IDHAM.png

JAKARTA -&nbsp;Sepanjang periode Mei 2023 hingga Mei 2024, sektor produktif terus menjadi sorotan dalam penyaluran pinjaman melalui platform fintech peer-to-peer (P2P) f di Indonesia. Data menunjukkan adanya fluktuasi dalam jumlah penyaluran pinjaman serta porsi/persentase penyaluran ke sektor produktif terhadap total penyaluran pinjaman.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/kantor-jiwasraya-dilelang-oleh-ifg-life-bagaimana-nasib-nasabah-yang-menolak-restrukturisasi">Kantor Jiwasraya Dilelang IFG Life, Bagaimana Nasib Nasabah yang Tolak Restrukturisasi?</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/bakrie-and-brothers-bnbr-raup-rp-465-miliar-usai-lepas-10-persen-saham-emiten-ini">Bakrie &amp; Brothers (BNBR) Raup Rp465 Miliar Usai Lepas 10 Persen Saham Emiten Ini</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/asii-serap-capex-rp-12-3-triliun-di-semester-i-2024-fokus-utama-bisnis-tambang">ASII Serap Capex Rp12,3 Triliun di Semester I-2024, Fokus Utama Bisnis Tambang</a></li></ul><h3>Perkembangan Bulanan Penyaluran Pinjaman</h3><ol><li>Mei 2023: Pada bulan Mei 2023, total penyaluran pinjaman ke sektor produktif mencapai Rp7.293,27 miliar dengan persentase sebesar 37,17% dari total penyaluran pinjaman. Jumlah ini menjadi dasar untuk membandingkan perkembangan pada bulan-bulan berikutnya.</li><li>Juni 2023: Pada bulan Juni 2023, jumlah penyaluran pinjaman menurun sebesar 5,21% mtm menjadi Rp6.913,20 miliar. Meskipun demikian, persentase penyaluran ke sektor produktif sedikit meningkat menjadi 35,80% mtm. Penurunan ini mungkin disebabkan oleh faktor musiman atau penyesuaian strategi oleh pemberi pinjaman.</li><li>Juli 2023: Pada bulan Juli 2023, terjadi peningkatan jumlah penyaluran sebesar 5,06% mtm, mencapai Rp7.263,12 miliar. Persentase terhadap total pinjaman sedikit menurun menjadi 35,65% mtm, menunjukkan stabilitas dalam penyaluran ke sektor produktif meskipun ada peningkatan dalam jumlah keseluruhan.</li><li>Agustus 2023: Agustus 2023 menandai bulan dengan kenaikan signifikan sebesar 10,34% mtm, dengan jumlah penyaluran mencapai Rp8.013,98 miliar. Persentase penyaluran juga naik ke angka 39,05% mtm, mencerminkan optimisme yang tinggi di sektor produktif.</li><li>September 2023: Pada bulan September 2023, jumlah penyaluran mengalami penurunan sebesar 2,29% mtm menjadi Rp7.830,70 miliar. Persentase penyaluran menurun menjadi 37,62% mtm. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang mungkin mulai menunjukkan tanda-tanda pelambatan.</li><li>Oktober 2023: Pada bulan Oktober 2023, jumlah penyaluran mengalami kenaikan kembali sebesar 1,58% mtm menjadi Rp7.954,41 miliar. Namun, persentase penyaluran turun menjadi 35,23% mtm, yang bisa menunjukkan peningkatan dalam sektor non-produktif.</li><li>November 2023: November 2023 menunjukkan penurunan jumlah penyaluran sebesar 6,76% mtm, dengan total mencapai Rp7.416,81 miliar. Persentase penyaluran ke sektor produktif juga turun menjadi 34,08% mtm. Penurunan ini mungkin dipengaruhi oleh beragam faktor, termasuk perubahan kebijakan atau kondisi pasar yang kurang mendukung.</li><li>Desember 2023: Pada akhir tahun 2023, penyaluran pinjaman ke sektor produktif kembali menurun sebesar 3,13% mtm menjadi Rp7.184,76 miliar, dengan persentase turun ke angka 31,83% mtm. Ini menandakan adanya tantangan yang lebih besar di sektor produktif pada akhir tahun.</li></ol><ul><li>Baca Juga: <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/tren-paylater-part-3-kenaikan-pinjamannya-kalahkan-perbankan-multifinance-and-fintech">Tren Paylater (Part 3): Kenaikan Pinjamannya Kalahkan Perbankan, Multifinance, &amp; Fintech</a></li></ul><h3>Perkembangan pada Tahun 2024</h3><ol><li>Januari 2024: Memasuki tahun 2024, jumlah penyaluran pinjaman terus menurun sebesar 9,69% mtm menjadi Rp6.487,78 miliar. Persentase penyaluran ke sektor produktif juga turun menjadi 29,40% mtm, menunjukkan adanya pengurangan dalam minat atau kepercayaan terhadap sektor produktif pada awal tahun.</li><li>Februari 2024: Pada Februari 2024, penyaluran pinjaman melonjak signifikan sebesar 40,23% mtm menjadi Rp9.097,33 miliar. Persentase penyaluran ke sektor produktif juga naik tajam menjadi 43,52% mtm, menandakan pemulihan yang kuat dan keyakinan baru dalam sektor ini.</li><li>Maret 2024: Bulan Maret 2024 mencatat penurunan jumlah penyaluran sebesar 15,91% mtm menjadi Rp7.650,41 miliar, dengan persentase penyaluran sebesar 33,61% mtm. Penurunan ini menunjukkan adanya penyesuaian kembali setelah lonjakan besar pada bulan sebelumnya.</li><li>April 2024: Pada April 2024, jumlah penyaluran turun lebih lanjut sebesar 9,74% mtm menjadi Rp6.906,22 miliar, dengan persentase penyaluran sebesar 31,62% mtm. Penurunan ini menandakan adanya tantangan yang terus berlanjut dalam menjaga tingkat penyaluran pinjaman ke sektor produktif.</li><li>Mei 2024: Pada Mei 2024, penyaluran pinjaman mengalami kenaikan tipis sebesar 12,61% mtm menjadi Rp7.775,55 miliar. Namun, persentase penyaluran ke sektor produktif tetap menurun menjadi 30,61% mtm, mencerminkan tren penurunan yang berkelanjutan dalam proporsi pinjaman yang disalurkan ke sektor produktif.</li></ol>Data dari Mei 2023 hingga Mei 2024 menunjukkan adanya fluktuasi yang signifikan dalam penyaluran pinjaman ke sektor produktif.&nbsp;Meskipun ada periode peningkatan, terutama pada Agustus 2023 dan Februari 2024, tren keseluruhan menunjukkan bahwa porsi penyaluran pinjaman fintech&nbsp;P2P lending&nbsp;terus mengalami penurunan.&nbsp;Meskipun porsi penyaluran pinjaman fintech&nbsp;P2P lending masih berada dalam target yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 30%, kondisi ini menjadi perhatian utama OJK, yang kini tengah berupaya untuk meningkatkan porsi pembiayaan produktif, khususnya untuk sektor UMKM.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/proyeksi-bisnis-bumi-serpong-damai-bsde-jika-akusisi-saham-smdm">Proyeksi Bisnis Bumi Serpong Damai (BSDE) Jika Akuisisi Saham SMDM</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/pengenaan-cukai-pada-makanan-cepat-saji-dinilai-rugikan-umkm">Pengenaan Cukai pada Makanan Cepat Saji Dinilai Rugikan UMKM</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/goto-dan-tik-tok-bersinergi-soal-jasa-pengiriman-makanan-bagaimana-prospeknya">GOTO dan TikTok Bersinergi Soal Jasa Pengiriman Makanan, Bagaimana Prospeknya?</a></li></ul><h3>Target Porsi 50%-70% pada Tahun 2028</h3>Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, menyampaikan bahwa OJK telah menetapkan target ambisius untuk meningkatkan pendanaan ke sektor produktif dan UMKM hingga mencapai 50% – 70% pada tahun 2028.&nbsp;Target ini telah diatur dalam Roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri Lembaga Pembiayaan Bukan Bank dan Teknologi Informasi (LPBBTI) periode 2023 – 2028.Langkah pertama yang akan ditempuh adalah mendukung adanya relaksasi batas maksimum pembiayaan melalui regulasi.&nbsp;Relaksasi ini diharapkan dapat memberi keleluasaan bagi lembaga keuangan untuk menyalurkan lebih banyak dana ke sektor produktif dan UMKM.Kedua, OJK akan memperluas jalur distribusi penyaluran pembiayaan ke sektor produktif dan UMKM. Perluasan ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas pelaku usaha kecil dan menengah terhadap sumber pembiayaan.Selain itu, OJK juga berupaya mengoptimalkan program sinergi untuk mendorong pembiayaan di luar wilayah Jawa.&nbsp;“Optimalisasi program sinergi untuk mendorong pembiayaan ke luar Jawa,” ujar Agusman melalui jawaban tertulis, dikutip Jumat, 9 Agustus 2024.&nbsp;

AMIRUDDIN ZUHRI.png

Ilustrasi Fintech Peer to Peer (P2P) Lending alias kredit online atau pinjaman online (pinjol) yang resmi dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bukan ilegal. Ilustrator: Deva Satria/TrenAsia

Fintech P2P Lending (1).jpg

Ilustrasi Fintech Peer to Peer (P2P) Lending alias kredit online atau pinjaman online (pinjol) yang resmi dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sepanjang periode Mei 2023 hingga Mei 2024, sektor produktif terus menjadi sorotan dalam penyaluran pinjaman melalui platform fintech peer-to-peer (P2P) f di Indonesia. Data menunjukkan adanya fluktuasi dalam jumlah penyaluran pinjaman serta porsi/persentase penyaluran ke sektor produktif terhadap total penyaluran pinjaman.

Harga Emas Hari Ini

Porsi Pinjaman Fintech Lending ke UMKM Terus Susut, Jauh dari Target 4 Tahun ke Depan