
Progres pembangunan insfrastruktur jembatan Ogan, Sumatra Selatan yang menghubungkan Seksi I tol Kayu Agung–Palembang (Kramasan)–Betung telah mencapai 98%.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) memastikan pembangunan tersebut dapat mendukung kelancaran pergerakan orang dan barang atau logistik.
“Tidak hanya untuk mendukung pergerakan orang, tetapi juga meningkatkan pelayanan logistik. Kami harap pembangunan tol ini dapat selesai pada Januari 2022,” ujar Basuki dalam siaran tertulis di Jakarta, Sabtu, 2 Mei 2020.
- RI Kekurangan 1 Juta Guru, Kemendikbud Buka Skema PPPK dan CPNS
- Selama 2020, Mercedes-Benz Jual 2.226 Mobil Penumpang di Indonesia
- Lion Air Buka Rute Surabaya-Berau
- WhatsApp Tunda Batas Waktu Penerapan Kebijakan Privasi Baru
- Duh, Kanker Payudara Mulai Sasar Generasi Milenial
Menurutnya, tol yang dibangun mulai dari jembatan Ogan ini dapat memicu geliat ekonomi wilayah. Ia mencontohkan, petani mangga di Pasuruan yang bisa menghitung waktu penangangkutan komoditas.
“Sehingga saat dijual di toko, buah masih segar dengan kualitas yang lebih baik. Begitu pula dengan harga jualnya,” kata Basuki.
Sebagai informasi, jembatan Ogan dibangun dengan metode cast insitu balance cantilever dengan panjang 1,6 kilometer dan lebar bentang utama 385 meter. Sementara itu, clearance horizontal 185 meter dan clearance vertikal 16,5 meter.
Untuk nilai investasi, sebesar Rp1,2 triliun dikeluarkan oleh PT Waskita Sriwijaya Tol dengan waktu pelaksanaan yang dimulai sejak 1 Juni 2016.
Diungkapkan pengerjaan jalan tol ini telah dilakukan sesuai protokol kesehatan, seperti menjaga jarak fisik, menggunakan masker, dan menghindari kerumunan.
Sementara itu, meski pembangunan belum 100% selesai, untuk jalur Tol Trans Sumatra Seksi I Kayu Agung – Palembang (Jakabaring) sepanjang 33 kilometer dikatakan telah beroperasi tanpa tarif sejak April 2020. (SKO)