JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat Proyek Strategis Nasional (PSN) pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, di Jawa Tengah.&nbsp; Percepatan infrastruktur utamanya untuk mempermudah akses kawasan, pengelolaan Sumber Daya Air (SDA), penyediaan hunian pekerja hingga pengolahan sampah. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan akan mengupayakan pemanfaatan tenaga kerja lokal dan produk dalam negeri.&nbsp; "Pembangunan kawasan industri ini merupakan pola baru karena menggunakan tanah negara dan fasilitas disediakan pemerintah, seperti jalan, air, sanitasi, dan&nbsp; perumahan sehingga investor yang datang hanya perlu membangun pabrik dan langsung beroperasi,” kata Basuki dalam keterangan tertulis, Rabu 2 Agustus.&nbsp; Untuk mendukung konektivitas, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Ditjen Bina Marga pada tahun 2020-2022 telah menyelesaikan pembangunan jalan kawasan dan akses menuju KIT Batang sepanjang 50,2 km dan 10 jembatan sepanjang 667 meter dengan total anggaran Rp1,82 triliun.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/amazon-bangun-pusat-data-di-israel-nilai-investasi-rp-108-triliun">Amazon Bangun Pusat Data di Israel, Nilai Investasi Rp108 Triliun</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/didukung-dua-hal-ini-kemenkeu-sebut-ekonomi-indonesia-2023-stabil">Didukung Dua Hal Ini, Kemenkeu Sebut Ekonomi Indonesia 2023 Stabil</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/beijing-dilanda-hujan-terlebat-dalam-140-tahun">Beijing Dilanda Hujan Terlebat Dalam 140 Tahun</a> &nbsp;</li></ul>Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana juga membangun drainase utama (bendung) KIT Batang untuk mengendalikan banjir kawasan seluas 450 hektar.&nbsp; Adapun, pengerjaannya telah dimulai pada 2021 dengan biaya APBN senilai Rp46 miliar. Selain itu, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air juga membangun penyediaan air baku yang bersumber dari Sungai Urang paket 1 dan 2 berbentuk embung/reservoir dengan kapasitas tampung sekitar 1 juta m3.&nbsp; Sumber air dari Bendung Sungai Urang dimanfaatkan untuk penyediaan air minum KIT Batang dengan membangun Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) yang dikerjakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah, Ditjen Cipta Karya.&nbsp; Dukungan infrastruktur berupa pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) berkapasitas 285 liter/detik, pekerjaan reservoir 4.500 m3, jaringan perpipaan air minum, dan bangunan pendukung.&nbsp; Proyek ini mulai dikerjakan pada 2021-2023 dengan kontraktor PT Duta Rama-PT Gala Karya (KSO) dengan nilai kontrak sekitar Rp166 miliar. Progres pekerjaan hingga Juni 2023 telah mencapai 86,7% dan ditargetkan selesai tahun ini.&nbsp; Selain penyediaan air minum, BPPW Jawa Tengah juga membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berkapasitas 18.000 m3/hari. IPAL KIT Batang terintegrasi dengan limbah domestik dari tenant yang telah dilakukan pretreatment dengan teknologi pengolahan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR).&nbsp; Pembangunan IPAL dilengkapi dengan jaringan perpipaan sepanjang 18 km menggunakan pipa HDPE berdiameter 160-500 mm dan 14 titik wetpit untuk mengalirkan air limbah secara grafitasi ke IPAL. Pembangunan IPAL mulai dikerjakan dengan biaya APBN senilai Rp344 miliar pada Desember 2021 dan progres saat ini sudah 80%.&nbsp; &nbsp;&nbsp; Infrastruktur bidang permukiman lainnya untuk mendukung pengembangan KIT Batang adalah pembangunan Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) berkapasitas 140 ton/hari.&nbsp; Guna mendukung kawasan Fase I seluas 450 hektare telah diselesaikan pembangunan 1 unit hanggar berkapasitas pengolahan 35 ton/hari beserta bangunan pendukung untuk mengolah sampah domestik dari tenant, rumah susun, dan lainnya.&nbsp; “Pengolahan di dalam TPST meliputi pengolahan organik menjadi kompos dan anorganik untuk didaur ulang. Pembangunan TPST ini sudah selesai, namun belum beroperasi karena belum ada aktivitas tenan di KIT Batang,” kata Kepala BPPW Jateng Kuswara.&nbsp; Selain itu, Kementerian PUPR juga menyediakan rumah susun (rusun) bagi pekerja sebanyak 10 tower. Pembangunan rusun ini telah selesai pada 2022 dengan biaya sekitar Rp429,2 miliar dengan tipe barak setinggi 5 lantai.&nbsp; Diharapkan dengan selesainya pembangunan rusun di lokasi yang dekat dengan tempat kerja dapat memberi nilai efisiensi tinggi bagi para pekerja di KIT Batang.

ANANDA.png

3 Fakta Menarik Tentang Mega Proyek Kawasan Industri Terpadu (KIT) di Batang

Percepatan infrastruktur utamanya untuk mempermudah akses kawasan, pengelolaan Sumber Daya Air (SDA), penyediaan hunian pekerja hingga pengolahan sampah

Rekomendasi

Kementerian PUPR Percepat Pembangunan Infrastruktur KIT Batang