JAKARTA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menawarkan 7 proyek infrastruktur berskema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) kepada Jepang. Menurut perhitungan, total nilai ketujuh proyek tersebut mencapai US$2 miliar atau Rp28,98 triliun (dengan kurs Rp14.595 per dolar AS.&nbsp;“Sumber daya IPRO (proyek investasi yang siap ditawarkan) berasal dari feasibility study&nbsp;yang disusun oleh institusi lain atau berdasarkan riset yang dilakukan BKPM,” ujar Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan dalam Indonesia Webinar Investment Series 2021, Jumat, 16 Juli 2021.&nbsp;Proyek pertama yang ditawarkan adalah proving ground&nbsp;untuk Balai Pengujian Laik Jalan &amp; Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJKSB) di Kabupaten Bekasi. Proyek ini diperkirakan bernilai US$112,41 juta (Rp1,62 triliun).&nbsp;Hingga saat ini, proyek ini sudah masuk kajian akhir prastudi kelayakan (final business case). Proyek ini memiliki financial internal rate of return&nbsp;(FIRR) sebesar 11%&nbsp;Kedua, Kementerian Investasi/BKPM menawarkan proyek konstruksi Singkawang Airport di Singkawang, Kalimantan Barat. Sama seperti sebelumnya, proyek ini sudah berstatus final business case.&nbsp;Proyek ini diperkirakan memiliki nilai US$127,12 juta (Rp1,84 triliun) dengan net present value (NPV) sebesar US$15,38 juta (Rp222,44 miliar). Sementara itu, FIRR proyek ini diperkirakan sebesar 12,3%.&nbsp;Proyek ketiga adalah konstruksi pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) di Tangerang Selatan, Banten, yang sudah berstatus final business case. Kementerian Investasi/BKPM memperkirakan nilai proyek sebesar US$120,80 juta (Rp1,75 triliun).&nbsp;NPV dari proyek PSEL ini diperkirakan mencapai US$36,21 juta (Rp523,73 miliar) dengan FIRR sebesar 10%.&nbsp;Selanjutnya, proyek keempat adalah Jembatan Batam-Bintan dengan perkiraan nilai proyek sebesar US$1,24 miliar (Rp18,01 triliun) dan sudah final business case. NPV proyek sebesar US$3,93 juta (Rp56,84 miliar) dan FIRR 11,2%.&nbsp;Kelima, yaitu PSEL Jatiberang di Semarang dengan nilai proyek US$198,6 juta (Rp2,87 triliun) yang sudah final business case. NPV diperkirakan US$48,35 juta (Rp699,29 miliar) dan IRR sebesar 13%.&nbsp;Keenam adalah tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Piyungan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang masih dalam tahap kajian awal prastudi kelayakan (outline business case).&nbsp;&nbsp;Proyek ini diperkirakan bernilai US$121,43 juta (Rp1,76 triliun) dengan NPV sebesar US$174,1 juta (Rp2,52 triliun). IRR dari proyek ini diperkirakan sebesar 30,5%.&nbsp;Terakhir, proyek ketujuh adalah provisi untuk Kuta Integrated Utility Panel di Kabupaten Badung, Bali. Proyek sudah di tahap final business case&nbsp;dengan nilai US$79,39 juta (Rp1,15 triliun). NPV proyek ditaksir US$2,22 juta (Rp32,11 miliar) dengan IRR 11,32%.

IMG20210608094926 (1)-min.jpg

images (11).jpeg

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menawarkan 7 proyek infrastruktur berskema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) kepada Jepang.

Rekomendasi

Nilai Total Rp28,98 Triliun, Ini 7 Proyek Infrastruktur KPBU yang Ditawarkan ke Jepang