JAKARTA – Laporan e-Conomy SEA dari Google, Temasek, dan Bain &amp; Company memproyeksikan ekonomi digital Indonesia menjadi US$124 miliar, setara Rp1.760 triliun (asumsi kurs Rp14.195 per dolar Amerika Serikat) pada tahun 2025 mendatang.



Angka itu melesat tiga kali lipat dari proyeksi capaian tahun ini, yakni sebesar US$44 miliar atau sekitar Rp624,6 triliun. Sedangkan pada tahun 2019, nilai ekonomi digital Tanah Air sebesar US$32 miliar atau sebesar Rp454,2 triliun.



<ul><li><a href="https://www.trenasia.com/wow-tahun-pandemi-pendapatan-pasar-e-commerce-indonesia-justru-meroket-54-persen-tembus-rp452-triliun/">Wow! Tahun Pandemi, Pendapatan Pasar E-Commerce Indonesia Justru Meroket 54 Persen Tembus Rp452 Triliun</a></li></ul>



Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf mengatakan, proyeksi itu berdasarkan pada transaksi bruto (gross merchandise value/GMV) di lima sektor ekonomi digital, yakni e-commerce, ride-hailing serta pesan-antar makanan/minuman, media digital, online travel, dan financial service.



Untuk sektor e-commerce saja, pertumbuhan pendapatan di dalam negeri lompat hingga 54% pada tahun 2020 menjadi US$32 miliar atau Rp454,2 triliun. Sementara, pada tahun 2019, sektor e-commerce Indonesia mengantongi pendapatan sebesar US$21 miliar atau setara Rp298 miliar.



“Laporan tahun ini menunjukkan ekonomi digital Indonesia terus bertumbuh dua digit, dipimpin oleh e-commerce dan media online,” ujarnya dalam webinar Laporan e-Conomy SEA dari Google, Temasek, dan Bain &amp; Company, Selasa 24 November 2020.



<ul><li><a href="https://www.trenasia.com/riset-google-temasek-dan-bain-and-company-ungkap-ekonomi-digital-indonesia-bakal-tembus-rp642-triliun-di-2020/">Riset Google, Temasek, dan Bain and Company Ungkap Ekonomi Digital Indonesia Bakal Tembus Rp642 Triliun di 2020</a></li></ul>



Tak hanya disokong oleh lima sektor tersebut, sambung Randy, dua sektor lain seperti teknologi kesehatan (HealthTech), serta teknologi pendidikan (EdTech) turut mengalami pertumbuhan yang signifikan di masa pandemi COVID-19.



Pada kesempatan yang sama, Co-founder dan Managing Partners East Ventures Willson Cuaca beranggapan bahwa pandemi membawa berkah tersendiri bagi ekonomi digital, terutama di ASEAN. Akibatnya, transaksi digital di sejumlah sektor terdongkrak.



“E-commerce berkontribusi sekitar 50 persen pada seluruh transaksi industri di Asia Tenggara,” ungkapnya.



<figure class="wp-block-image size-large"><img data-attachment-id="38001" data-permalink="https://www.trenasia.com/startup-ri-makin-seksi-investor-asing-dan-taipan-rebutan-usaha-rintisan/startup-2/" data-orig-file="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Startup.jpg?fit=1025%2C600&amp;ssl=1" data-orig-size="1025,600" data-comments-opened="1" data-image-meta="{&quot;aperture&quot;:&quot;0&quot;,&quot;credit&quot;:&quot;&quot;,&quot;camera&quot;:&quot;&quot;,&quot;caption&quot;:&quot;&quot;,&quot;created_timestamp&quot;:&quot;0&quot;,&quot;copyright&quot;:&quot;&quot;,&quot;focal_length&quot;:&quot;0&quot;,&quot;iso&quot;:&quot;0&quot;,&quot;shutter_speed&quot;:&quot;0&quot;,&quot;title&quot;:&quot;&quot;,&quot;orientation&quot;:&quot;1&quot;}" data-image-title="Ilustrasi perusahaan rintisan alias startup" data-image-description="" data-medium-file="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Startup.jpg?fit=300%2C176&amp;ssl=1" data-large-file="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Startup.jpg?fit=1024%2C599&amp;ssl=1" loading="lazy" width="1025" height="600" src="https://i2.wp.com/www.trenasia.com/wp-content/uploads/2020/09/Startup.jpg?resize=1025%2C600&#038;ssl=1" alt="" class="wp-image-38001" srcset="https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Startup.jpg?w=1025&amp;ssl=1 1025w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Startup.jpg?resize=300%2C176&amp;ssl=1 300w, https://cdn.kmbmedia.id/uploads/2020/09/Startup.jpg?resize=768%2C450&amp;ssl=1 768w" sizes="(max-width: 1000px) 100vw, 1000px" data-recalc-dims="1" /><figcaption>Begitu besarnya potensi ekonomi digital di Indonesia membuat perusahaan rintisan alias startup cukup menggiurkan bagi investor lokal dan asing / Shutterstock</figcaption></figure>



<h5>Indonesia Pimpin Ekonomi Digital ASEAN</h5>



Partner and Leader Southeast Asia Private Equity Practice Bain &amp; Company, Alessandro Cannarsi menilai bahwa Indonesia menjadi pemimpin pasar ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. 



Bahkan, Nusantara diprediksi akan menjadi wilayah utama bagi pemain raksasa teknologi, khususnya di regional ASEAN.



“Perusahaan teknologi sangat siap menjadi pendorong utama inovasi digital di Indonesia. Meski masih terlalu dini untuk memastikan hasilnya, kami perkirakan pertumbuhan dan percepatan akan terus berlanjut,” imbuhnya.



<ul><li><a href="https://www.trenasia.com/startup-ri-makin-seksi-investor-asing-dan-taipan-rebutan-usaha-rintisan/">Startup RI Makin Seksi, Investor Asing dan Taipan Rebutan Usaha Rintisan</a></li></ul>



Ia juga perpendapat bahwa perlu adanya adaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat. Terutama pada perkembangan sektor layanan keuangan digital (Fintech), HealthTech, dan EdTech.



Cannarsi berpendapat bahwa pasar ekonomi digital Indonesia juga masih menarik para investor. Benar saja, pada semester I-2020, tercatat sudah ada 202 kesepakatan investasi dengan nilai sekira US$2,8 miliar setara Rp39,74 triliun.



Sepanjang tahun 2019, akumulasi total investasi ekonomi digital Indonesia mencapai US$3,2 miliar atau sekitar Rp45,42 triliun. Totalnya, terjadi dalam 355 kesepakatan investasi. (SKO)

DREAN.png

Ilustrasi pungutan pajak layanan digital hingga e-commerce / Shutterstock

pajak-digital-shutterstock

Laporan e-Conomy SEA dari Google, Temasek, dan Bain &#038; Company memproyeksikan ekonomi digital Indonesia menjadi US$124 miliar, setara Rp1.760 triliun (asumsi kurs Rp14.195 per dolar Amerika Serikat) pada tahun 2025 mendatang.

Rekomendasi

Keren! Ekonomi Digital RI 2025 Diramal Meroket Tiga Kali Lipat, Tembus Rp1.760 Triliun