JAKARTA - Akses terhadap jasa keuangan formal di Indonesia terus mengalami peningkatan meski ada pandemi COVID-19 sejak 2020. Otoritas Jasa Keuangan (<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/ojk">OJK</a>) melaporkan 76% masyarakat telah menerima akses jasa keuangan formal pada 2021.Hal ini sejalan dengan target Presiden <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tag/jokowi">Jokowi</a> yang ingin inklusi keuangan di Indonesia mencapai 90% pada 2024.&nbsp; Target ini pun tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor&nbsp; 114 tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif.Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara mengatakan pandemi COVID-19 rupanya memberikan kesempatan untuk memberikan edukasi keuangan lebih efektif.&nbsp;“Sejak adanya pandemi, Kami switching ke online dan ternyata efisien bisa menjangkau ribuan masyarakat. Edukasi keuangan di OJK sudah sampai 1000 kegiatan sampai saat ini, sangat banyak dan bisa menjangkau lebih banyak orang di berbagai daerah sekali waktu,” ujar Tirta dalam diskusi virtual, Selasa, 28 September 2021.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/rumah-tapak-di-jabodetabek-masih-diminati-wilayah-tengah-kota-jadi-favorit">Rumah Tapak di Jabodetabek Masih Diminati, Wilayah Tengah Kota Jadi Favorit</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/pembelajaran-tatap-muka-terbatas-capai-40-persen">Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Capai 40 Persen</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/bukan-cuma-bri-agro-dan-bank-fama-grab-juga-merapat-ke-sejumlah-bank-ini">Bukan Cuma BRI Agro dan Bank Fama, Grab Juga Merapat ke Sejumlah Bank Ini</a><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/rumah-tapak-di-jabodetabek-masih-diminati-wilayah-tengah-kota-jadi-favorit">Rumah Tapak di Jabodetabek Masih Diminati, Wilayah Tengah Kota Jadi Favorit</a></li></ul>Tidak sendiri, OJK juga memberi mandat pelaku industri keuangan untuk turut serta memberikan edukasi inklusi keuangan. Tirta bilang pelaku industri perbankan wajib memberikan edukasi keuangan pada nasabahnya minimal satu kali setahun.&nbsp;Dirinya menargetkan di akhir 2021, target inklusi keuangan bisa mencapai 81%. Kendati demikian, pandemi COVID-19 memberikan tantangan bagi OJK untuk menjangkau daerah yang memiliki penetrasi internet rendah.&nbsp;Dalam mengatasi masalah itu, OJK mengandalkan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk menjangkau masyarakat di daerah. Dalam roadmap TPAKD, inklusi keuangan terutama akan didorong pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah, masyarakat di daerah tertinggal, perbatasan, dan pulau-pulau terluar, serta masyarakat yang selama ini menggunakan layanan keuangan nonformal.&nbsp;“TPKAD ini yang kami kerahkan untuk menjangkau masyarakat agar literasi dan akses keuangan formal semakin meningkat,” ujar Tirta.Penguatan juga dilakukan dengan dukungan dari otoritas moneter, Bank Indonesia (BI). Tirta menyebut adanya Rasio Pembiayaan Inklusi Makroprudensial (RPIM) yang digagas BI memberikan kesempatan lebih bagi pelaku usaha ultra mikro yang sebelumnya tidak mendapat akses layanan keuangan.&nbsp;“Segmen ultra mikro harus kami layani, RPIM ini saya kira semakin mendukung adanya inklusi keuangan,” jelas Tirta.Seperti diketahui, &nbsp;BI mendorong pelaku industri perbankan untuk memenuhi rasio kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 20% pada 2022, 25% pada 2023, dan puncaknya 30% pada 2024.<h4>Bidik Lebih Banyak Pelajar&nbsp;</h4>Selain segmen UMKM dan ultra mikro, inklusi keuangan coba dibudayakan OJK dengan memperkuat akses keuangan sejak di bangku sekolah. Tirta menyebut jumlah pelajar yang telah memiliki rekening mencapai 26 juta akun atau 50% dari keseluruhan pelajar di Indonesia.&nbsp;Jumlahnya telah bertambah menjadi 40,8 juta rekening atau 63,14% dari total pelajar di Indonesia dengan total nominal tabungan sebesar Rp26,30 triliun.&nbsp; Di tahun ini, Tirta menargetkan 70% pelajar Indonesia telah memiliki rekening tabungan. Caranya, otoritas pengawas meluncurkan program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar).&nbsp;&nbsp;Program ini merupakan implementasi dari Keputusan Presiden (Keppres) nomor 26 tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung. Sementara itu, Executive Director Persatuan Bank Nasional (Perbanas) Dana Afriza membeberkan budaya menabung sejak di bangku sekolah merupakan langkah penting untuk membiasakan mendapat akses keuangan yang aman serta legal.“Menabung ini sudah menjadi keharusan, budaya menabung ini harus sudah ditanam sejak di bagku sekolah agar ketika sudah dewasa sudah mengakar,” papar Dana dalam kesempatan yang sama

me.jpg

RIZKY CHANDRA.png

Petugas keamanan berjaga dengan latar belakang logo beberapa perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Rabu 10 Juni 2020. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Maret 2020 nilai aset asuransi jiwa mengalami penurunan secara tahun berjalan maupun secara tahunan sedangkan asuransi umum justru tumbuh, industri asuransi jiwa mencatatkan total aset Rp 529,2 trilun atau menurun 10,4 % (ytd) dari Desember 2019 senilai Rp 590,7 triliun. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

aset-asuransi-jiwa-2

Pandemi Tidak Menyurutkan Upaya Peningkatan Inklusi Keuangan 

Pandemi Tidak Menyurutkan Upaya Peningkatan Inklusi Keuangan&nbsp;JAKARTA - Akses terhadap jasa keuangan formal di Indonesia terus mengalami peningkatan meski a