WASHINGTON- Angkatan Udara Amerika (USAF) akhirnya mengakui uji coba senjata hipersonik &nbsp;Air-launched Rapid Response Weapon (ARRW) AGM-183A pada 13 Maret tidak berhasil. Ini menjadikan program tersebut terancam dihentikan.Sekretaris Angkatan Udara Amerika Frank Kendall di depan parlemen Selasa 28 Maret 2023 mengatakan upaya ARRW telah mengalami sedikit kesulitan dalam program pengujiannya. “Keputusan akhir tentang apakah akan melanjutkan program tersebut dapat datang sebagai bagian dari proses anggaran tahun 2025&nbsp; setelah studi tentang uji coba Maret yang gagal dan kemungkinan dua peluncuran uji coba lagi,” katanya dikutip Defense News.Apa yang disampaikan Kendall mengindikasikan AGM-183A buatan Lockheed Martin mungkin dalam bahaya. Dia mengakui pihaknya&nbsp; lebih berkomitmen untuk HACM. &nbsp;Sebuah program pembangunan rudal jelajah serangan hipersonik.Senjata hipersonik bergerak dengan kecepatan melebihi 5 Mach dan sangat bermanuver. Ini&nbsp; membuatnya sulit untuk dilacak dan ditembak jatuh. China dan Rusia telah menginvestasikan sumber daya yang cukup besar dalam mengembangkan senjata ini untuk militer mereka.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/terapkan-esg-sasar-sektor-berkelanjutan-modalku-terapkan-prinsip-esg-untuk-penilaian-kredit-umkm">Terapkan ESG, Sasar Sektor Berkelanjutan, Modalku Terapkan Prinsip ESG untuk Penilaian Kredit UMKM</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/4-lembaga-keuangan-fasilitasi-perdagangan-komoditi-dengan-prinsip-syariah">4 Lembaga Keuangan Fasilitasi Perdagangan Komoditi dengan Prinsip Syariah</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/tanpa-pesawat-ini-rudal-hipersonik-rusia-jadi-buta">Tanpa Pesawat Ini, Rudal Hipersonik Rusia Jadi Buta</a></li></ul>Beberapa anggota parlemen Amerika telah menyatakan keprihatinan bahwa negara tersebut tidak berbuat cukup untuk mengembangkan kemampuan hipersoniknya sendiri.Angkatan Udara sebelumnya mengungkapkan telah melakukan peluncuran uji coba kedua dari prototipe ARRW &nbsp;di lepas pantai California selatan awal Maret ini.Tetapi Angkatan Udara tidak mengungkapkan detail tentang tes. Mereka hanya mengatakan tes&nbsp; memenuhi beberapa tujuan.&nbsp;Bahasa itu berbeda dari pernyataan USAF pada bulan Desember tentang tes ARRW sebelumnya. Saat itu mereka mengatakan pelepasan senjata berhasil dan memenuhi semua tujuan.&nbsp;Angkatan Udara menolak berkomentar lebih lanjut tentang tes Maret. Sedangkan Kendall juga tidak merinci bagaimana tes 13 Maret gagal. Dia hanya mengatakan tidak mendapatkan data yang kami butuhkan dari tes itu.&nbsp; Pemeriksaan sedang dilaukan untuk memahami apa yang terjadi.Angkatan Udara memiliki dua prototipe ARRW lagi yang rencananya akan diuji setelah studi tentang tes yang gagal selesai. USAF mungkin harus membuat keputusan tentang nasib program tersebut setelah &nbsp;menyelesaikan analisis, dan &nbsp;dua tes tersebut.&nbsp;Angkatan Udara Amerika menerima hampir US$115 juta dalam dana penelitian, pengembangan, pengujian dan evaluasi untuk ARRW pada tahun anggaran 2023. Jumlah ini turun dari US$308 juta tahun sebelumnya.&nbsp;USAF&nbsp; telah meminta dana sebesar US$150 juta untuk ARRW pada FY24. &nbsp;Tetapi tidak ada dana pengadaan.Namun HACM menerima US$423 juta pada tahun 2023. Dan Angkatan Udara ingin membelanjakan hampir US$382 juta untuk program pada 2024. &nbsp;Kendall mengatakan HACM telah cukup berhasil. &nbsp;Rudal ini&nbsp;kompatibel dengan lebih banyak pesawat mereka. Dan itu akan memberi kami lebih banyak kemampuan tempur secara keseluruhan.

AMIRUDDIN ZUHRI.png

Bomber B-52H membawa rudal AGM-183A/Foto: USAF

b-52-arrw-183

Bomber B-52 membawa prototipe rudal hipersonik AGM-183A

Angkatan Udara Amerika akhirnya mengakui uji coba senjata hipersonik  Air-launched Rapid Response Weapon (ARRW) AGM-183A pada 13 Maret tidak berhasil.

Rekomendasi

Gagal Tes Lagi, Rudal Hipersonik Amerika di Ujung Tanduk