IDHAM.png

JAKARTA - Penyakit hepatitis akut saat ini tengah menjadi pemicu kekhawatiran baru di tengah pandemi COVID-19 yang sudah mulai mereda. Lantas, bagaimana cara penyakit ini menular?Hepatitis akut yang sedang melanda di berbagai negara diduga telah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia karena tertular penyakit ini.Kemenkes hingga saat ini masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus dan penyelidikan epidemiologi untuk memahami fenomena penyakit ini.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/seperti-close-friend-di-instagram-twitter-kini-rilis-fitur-circle">Seperti Close Friend di Instagram, Twitter Kini Rilis Fitur Circle</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/pepatah-sell-in-may-and-go-away-dalam-investasi-saham-valid-atau-tidak">Pepatah 'Sell in May and Go Away' dalam Investasi Saham, Valid atau Tidak?</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/hingga-h-2-idulfitri-kemnaker-terima-3-003-pengaduan-terkait-thr">Hingga H+2 Idulfitri, Kemnaker Terima 3.003 Pengaduan Terkait THR</a></li></ul>Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof Dr. dr. Hanifah Oswari mengatakan bahwa hepatitis akut ini diduga berasal dari Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV, dsb.Meski belum diketahui secara pasti penyebab hepatitis akut pada anak, Hanifah menyampaikan bahwa virus ini utamanya menyerang lewat saluran pencernaan dan pernafasan.Hanifah pun menyarankan agar orang tua lebih meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan, salah satunya dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.“Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” jelas Hanifah melalui keterangan tertulis, Kamis, 5 Mei 2022.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/5-startup-indonesia-yang-mendekati-status-unicorn-ruangguru-hingga-sociolla">5 Startup Indonesia yang Mendekati Status Unicorn, Ruangguru hingga Sociolla</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/jangan-sembarangan-begini-cara-pilih-minyak-goreng-yang-aman-menurut-bpom">Jangan Sembarangan! Begini Cara Pilih Minyak Goreng yang Aman Menurut BPOM</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/7-gunung-tertinggi-di-indonesia">7 Gunung Tertinggi di Indonesia</a></li></ul>Protokol kesehatan <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=covid-19">COVID-19</a> seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas pun dinilai Hanifah dapat mencegah penularan hepatitis akut.Selain itu, Hanifah menekankan bahwa pemahaman orang tua terhadap gejala awal penyakit menjadi salah satu faktor yang penting untuk mencegah dampak yang tidak diinginkan.Gejala awal penyakit <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=hepatitis+akut">hepatitis akut</a> di antaranya adalah mual, muntah, sakit perut, diare, dan terkadang disertai pula oleh demam ringan. Apabila air seni berwarna pekat seperti teh dan feses berwarna gelap, artinya gejala penyakit sudah tergolong berat.Apabila anak mengalami gejala tersebut, sebaiknya orang tua segera memeriksakan ke fasilitas kesehatan untuk diagnosis awal dan jangan sampai menunggu hingga muncul gejala kuning atau sampai penurunan kesadaran.&nbsp;

3 Pasien Anak dengan Hepatitis Akut Meninggal Dunia, Masyarakat Indonesia Diminta Waspada

Cara penularan hepatitis akut yang melanda dunia dan diduga sudah masuk ke Indonesia. 

Rekomendasi

Hepatitis Akut Diduga Sudah Masuk ke Indonesia, Begini Cara Penularannya