ENDE- <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> adalah pulau yang indah. Dari namanya saja, sudah diketahui betapa pulau ini sangat eksotik. Keindahnnya bahkn menjadikannya salh satu deatinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi selain Bali.Menyimpan berbagai pesona yang memanjakan wisatawan, ternyata ada hal yang menarik untuk dibahas dari Flores. Baik alam, a<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/mulai-hari-ini-google-blokir-aplikasi-miliknya-di-ponsel-android-versi-lama-cek-daftarnya">Mulai Hari Ini! Google Blokir Aplikasi Miliknya di Ponsel Android Versi Lama, Cek Daftarnya</a><ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/pengamat-maritim-ungkap-3-kriteria-dirut-pelindo-baru-siapa-sosok-yang-tepat">Pengamat Maritim Ungkap 3 Kriteria Dirut Pelindo Baru, Siapa Sosok yang Tepat?</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/pemerintah-siapkan-relawan-untuk-penguatan-disiplin-prokes-pada-pon-papua">Pemerintah Siapkan Relawan untuk Penguatan Disiplin Prokes pada PON Papua</a>, hingga manusianya.</li></ul>Nama <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> berasal dari kata bahasa Portugis, flores, yang artinya tanjung bunga. Dari akar kata itu, <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> akhirnya juga disebut Nusa Bunga atau Pulau Bunga.Nama <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> secara resmi dipakai pada zaman penjajahan Belanda, yaitu tahun 1636 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Hendrik Brouwer.&nbsp;Sebelum invansi bangsa Eropa ke <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a>, masyarakat setempat menyebut pulau ini dengan Nusa Nipa atau pulau ular.Baca Juga: Re-imagine Bikon Llewut Museum di Ledalero&nbsp;Pemberian nama itu merujuk pada bentuk pulau mungil di selatan Indonesia ini yang mirip ular. Dimana bentuk tubuh pulau ini mengecil dari barat ke timur.Di ujung barat, tubuh pulau <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> umumnya lebih besar, dan makin ke timur, bentuknya makin kecil, lalu melengkung seperti ekor ular.Jika lebih teliti, sebetulnya bentuk pulau <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> lebih mirip kalajengking, yang memiliki kepala besar dan ekor kecil dan melengkung ke samping.<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> memiliki luas sekitar 14.300 km persegi, berada persis di perbatasan laut denga Pulau Sumbawa, NTB.Terlalu indah untuk melukiskan keindahan alam di pulau <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a>. Salah satunya adalah keindahan alam di Labuan Bajo dan Danau Kelimutu di Kabupaten Ende. Dua destinasi wisata ini selalu menjadi target para pelancong internasional ke NTT.Selain itu, ada banyak destinasi wisata <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/menarik">menarik</a> lainnya yang tak kalah eksotik.Selain alam yang indah, <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> memiliki kekayaan budaya dan bahasa yang luar biasa. Hampir tiap kabupaten, kecamatan dan desa di <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> memiliki tradisi, budaya dan bahasa yang berbeda-beda.Baca Juga: Komodo Betina Bisa Bertelur Tanpa ‘Sentuhan’ Pejanaatan. Simak Beberapa Fakta Unik Lainnya.Kekayaan budaya di <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> bisa terungkap dari banyak rumah adat dan tenun ikat yang tersebar di seluruh wilayah <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a>.Tenun ikat bukan hanya simbol kebudayaan, tapi memiliki makna yang luar biasa bagi kehidupan masyarakat <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a>.Tenun ikat jika dikenakan akan merepresentasikan kegagahan, keanggunan, keberanian, dan kewibawaan seorang perempuan dan laki-laki <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a>.Ini yang membuat <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> makin epik untuk dikisahkan dalam kata-kata.Sementara, topografi alamnya berbukit-bukit dengan sedikit wilayah dataran di daerah pantai. Dataran terluas ada di Mbay, ibukota Kabupaten Nagekeo.Mbay sendiri direncanakan akan menjadi ibukota Provinsi <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> suatu saat nanti.Kondisi topografi yang berbukit-bukit dan curam tak jarang membuat pelancong dari daerah lain seperti Jawa tertantang jika ingin berwisata ke <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a>.Selain itu, meski berupa daerah bukit, alam <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> cukup subur untuk pertanian dan perkebunan. Kopi terbaik di Indonesia dihasilkan dari dua daerah di <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a>, yaitu Manggarai dan Bajawa di Ngada.Selain kopi, <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> juga adalah penghasil komoditi seperti cengkeh, kemiri, coklat, jambu mete, dan aneka rempah-rempah.<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> janganlah dibayangkan seperti Jawa, Kalimantan atau Sumatra, dimana kamu bisa menikmati hamparan savana yang luas atau jalan yang rata dan mulus.Di <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a>, kamu akan tertantang untuk melewati jalanan yang menanjak, atau berkelok-kelok, dan menurun tajam.Tidak juga seperti Jawa atau Sumatra, <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> tidak memiliki banyak makanan khas yang bisa dijadikan oleh-oleh ketiak kamu selesai menghabiskan waktu liburan di sana.Yang bisa kamu dapatkan untuk jadi oleh-oleh hanyalah kompiang dari Manggarai, atau arak (moke) dari Bajawa dan Maumere.Jarang kamu menemukan makanan khas di <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a>. Bukan karena tidak ada yang khas, tapi lebih karena minimnya kreativitas dan inovasi masyarakat untuk mengolah makanan lokal secara modern.Di <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> Timur, kamu mungkin menemukan Jagung Bose, tapi itu tidak bisa kamu bawa sebagai oleh-oleh. Kamu hanya bisa makan di tempat di mana kamu tinggal.Jagung Bose berbahan dasar jagung yang diolah bersama santan, kacang merah, dan juga kacang tanah. Bubur jagung ini biasanya dimakan dengan ikan bakar.Makanan lainnya adalah Rumpu Rampe, yakni makanan berbahan dasar bunga pepaya yang ditumis dengan bahan-bahan lainnya, seperti daun pisang, daun jambu biji, daun ubi, dan sejumlah rempah.Dan yang paling penting, secara genealogis, ras orang <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> berasal dari banyak suku bangsa. Ada yang merupakan turunan dari suku Melanesia, Melayu dan juga India.Tiap-tiap suku di <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> memiliki budaya tutur yang berbeda-beda mengenai asal-usul nenek moyang mereka.Di satu sisi, orang <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> mirip orang Papua atau Ambon, tapi di sisi lain, mereka juga mirip orang Kalimantan, Batak, dan Melayu.Di antara laki-laki dan perempuan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a>, ada yang berkulit hitam, tapi tidak hitam pekat seperti orang Papua. Kebanyakan mereka berkulit sawo matang.Tidak sedikit juga orang <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> yang berkulit putih seperti orang Jawa atau China. Bahkan wajah mereka mirip orang Jawa.Ini yang membuat kisah tentang <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.enbeindonesia.com/tag/Flores">Flores</a> dan orang-orangnya sangat kompleks dan luas untuk dinarasikan dalam tulisan. (den)<blockquote>Tulisan ini telah tayang di <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://floresku.com/read/berikut-ini-beberapa-fakta-unik-tentang-flores-alam-dan-orang-orangnya">floresku.com</a> oleh MAR pada 27 Sep 2021&nbsp;</blockquote>

RIZKY CHANDRA.png

pulau padar22.jpg

Berikut Ini Beberapa Fakta Unik Tentang Flores,  Alam dan Orang-Orangnya

Rekomendasi

Jadi Destinasi Wisata Favorit Selain Bali, Berikut Ini Fakta Unik Tentang Flores