JAKARTA -Remaja saat ini lebih rentan terkena skoliosis yakni kondisi di mana tulang belakang melengkung hingga membentuk huruf C bahkan huruf S. Kondisi ini sering ditemukan pada anak-anak sebelum masa pubertas (akil baligh) dengan rentang usia antara 10-15 tahun.



Skoliosis yang terjadi biasanya dalam kondisi ringan, namun akan menjadi lebih parah seiring bertambahnya usia terutama pada wanita. Bila sudah parah, maka penderitanya akan mengalami gangguan jantung, paru-paru, atau kelemahan pada tungkai.



Dr Ahmad Ramdan, SpOT(K) Dokter spesialis orthopedi tulang belakang RSUP Hasan Sadikin Bandung, mengatakan kelainan tulang belakang skoliosis sangat rentan terhadap generasi muda atau milenial. Ini karena adanya &#8216;bakat&#8217; yang dimilikinya sejak lahir.



&#8220;Umumnya, skoliosis ini akan terlihat saat mulai beranjak remaja atau pubertas atau orang muda lah barulah itu muncul. Biasanya itu didukung adanya bakat atau memang bawaannya sejak lahir,&#8221; katanya Rabu (15/1/2020).



Menurut dr Ahmad, penyebab utama Skoliosis masih belum diketahui secara pasti. Ada yang berpendapat karena genetik, gangguan pertumbuhan saat dalam kandungan, hingga karena proses hormonal.



Menurutnya penyebab yang disebut di atas hingga saat ini belum ada buktinya. Meski demikian, perlu diingat biasanya skoliosis proporsinya lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki, perbandingannya 1:4.



Sebelumnya akun Twitter @hannyfauzyalina memposting video tentang skoliosis yang diidapnya. Penyakit tersebut ternyata menjadi pengetahuan dan kewaspadaan bagi para generasi milenial. Itu karena ternyata skoliosis rentan terjadi di usia muda.

nyeri-punggung

JAKARTA &#8211; Skoliosis merupakan kondisi di mana tulang belakang melengkung hingga membentuk huruf &#8230;

Harga Emas Hari Ini

Milienal, Jagalah Tulang Belakangmu