RUMPI.png

JAKARTA - Isu ketidaksetaraan gender tampaknya masih langgeng dan tak kunjung lekang pada banyak keluarga di tanah air.Pada tahun 1983, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis sebuah <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/film">film pendek animasi</a> bisu berjudul “The Impossible Dream” yang menyoroti ketidaksetaraan gender dalam keluarga. Film ini diproduksi PBB berkolaborasi dengan Dagmar Doubkova dari Kratkty Films, Cekoslovakia.&nbsp;Film ini bisa menyuguhkan dengan epik fenomena ketidaksetaraan gender yang&nbsp; memprihatinkan dengan pandangan humoris yang sinis. Berdurasi 8 menit, film The Impossible Dream mengangkat masalah yang dihadapi oleh wanita di berbagai negara yaitu beban ganda dari pekerjaan penuh waktu dan menjadi seorang ibu rumah tangga.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/laba-bersih-pertamina-geothermal-naik-28-47-persen-jadi-rp-2-52-t">Laba Bersih Pertamina Geothermal Naik 28,47 Persen jadi Rp2,52 T</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/kurikulum-merdeka-proses-belajar-relevan-lapangan-pekerjaan-lebih-dekat">Kurikulum Merdeka: Proses Belajar Relevan, Lapangan Pekerjaan Lebih Dekat</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/pertamina-tahan-lagi-harga-bbm-nonsubsidi-per-1-maret-2024">Pertamina Tahan Lagi Harga BBM Nonsubsidi Per 1 Maret 2024</a></li></ul>The Impossible Dream menceritakan tentang satu keluarga yang terdiri dari ibu, ayah, seorang anak perempuan, anak laki-laki serta seorang bayi. Di dalam dinamika keseharian keluarga tersebut, terlihat jelas bagaimana ketidakadilan gender yang terjadi pada sang ibu dan sang anak perempuan yang dilihat dari beban kerja yang mereka lakukan.&nbsp;Dimulai dari pagi saat mengawali hari, sang ibu sudah sibuk memasak dan menyiapkan makanan untuk keluarga. Ibu juga membersihkan rumah, memperhatikan anak-anak, mempersiapkan perlengkapan kerja yang dibutuhkan sang ayah, yang kemudian dilanjutkan dengan mengantarkan anak-anak ke sekolah serta menitipkan bayi ke rumah neneknya.&nbsp;Belum selesai sampai disitu, tanggung jawab ibu dilanjutkan dengan bekerja di perusahaan garmen sebagai penjahit dan sepulangnya bekerja, ia masih harus melanjutkan aktivitasnya di sektor domestik saat berada di rumah.&nbsp;Begitupun sang anak perempuan yang tampak dalam video ikut membantu ibunya membersihkan rumah, menyiapkan makanan, dan menjaga adik bayinya. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan anak laki-laki yang hanya ikut sang ayah menonton TV, bermain, dan bersantai-santai.Tak berbeda jauh dengan sang anak laki-laki. Peran ayah disini digambarkan hanya tidur, menikmati secangkir minuman yang dibuatkan sang ibu, menonton TV, berangkat bekerja, makan, lalu tidur.&nbsp;Setelah rutinitas harian keluarga tersebut usai, saatnya seluruh anggota keluarga beristirahat dan tidur. Dalam tidurnya ibu ini memikirkan sebuah kehidupan dimana sang ayah dan anak laki-laki ikut bekerja dalam sektor domestik seperti membantu membersihkan rumah dan mengurus sang bayi. Sebuah mimpi yang tidak mungkin terjadi atau The Impossible Dream.&nbsp;Film ini juga menyuguhkan fenomena umum nan memprihatinkan bagaimana sang ibu sebagai perempuan telah bekerja keras di perusahaan garmen, namun upah yang didapatkannya lebih sedikit dibandingkan pekerja laki-laki.&nbsp;Film ini juga membahas gambaran tentang “upah tenaga kerja perempuan yang diberikan lebih murah/ sedikit dibanding pekerja laki-laki.”Anda dapat menyaksikan film The Impossible Dream di kanal Youtube Resmi PBB, United Nations. Film ini telah diunggah di platform YouTube mereka sejak 22 Mei 2009 silam.<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/hiburan">Kesuksesan film</a> ini membuahkan banyak penghargaan. Dikutip TrenAsia.com dari laman resmi PBB, The Impossible Dream sukses menggaet Gala Opening di International Film Festival, Rio de Janeiro, Brazil, Finalis di American Film and Video Festival, New York, USA dan mendapatkan Sertifikat di Seventh International Film Festival, Espinho, Portugal.&nbsp;Hingga saat ini, film ini masih menunjukkan pamornya di tanah air. The Impossible Dream banyak dijadikan rujukan penelitian, karya tulis, dan esai. Beberapa lembaga negara juga kerap menggunakan film ini untuk membantu sosialisasi mereka terkait kesetaraan gender dan kekerasaan di dalam rumah tangga.&nbsp;

ANANDA.png

The Impossible Dream

Film Pendek Jadul tapi Masih Relevan: The Impossible Dream 

Film ini bisa menyuguhkan dengan epik fenomena ketidaksetaraan gender yang  memprihatinkan dengan pandangan humoris yang sinis

Harga Emas Hari Ini

Rekomendasi Film Pendek Jadul tapi Masih Relevan: The Impossible Dream