JAKARTA – Pemerintah membutuhkan 9 juta pekerja sektor digital dalam jangka waktu 15 tahun ke depan. Jumlah tersebut diperkirakan akan memperbesar porsi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp4.434 triliun pada 2030.Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kebutuhan 9 juta talenta digital tersebut menjadi kesempatan bagi anak-anak muda yang kini mendominasi populasi.Menurut data yang tersedia, mayoritas penduduk Indonesia disumbang oleh generasi Z yang berusia 8-23 tahun. Jumlah kelompok demografi tersebut mencapai 27,94% terhadap total populasi 273 juta.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/dipimpin-zenius-ini-10-perusahaan-teknologi-dengan-pertumbuhan-karyawan-tertinggi">Dipimpin Zenius, Ini 10 Perusahaan Teknologi dengan Pertumbuhan Karyawan Tertinggi</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/menko-airlangga-harga-sawit-tembus-rekor-tertinggi-pada-november-2021">Menko Airlangga: Harga Sawit Tembus Rekor Tertinggi pada November 2021</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/ihsg-mampu-menguat-simak-6-saham-unggulan-valbury-sekuritas-hari-ini">IHSG Mampu Menguat, Simak 6 Saham Unggulan Valbury Sekuritas Hari Ini</a></li></ul>"Karakteristik anak muda yang kreatif, adaptif, dan inovatif harus terus dikembangkan agar dapat berdaya saing memasuki revolusi industri 4.0 dan ekonomi digital," ujar Airlangga dalam keterangan resmi dikutip Senin, 15 November 2021.Airlangga menerangkan pada tahun 2030, Indonesia diproyeksikan akan memasuki bonus demografi dimana angkatan kerja produktif mencapai 64% dari total penduduk.Menurut dia, industri berbasis teknologi dan digitalisasi diperkirakan akan menjadi engine of growth baru yang membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang bertalenta dan technopreneur yang berdaya saing.Generasi muda diharapkan dapat meningkatkan kemahiran digital dengan menjadi talenta-talenta digital yang sangat dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri, serta mampu memanfaatkan talenta digitalnya dan berperan sebagai job creator.Agar dapat memperoleh manfaat yang optimal dari kondisi tersebut, potensi digital harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas dan kualitas pendidikan."Pemerintah berharap agar peluang ini dapat dimanfaatkan anak-anak muda untuk mengoptimalkan kreativitas, inovasi, dan menjadi inspirasi serta menggali potensi diri untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan," ujar Airlangga.Sebelumnya, Airlangga mengatakan pemerintah terus mendukung peningkatan jumlah perusahaan rintisan berbasis teknologi (start up) yang menyerap talenta digital.Saat ini, pemerintah telah memiliki Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). Perusahaan rintisan terpilih dalam program ini akan menerima sejumlah insentif pendanaan dan pembinaan.Pemerintah, lanjut dia, juga memiliki beberapa Science Techno Park (STP) potensial yang tersebar di sejumlah daerah. STP didorong agar menghasilkan produk massal yang bernilai jual tinggi."Ini bukan lagi berperang secara fisik tetapi dengan mengedepankan ide, karakter atau kepribadian yang kuat, kritis serta positif, dan inovatif di dalam dunia baru yaitu dunia digital, artificial intelligence, crypto, cloud, dan inovasi berbasis teknologi lainnya," ungakp Ketua Umum Partai Golkar.

LAILA.png

Dorong Digitalisasi Toko Kelontong, SRC Kolaborasi dengan Pemkot Surabaya.jpg

Direktur PT SRCIS Rima Tanago (Kiri) dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (Kanan) pada acara Peluncuran Progam Sinai Kelontong Suroboyo. Kolaborasi ini merupakan wujud komitmen SRC Indonesia dan Pemerintah Kota Surabaya untuk mengembangkan toko kelontong lokal agar lebih adaptif dan inovatif. Program Sinau Kelontong Suroboyo (SKS) akan menjadi wadah pembinaan dan edukasi bagi para pelaku UMKM khususnya toko kelontong lokal agar lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi dan digitalisasi.

Pemerintah membutuhkan 9 juta talenta untuk industri digital dalam jangka waktu 15 tahun ke depan. 

Rekomendasi

Industri Digital Butuh 9 Juta Pekerja untuk Dongkrak PDB Indonesia