JUSTINA.png

JAKARTA - WHO telah memperingatkan bahwa kasus-kasus sub varian virus COVID-19 yang pertama kali ditemukan pada akhir tahun lalu telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.&nbsp;Seperti yang dilansir dari laman The Independent, varian BA.2 telah ditandai oleh UKHSA Inggris sebagai varian yang diselidiki dan merupakan sub garis keturunan dari galur <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=omicron" download="download">Omicron</a>, BA.1 dengan data awal menunjukkan bahwa sub varian tersebut mungkin lebih menular dan lebih mampu untuk menghindari vaksin dari varian COVID-19 sebelumnya.WHO mengatakan bahwa BA.2 merupakan sub varian yang berbeda dari BA.1 di beberapa mutasi termasuk pada protein lonjakan yang kini meningkat di banyak negara.&nbsp;Namun saat ini BA.2 belum cukup menimbulkan kekhawatiran untuk diklasifikasikan sebagai varian yang mengkhawatirkan seperti halnya varian Omicron dan Delta.&nbsp;Akan tetapi BA.2 telah menyebar di banyak negara, sehingga WHO telah meminta pejabat untuk selalu memantaunya dengan cermat.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/luhut-cari-investor-bangun-pelabuhan-baru-di-batam-lebih-luas-dari-priok">Luhut Cari Investor Bangun Pelabuhan Baru di Batam Lebih Luas dari Priok</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/banking-everywhere-neobank-dan-sejarah-bank-digital-part-2">BANKING EVERYWHERE: Neobank dan Sejarah Bank Digital (Part 2)</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/jokowi-lepas-ekspor-perdana-smelter-grade-alumina-ke-china-senilai-rp-104-miliar">Jokowi Lepas Ekspor Perdana Smelter Grade Alumina ke China Senilai Rp104 Miliar</a></li></ul>Hingga Jumat lalu, varian baru ini diperkirakan sudah ada setidaknya pada 40 negara termasuk Inggris, Denmark, Singapura, India, dan Amerika Serikat.&nbsp;Di Inggris, telah terdapat sekitar 426 kasus yang telah terdeteksi sejak garis keturunan baru ini pertama kali ditetapkan pada bulan Desember.&nbsp;Meskipun angka ini mungkin tampak kecil jika dibandingkan dengan puluhan ribu kasus harian COVID-19 selama dua bulan terakhir, diperkirakan angka sebenarnya dari BA.2 akan lebih tinggi karena hanya sebagian kecil dari kasus yang diperiksa.Sementara itu, para ilmuwan di Denmark percaya lebih dari 45 persen dari semua infeksi baru di negara itu sekarang terkait dengan varian baru. Perwakilan WHO yang berada di Copenhagen menyelidiki BA.2, yang dijuluki sebagai ‘Stealth Omicron" karena terdapat perbedaan dari varian Omicron asli.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/ini-desain-rumah-yang-bakal-jadi-tren-dan-banyak-dicari-tahun-2022">Ini Desain Rumah yang Bakal Jadi Tren dan Banyak Dicari Tahun 2022</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/bri-ventures-gandeng-tokocrypto-luncurkan-blockchain-akselerator">BRI Ventures Gandeng Tokocrypto Luncurkan Blockchain Akselerator</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/mulai-konstruksi-proyek-smelter-amman-mineral-ditargetkan-selesai-2023">Mulai Konstruksi, Proyek Smelter Amman Mineral Ditargetkan Selesai 2023</a></li></ul>Meskipun demikian, para ahli tampaknya masih tidak percaya varian baru akan menyebabkan gelombang besar infeksi lainnya. Laporan awal di Denmark menunjukkan bahwa sub varian tersebut tampaknya tidak lebih mematikan daripada induknya (Omicron), hanya lebih menular.&nbsp;

RIZKY CHANDRA.png

Ilustrasi bvirus Covid-19/Foto: Pixabay

Virus Covid-19

WHO Peringatkan Kasus Sub Varian Omicron Telah Meningkat di Banyak Negara