JAKARTA – Sejumlah valuasi <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/bei-kocok-ulang-daftar-indeks-saham-lq45-arto-dan-bris-berpotensi-masuk">saham konstituen LQ45</a> terpantau sedang murah. Setidaknya, terdapat 19 saham emiten dalam indeks tersebut yang diperdagangkan dengan rasio perbandingan harga alias price to earning ratio (P/E) di bawah nilai rata-rata emiten lainnya.Berdasarkan data yang dihimpun TrenAsia.com, nilai rata-rata atau median P/E seluruh emiten dalam <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/ekonomi-ri-bangkit-ihsg-dan-indeks-lq45-kuartal-ii-2021-diramal-melejit">indeks LQ45 </a>berkisar 22. Menariknya, saat ini banyak valuasi saham emiten LQ45 yang berada di bawah angka itu yang menandakan harga saham tersebut diperdagangan dengan harga yang murah.Misalnya saja, emiten media milik konglomerat Harry Tanoesoedibjo, PT Media Nusantara Citra Tbk (<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/periode-kuartal-ii-dan-semester-i-2021-pendapatan-dan-laba-bersih-mncn-kompak-naik">MNCN</a>) memiliki P/E dengan rasio 6. Hal ini menjadikan saham MNCN yang paling murah, di antaranya saham-saham LQ45 lainnya.Kemudian, disusul oleh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN). Ketiga saham emiten ini, masing-masing memiliki rasio P/E 8.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/hore-pedagang-eceran-di-pasar-hingga-mal-dapat-insentif-ppn">Hore, Pedagang Eceran di Pasar hingga Mal Dapat Insentif PPN</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/5-lima-perusahaan-tambang-batu-bara-dengan-cadangan-terbesar-di-indonesia">5 (lima) Perusahaan Tambang Batu Bara Dengan Cadangan Terbesar Di Indonesia</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/masuk-ekosistem-digita-gojek-bikin-saham-bank-jago-sudah-terbang-632-2-persen-sepanjang-tahun-ini">Sejak Awal Tahun ini Investor Saham Bank Jago Sudah Cuan 632,2 Persen</a></li></ul>Selanjutnya, ada <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/meski-pendapatan-naik-dua-digit-laba-bersih-gudang-garam-menguap-39-53-persen-jadi-rp-2-31-triliun">PT Gudang Garam Tbk</a> (GGRM) dan PT Indah Kiat Pulp &amp; Paper Tbk (INKP) dengan P/E masing-masing 10, serta PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan rasio perbandingan harga 11. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan P/E masing-masing 13.Lalu, P/E saham<a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/strategi-akr-corporindo-genjot-laba-di-tengah-penurunan-pendapatan"> PT AKR Corporindo Tbk </a>(AKRA) yakni 14. Sedangkan valuasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Astra International Tbk (ASII) masing-masing sebesar 15. Lalu diikuti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) serta PT HM Sampoerna dengan nilai P/E 16.Lebih lanjut, saham <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/laba-bersih-bank-mandiri-taspen-melejit-48-8-persen-pada-semester-i-2021">PT Bank Mandiri </a>(Persero) Tbk (BMRI) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) saat ini senilai 18. Sementara, saham-saham LQ45 dengan P/E 19 di antaranya PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), serta PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).Di samping itu, terdapat dua saham emiten yang memiliki P/E sama dengan nilai median. 23 saham emiten dalam daftar LQ45 masih berada di atas nilai rata-rata P/E, sisanya sebanyak tiga emiten memiliki P/E negatif alias perusahaan masih membukukan kerugian.

DREAN.png

AMIRUDDIN ZUHRI.png

Petugas keamanan berjaga di mainhall dengan latar belakang monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat 5 Juni 2020 lalu/ Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

bursa-efek-indonesia-1

Sejumlah valuasi saham konstituen LQ45 terpantau sedang murah. Setidaknya, terdapat 19 saham emiten dalam indeks tersebut yang diperdagangkan dengan rasio perbandingan harga alias price to earning ratio (P/E) di bawah nilai rata-rata emiten lainnya.

Rekomendasi

19 Saham LQ45 Ini Lagi Murah, Waktunya Investor Nyerok?