Kementerian ESDM Targetkan Pensiun Dini PLTU Dimulai pada 2023

17 Desember 2022 17:17 WIB

Penulis: Debrinata Rizky

Editor: Laila Ramdhini

Kementerian ESDM Berharap Pensiun Dini PLTU dapat Berlangsung pada 2023 (bumn.go.id)

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menargetkan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dapat dimulai tahun 2023.

Arifin menjelaskan Kementerian ESDM telah membuat daftar puluhan PLTU yang berpotensi untuk dipensiunkan lebih awal lewat sejumlah skema pendanaan global secara bertahap.

“Kami berharap sih ada ya (PLTU dipadamkan tahun depan), tapi kan belum jadi tuh yang dari energy transition mechanism (ETM) atau dari Just Energy Transition Partnership (JETP),” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 16 Desember 2022.

Arifin terus berkoordinasi dengan berbagai stakeholders untuk mematangkan rencana investasi dan kerja sama dalam menjalankan program pensiun dini PLTU tersebut.

Arifin berharap dana yang sudah dikumpulkan dapat mulai digunakan pada 2023 seiring seiring dengan komitmen pengurangan  pembangkit energi fosil mendatang.

“Kami masih menindaklanjuti lebih jauh soal detil-detil apa yang harus disiapkan agar ini bisa jalan, tentu ini akan melibatkan banyak stakeholder,” tambahnya

Sekadar informasi, pemerintah sebelumnya berencana untuk menyetop operasional tiga PLTU batu bara yang telah beroperasi selama lebih 30 tahun dalam waktu dekat.

Sebelumnya, hal senada juga digaungkan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN meminta program pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara tidak bakal berdampak negatif pada pelayanan kelistrikan PLN kepada pelanggan yang mayoritas masih ditopang subsidi.

Untuk program pensiun dini PLTU mulai terlaksana lewat skema energy transition mechanism (ETM) pada PLTU Cirebon-1 dengan kapasitas 660 megawatt (MW) yang berlokasi di Jawa Barat.

Harapannya pensiun dini PLTU secara masif ke depan dapat diikuti dengan pemasangan kapasitas baru pembangkit berbasis EBT dengan daya dan harga yang relatif sama dengan pembangkit fosil tersebut.

Berita Terkait