakarta, Senin, 20 Juli 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 26,42 juta orang per Maret 2020. Jumlah ini meningkat sebanyak 1,63 juta orang dari September 2019. Provinsi DKI juga tercatat sebagai provinsi dengan peningkatan Gini Ratio tertinggi, yaitu naik 0,008 poin per Maret 2020. Foto: Ismail Pohan\/TrenAsia&quot;,&quot;created_timestamp&quot;:&quot;1595252271&quot;,&quot;copyright&quot;:&quot;&quot;,&quot;focal_length&quot;:&quot;90.4&quot;,&quot;iso&quot;:&quot;200&quot;,&quot;shutter_speed&quot;:&quot;0.004&quot;,&quot;title&quot;:&quot;&quot;,&quot;orientation&quot;:&quot;1&quot;}" data-image-title="Kemiskinan Jakarta Tertinggi" data-image-description="&lt;p&gt;Suasana pemukiman kumuh padat penduduk di bantaran Kali Tanjung Selor, Cideng, Jakarta, Senin, 20 Juli 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 26,42 juta orang per Maret 2020. Jumlah ini meningkat sebanyak 1,63 juta orang dari September 2019. Provinsi DKI Jakarta juga tercatat sebagai provinsi dengan peningkatan Gini Ratio tertinggi, yaitu naik 0,008 poin per Maret 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia&lt;/p&gt;
" data-medium-file="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/07/Kemiskinan-Jakarta-Tertinggi-2.jpg?fit=300%2C200&amp;ssl=1" data-large-file="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/07/Kemiskinan-Jakarta-Tertinggi-2.jpg?fit=1024%2C682&amp;ssl=1" loading="lazy" width="1024" height="682" src="https://i1.wp.com/www.trenasia.com/wp-content/uploads/2020/07/Kemiskinan-Jakarta-Tertinggi-2-1024x682.jpg?resize=1024%2C682&#038;ssl=1" alt="" class="wp-image-29263" srcset="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/07/Kemiskinan-Jakarta-Tertinggi-2.jpg?resize=1024%2C682&amp;ssl=1 1024w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/07/Kemiskinan-Jakarta-Tertinggi-2.jpg?resize=300%2C200&amp;ssl=1 300w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/07/Kemiskinan-Jakarta-Tertinggi-2.jpg?resize=768%2C512&amp;ssl=1 768w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/07/Kemiskinan-Jakarta-Tertinggi-2.jpg?resize=1536%2C1024&amp;ssl=1 1536w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/07/Kemiskinan-Jakarta-Tertinggi-2.jpg?resize=600%2C400&amp;ssl=1 600w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/07/Kemiskinan-Jakarta-Tertinggi-2.jpg?w=2000&amp;ssl=1 2000w" sizes="(max-width: 1000px) 100vw, 1000px" data-recalc-dims="1" /><figcaption>Suasana pemukiman kumuh padat penduduk di bantaran Kali Tanjung Selor, Cideng, Jakarta, Senin, 20 Juli 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</figcaption></figure>



<h4>Atasi krisis</h4>



Pemerintah <a href="https://www.trenasia.com/ri-di-tepi-jurang-resesi-tapi-bukan-akhir-segalanya/">Indonesia sejak awal pandemi telah bekerja keras untuk mengatasi dampaknya terhadap kesehatan dan agar perekonomian nasional tidak tumbuh negatif</a>.



Pemerintah pun meluncurkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang mencakup bidang kesehatan, pemberian bansos, membantu UMKM, mendukung korporasi dan sektoral maupun perekonomian daerah.



Untuk penanganan COVID-19 dan stimulus mendukung Program PEN, Pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp695,2 triliun. Rinciannya, Rp87,55 triliun untuk anggaran kesehatan, perlindungan sosial Rp203,9 triliun, insentif usaha sebesar Rp120,61 triliun, menggerakkan sektor UMKM sebesar Rp123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp53,57 triliun, dan dukungan sektoral kementerian/lembaga dan Pemda sebesar Rp106,11 triliun.



Menkeu Sri Mulyani mengatakan, <a href="https://www.trenasia.com/aksi-aksi-liar-8-konglomerat-ri-saat-pandemi-dan-jelang-resesi-jual-aset-hingga-akuisisi/">tiga strategi agar Indonesia terhindari dari resesi</a> yakni akselerasi eksekusi Program PEN, memperkuat konsumsi pemerintah, dan konsumsi masyarakat.



“Strategi percepatan penyerapan untuk kuartal III-2020 menjadi kunci agar kita bisa mengurangi kontraksi ekonomi atau bahkan diharapkan bisa menghindari dari technical ressesion yaitu dua kuartal negatif berturut-turut,&#8221; kata Sri Mulyani dilansir Antara, Selasa, 29 September 2020.



Meski sejumlah kalangan ada yang memprediksi <a href="https://www.trenasia.com/ri-di-tepi-jurang-resesi-tapi-bukan-akhir-segalanya/">resesi akibat pandemi COVID-19 tidak separah dibandingkan dengan resesi yang berujung krisis pada tahun 1998 dan 2008</a>. Ketika itu krisis dipengaruhi anjloknya industri keuangan regional yang mempengaruhi ekonomi dalam negeri.



Saat ini fundamental ekonomi masih cukup kuat yang ditopang dengan kondisi perbankan yang kuat dan konsumsi masyarakat masih tetap tinggi.



Untuk itu, dalam kondisi seperti ini masyarakat sebaiknya tidak perlu panik, bagi yang berpenghasilan pas-pasan tidak boros dan diupayakan menabung untuk berjaga-jaga.



Yang terpenting adalah pemerintah telah meyakinkan masyarakat melalui berbagai jurus dan kebijakan dengan tetap mengedepankan keseimbangan penanganan kesehatan dan perekonomian. (SKO)

MAS INNO.png

Menteri Keuangan, Sri Mulyani saat hadir pada Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 September 2020. Raker tersebut membahas asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

raker-komisi-xi-dengan-mitra-kerja-7

Resesi artinya ketika terjadi penurunan signifikan aktivitas ekonomi yang mengakibatkan PDB negatif, melonjaknya tingkat pengangguran, penurunan produksi, penurunan penjualan ritel, dan kontraksi di pendapatan manufaktur untuk periode waktu yang panjang.

Rekomendasi

RI Resmi Masuk Jurang Resesi Akibat Pandemi, Bahaya Enggak Sih? Apa Bedanya dengan Krisis Ekonomi 1998 dan 2008?