JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Mei mengalami surplus senilai US$2,09 miliar. Sebelumnya, pada April 2020, BPS mencatat neraca dagang justru defisit US$350 juta.



Meskipun surplus, Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan surplus tersebut kurang menggembirakan lantaran dikontribusikan dari penurunan tahunan ekspor dan impor, dengan masing-masing turun senilai 28,95% dan 42,2%.



&#8220;Semua sektor ekspor tumbuh negatif, impor turun tajam. Penurunan ini perlu diperhatikan dan diwaspadai karena akan berpengaruh besar ke pergerakan industri,” kata Suhariyanto, Senin, 15 Juni 2020.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ptpp-hingga-mei-2021-raih-kontrak-baru-rp67-triliun/">PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/rilis-rapid-fire-mnc-studios-milik-hary-tanoe-gandeng-pengembang-game-korea/">Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/anies-baswedan-tunggu-titah-jokowi-untuk-tarik-rem-darurat-hingga-lockdown/">Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ipo-akhir-juni-2021-era-graharealty-dapat-kode-saham-ipac/">IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC</a></li>
</ul>


Sepanjang Mei 2020, nilai neraca perdagangan terdiri atas ekspor senilai US$10,53 miliar dan impor US$8,44 miliar. Untuk itu, sepanjang Januari &#8211; Mei 2020, neraca perdagangan tercatat surplus US$4,1 miliar.



Apabila dibandingkan dengan April 2020, nilai impor Mei 2020 mencapai US$8,44 miliar atau turun 32,65% dibandingkan bulan sebelumnya US$12,54 miliar. Penurunan ini disebabkan penurunan impor migas sebesar 69,87% dan impor non migas turun 37,34% secara tahunan.



Sementara itu, secara bulanan, impor migas tercatat turun 23,04% dan non migas melemah 33,36%.



Data BPS juga menampilkan jika dibandingkan April 2020, penurunan impor barang produksi sebanyak 23,08%, bahan baku/ penolong turun 34,66%, sedangkan barang modal tumbuh 29,01%.



Di sisi lain, jika dibandingkan secara tahunan, barang konsumsi turun 39,38%, barang baku/ penolong turun 43,03%, dan barang modal justru turun 40%.



&#8220;Non migasnya mengalami penurunan yang cukup dalam 33,36%. Total nilai impor pada Mei 2020 kalau dibandingkan pada Mei 2019 menunjukkan pada bulan Mei 2020 ini menurun tajam sekali yaitu 42,20%. Dengan catatan impor migasnya hampir 70% sementara impor migasnya mengalami penurnan 37, 34%,&#8221; tambah dia. (SKO)

ANANDA.png

Suasana bongkar muat barang di Terminal Petikemas Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

ilustrasi-petikemas-3

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Mei mengalami surplus senilai US$2,09 miliar. Sebelumnya, pada April 2020, BPS mencatat neraca dagang justru defisit US$350 juta. Meskipun surplus, Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan surplus tersebut kurang menggembirakan lantaran dikontribusikan dari penurunan tahunan ekspor dan impor, dengan masing-masing turun senilai 28,95% dan 42,2%. &#8220;Semua sektor ekspor [&hellip;]

Rekomendasi

Ekspor-Impor Kompak Merosot, Neraca Dagang Mei Surplus US$2,09 Miliar