Investasi Bangunan Tumbuh Rendah, BI Cemas Berdampak ke Pertumbuhan Ekonomi

26 Mei 2023 14:21 WIB

Penulis: Muhammad Farhan Syah

Editor: Laila Ramdhini

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) khawatir terhadap pertumbuhan investasi bangunan yang masih rendah pada kuartal I-2023. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, hal tersebut berdampak pada capaian pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Dalam Rapat Dewan Gubernur BI yang berlangsung Kamis, 25 Mei 2023, Perry mengungkapkan investasi secara keseluruhan menunjukkan pertumbuhan yang baik. Namun jika dipecah, investasi non-bangunan berada pada posisi yang positif, sementara investasi bangunan masih rendah.

"Kami meyakini triwulan II-(2023), konsumsi masih akan tetap kuat, dengan konsumsi swasta kuat, ekspor juga kuat, yang kita pantau, bagaimana investasi khusunya bangunan, apakah tetap rendah seperti triwulan 1, atau tetap tumbuh," katanya.

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi pada kuartal I-2023 mencapai 2,11% secara tahunan (year-on-year/yoy).

PMTB menunjukkan pertumbuhan yang positif pada kelompok barang modal seperti mesin dan perlengkapan, kendaraan, dan produk kekayaan intelektual. Namun, pertumbuhan investasi bangunan masih belum mencapai pada tingkat yang diharapkan.

Kontribusi sektor investasi bangunan terhadap pertumbuhan ekonomi pada periode tiga bulan pertama 2023 menempati posisi ketiga, dengan kontribusi 0,68%, dalam mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03%.

Perry Warjiyo menyatakan, pihaknya akan melakukan kajian lebih lanjut terkait dengan data-data yang masih belum konklusif, termasuk capaian kredit investasi yang menunjukkan pertumbuhan yang tinggi.

"Kami terus harus melihat data-data lagi, apakah ini akan terus terjadi pembalikan, khususnya investasi yang bangunan tadi," ungkap Perry.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Kuat

Dalam hal pertumbuhan ekonomi, BI menilai ekonomi di Tanah Air masih akan tetap kuat. Pada kuartal I-2023, pertumbuhan ekonomi sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 5,01%.

Menurunt Perry, pertumbuhan ekonomi yang positif ini didorong oleh tingginya ekspor dan meningkatnya permintaan domestik, sejalan dengan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang meningkat, serta investasi non-bangunan yang baik.

Perry menyebut, kinerja ekspor pada  April 2023 juga kuat di tengah membaiknya perekonomian global. Dengan perkembangan positif ini, pertumbuhan ekonomi RI diperkirakan tetap berada dalam kisaran 4,5-5,3% sepanjang tahun 2023.

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi tertinggi tercatat di wilayah Kalimantan dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua).

"Tercermin pada sejumlah indikator yang menunjukan pertumbuhan positif seperti penjualan eceran, ekspansi Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur, serta kenaikan keyakinan konsumen," pungkasnya.

Berita Terkait