JAKARTA- Google dan Microsoft telah melaporkan peningkatan laba sebesar dua digit. Peningkatan ini didukung investasi besar raksasa teknologi tersebut dalam bidang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).Hasil kuartalan yang diumumkan pada &nbsp;Kamis oleh induk Google, Alphabet dan Microsoft melampaui ekspektasi. Ini menjadikan&nbsp;saham mereka masing-masing menguat 11 persen dan 4 persen dalam perdagangan purna jual.Alphabet melaporkan keuntungan sebesar US$23,7 miliar atau sekitar Rp384 triliun (kurs Rp16.200) dalam tiga bulan pertama tahun ini. Meningkat&nbsp; sebesar 57 persen. Raksasa Silicon Valley ini juga mengumumkan dividen pertamanya, sebesar US$0,20 per saham.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/penjualan-emas-dan-tembaga-freeport-melonjak-di-kuartal-i-2024">Penjualan Emas dan Tembaga Freeport Melonjak di Kuartal I 2024</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/adb-prediksi-ekonomi-indonesia-tumbuh-5-persen-pada-2024-dan-2025">ADB Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen pada 2024 dan 2025</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/ojk-dorong-gen-z-mulai-melirik-asuransi">OJK Dorong Gen-Z Mulai Melirik Asuransi</a></li></ul>Kepala Google Sundar Pichai mengatakan model AI text-to-image Gemini telah membantu mendorong pendapatan perusahaan yang solid. “Kepemimpinan kami dalam penelitian dan infrastruktur AI, serta jejak produk global kami, menempatkan kami pada posisi yang baik untuk gelombang inovasi AI berikutnya,” kata Pichai.Di bagian lain Microsoft melaporkan laba kuartalan sebesar $21,93 miliar atau sekitar Rp355 triliun. Naik&nbsp;20 persen. Penguatan ini terjadi setelah rivalnya, Meta, pemilik Facebook dan Instagram, kehilangan nilai pasar sebesar US$200 miliar pada hari Rabu. Ini &nbsp;setelah CEO Mark Zuckerberg memperingatkan biaya yang lebih tinggi karena investasi pada AI.<h3>Pengawasan Ketat</h3>Pendapatan ini datang ketika Google, Microsoft, Amazon dan pemain besar lainnya di bidang AI sedang diawasi secara ketat oleh regulator di Amerika Serikat dan Eropa.Pada bulan Januari, Komisi Perdagangan Federal Amerika meluncurkan penyelidikan apakah kemitraan bernilai miliaran dolar antara Microsoft, Amazon dan Google serta perusahaan rintisan OpenAI dan Anthropic merugikan persaingan.Komisi Eropa pada bulan Maret juga membuka penyelidikan terhadap manajemen raksasa teknologi terhadap risiko yang terkait dengan AI. Termasuk deepfake yang dihasilkan komputer.

AMIRUDDIN ZUHRI.png

google.jpg

Hasil kuartalan yang diumumkan pada  Kamis oleh induk Google, Alphabet dan Microsoft melampaui ekspektasi. 

Rekomendasi

Microsoft dan Google Bukukan Kenaikan Laba Dua Digit