JAKARTA - Fenomena tribalisme bukanlah hasil dari kreasi tunggal individu, melainkan mencerminkan kecenderungan alamiah manusia untuk membentuk kelompok berdasarkan kesamaan budaya, bahasa, agama, atau asal usul etnis.&nbsp;Tribalisme, yang telah menjadi bagian sejarah manusia sejak dulu, tidak dapat diatribusikan kepada satu tokoh atau pencipta.Dalam perjalanan evolusi manusia, kecenderungan membentuk kelompok atau suku muncul sebagai mekanisme untuk melindungi diri, berbagi sumber daya, dan menjaga keamanan. Dari masyarakat primitif hingga masyarakat modern, struktur sosial yang mencerminkan tribalisme tetap konsisten.&nbsp;Fenomena ini merupakan respons alami terhadap kebutuhan manusia untuk merasa terhubung dan aman di dalam kelompok yang mereka identifikasi.Perlu dicatat bahwa tribalisme dapat memberikan manfaat atau kerugian, tergantung pada konteksnya. Di satu sisi, keberadaan kelompok membantu dalam mempertahankan identitas budaya dan menyediakan dukungan sosial. Namun, di sisi lain, tribalisme juga bisa memicu konflik dan diskriminasi terhadap kelompok yang dianggap berbeda.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/8-cara-mengoptimalkan-pemasaran-digital-dalam-menjalankan-bisnis">8 Cara Mengoptimalkan Pemasaran Digital dalam Menjalankan Bisnis</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/berburu-sensasi-baru-berikut-6-destinasi-kuliner-terkini-di-jakarta">Berburu Sensasi Baru, Berikut 6 Destinasi Kuliner Terkini di Jakarta</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/mengungkap-perbedaan-pemanasan-global-dan-perubahan-iklim">Mengungkap Perbedaan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim</a></li></ul>Tribalisme etnis adalah salah satu bentuk paling umum dari fenomena ini. Manusia cenderung membentuk ikatan erat dengan mereka yang memiliki latar belakang etnis yang sama. Hal ini dapat menghasilkan rasa solidaritas yang kuat, tetapi juga berpotensi mengakibatkan pembatasan dan ketidaksetaraan terhadap kelompok lain. Identifikasi yang kuat dengan suku atau etnis tertentu dapat memicu diskriminasi atau persaingan berlebihan untuk sumber daya dan pengakuan.Dalam konteks agama, tribalisme juga menemukan tempatnya. Identitas manusia sering berkembang sekitar kepercayaan agama tertentu, menjadi sumber persatuan atau konflik. Konflik antarbangsa yang berakar dari perbedaan agama dan keyakinan dapat melibatkan emosi mendalam yang dapat mengaburkan pemikiran rasional dan membentuk persepsi negatif terhadap kelompok lain.Tribalisme politik semakin menjadi bentuk yang umum, di mana individu mengidentifikasi diri mereka dengan partai politik atau ideologi tertentu. Hal ini menciptakan polarisasi dalam masyarakat, di mana konflik antarpartai dapat menggantikan diskusi rasional dan kerja sama. Dampaknya dapat memicu ketidakstabilan politik dan menghambat kemajuan karena fokus pada perbedaan daripada persamaan.Bentuk lain dari tribalisme dapat ditemukan dalam budaya populer, di mana kelompok penggemar mengidentifikasi diri mereka dengan produk atau hiburan tertentu. Meskipun tampak lebih ringan, hal ini dapat menciptakan pembagian antara penggemar berbeda dan meningkatkan sentimen "kami melawan mereka."

AMIRUDDIN ZUHRI.png

Tribalisme_Une.jpg

Fenomena tribalisme bukanlah hasil dari kreasi tunggal individu, melainkan mencerminkan kecenderungan alamiah manusia untuk membentuk kelompok berdasarkan kesamaan budaya, bahasa, agama, atau asal usul etnis.

Harga Emas Hari Ini

Menguak Tribalisme: Dari Kelompok Etnis hingga Budaya Populer