Kepulauan Karibia adalah surganya para wisatawan yang ingin menikmati suasana pantai yang indah dan tenang serta jauh dari bisingnya. Namun, salah satu pulau di Karibia ini disebutkan hampir tidak ada di peta. 



Pulau Saba, sebuah wilayah khusus seberang laut Belanda yang memiliki luas lima mil persegi ini tidak tampak di peta dunia. 



Pulau dengan pengucapan nama tidak pasti ini jarang dijadikan sebagai tujuan utama bagi para pelancong. 



Langkanya kapal pesiar dan pendeknya jalur pantai berpasir yang bersifat musiman membuat pulau ini jarang menjadi tujuan utama para turis. Kurva pasir buatan manusia di Cove Bay dapat menjelaskan mengapa Pulau Saba kurang menarik bagi turis. 



Penduduk Pulau Saba memiliki leluhur yang berasal dari Eropa, yang datang ke pulau itu pada abad ke-17. Mereka dikenal ramah dan merasa bersyukur memiliki tempat tinggal yang memiliki panorama indah itu.



Panorama alam di sana hanya dapat dinikmati oleh menggemar diving dan camping yang menyukai suasana baru di alam terbuka. 



Jika kamu adalah seorang pencari sensasi perjalanan atau hanya untuk mencari ketenangan sesaat, Saba adalah pilihan terbaik. Pemandangan pantai vulkaniknya yang mempesona bisa memanjakan matamu. 



Sesaat setelah meninggalkan Bandara Princess Julian di St. Maarten, akan terlihat bagian kepala Pulau Saba berupa gunung mirip dengan piramida raksasa. Pesawat bermesin turboprop dari maskapai Winair akan terbang langsung menuju pulau dengan gunung berapi yang sudah tidak aktif. Sepanjang mata memandang hanya kontur dataran tinggi tanpa dataran rendah terlihat. 



Pengalaman yang tak terlupakan adalah ketika pesawat meliuk tajam, di mana lanskap yang terjal terlihat memenuhi pemandangan dari jendela. Di mana pesawat sejajar dengan dinding batu yang menjulang tinggi. 



Terlihat seperti fatamorgana, sebuah landasan pacu sepanjang 1.300 kaki yang berakhir di tepi tebing tiba-tiba muncul. Landasan pacu komersial tersebut akan terlihat seperti sebuah pita panjang yang kedua ujungnya sama-sama berakhir di tepi jurang. 



Adrenalin Anda akan terpacu ketika pilot mendaratkan pesawatnya tepat di atas landasan pacu yang sangat berisiko itu. Mungkin kamu akan menahan nafas sejenak ketika pesawat meluncur di atas landasan pacu sebelum akhirnya berhenti tepat di pinggir jurang. Selanjutnya pesawat memutar balik menuju terminal Bandara Juancho E Yrausqin. 



Sesampainya di sana, kamu akan dipeluk penduduk lokal dan dianggap sebagai anggota keluarga besar di Saba. Di pulau ini akan ada lebih dari 2.000 orang yang menyambut pengunjung. 



Kamu akan mendengar teriakan para penduduk lokal jika sedang berkendara dengan jendela terbuka, “Selamat Datang di Pulau Kami”. 



Di Windwardside yang merupakan desa komersial utama, bahkan pengemudi ambulans yang sedang memulai giliran kerja akan berteriak, “Selamat pagi!” ketika melihatmu. Ketika kamu lupa uang kembalian di pasar, maka pedagang akan mengejarmu. 



Jika kamu terlihat kebingungan saat sedang berjalan-jalan, akan ada mobil yang menepi dan sang pengemudi menawarkan tumpangan ke tempat tujuan.

pulau-saba

Pulau Saba, sebuah kotamadya khusus seberang laut Belanda yang memiliki luas lima mil persegi ini tidak tampak di peta dunia. Bahkan bagi para pelancong yang berpengalaman, pulau dengan pengucapan nama yang tidak pasti (itu adalah “say-bah”) ini sering dijadikan bukan sebagai tujuan utama.

Harga Emas Hari Ini

Pulau Saba, Keindahan di Karibia