20 Mei 2023 22:00 WIB
Penulis: Debrinata Rizky
Editor: Ananda Astri Dianka
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan proses negosiasi alihkelola Blok Masela berjalan dengan alot, sebab, Shell dianggap kurang fleksibel.
Arifin mengungkapkan, seharusnya Shell lebih mengerti dan fleksibel untuk cepat meloloskan alihkelola ini. Pasalnya Shell telah banyak memanfaatkan hasil daril blok abadi tersebut.
"Masih dalam proses negosiasi, memang agak alot, karena Shell itu, ya mestinya dia lebih mengerti, sejarahnya Shell di Indonesia sudah berapa lama. Dia kan sudah memanfaatkan banyak," katanya di Kementerian ESDM pada Jumat, 19 Mei 2023.
- Alasan Ilmiah Mengapa Kita Mendapat Banyak Ide Ketika Sedang di Toilet
- Penelitian: Yoga 3 Kali Seminggu dapat Menurunkan Stres dan Meningkatkan Memori Jangka Panjang
- Lautan Suporter Sambut Arak-Arakan Timnas di Jakarta
- Sarapan Bubur Jenang Ala Bangsawan di Ndalem Katresnan Bandung
Arifin menambahkan, urgensi saat ini adalah agar Pertamina masuk ke Blok Masela untuk memacu produksi gas. Apalagi, gas dibutuhkan untuk mendukung transisi energi. Maka pemerintah saat ini berupaya mengoptimalkan potensi-potensi gas yang ada sebelum 2060. Di sisi lain, blok tersebut sempat ditawarkan-tawarkan ke internasional tapi sepi peminat.
Sebelumnya, Arifin Tasrif memastikan proses akuisisi Blok Abadi Masela oleh PT Pertamina (Persero) baru rampung pada awal Juni 2023 atau mundur dari target.
Arifin mengungkapkan, sebelumnya Pertamina telah dapat mengambil keputusan dari hasil uji tuntas (due diligence) akuisisi Blok Masela dari Shell Upstream Overseas Ltd pada April 2023. Pertamina akan menjadi mitra Inpex Corporation dalam pengelolaan Blok Masela.