JAKARTA – PT <a rel="noreferrer noopener" href="https://www.trenasia.com/pertamina-butuh-us18-miliar-untuk-transisi-energi/" target="_blank">Pertamina</a> (Persero) menyatakan dukungannya dalam transisi energi dari berbasis fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT). Namun, kebutuhan pendanaan untuk transisi energi ini terbilang cukup tinggi. Nilainya bahkan ditaksir mencapai US$18 miliar atau setara Rp253,8 triliun (asumsi kurs Rp14.100 per dolar Amerika Serikat).



CEO Pertamina Subholding Power and New Renewable Energy (NRE) Heru Setiawan mengatakan, sebagian pendanaan itu nantinya bakal berasal dari kocek perseroan. Sementara sisanya, dari pihak eksternal, seperti project financing, green bond, ecofinancing, dan ekuitas dengan mengundang mitra.



Menurut dia, kebutuhan itu kian mendesak mengingat kini banyak negara-negara dunia yang telah bergerak menuju pemanfaatan energi bersih. 


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/tandingi-telkomsel-dan-indosat-smartfren-segera-luncurkan-jaringan-5g/">Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/bangga-48-ton-produk-tempe-olahan-ukm-indonesia-dinikmati-masyarakat-jepang/">Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang</a></li>
</ul>


&#8220;Tren global sekarang ini adalah masyarakat mempunyai pilihan untuk beralih dari mengonsumsi energi berbasis fosil ke energi sesuai keinginan yakni energi bersih termasuk listrik,&#8221; kata Heru dikutip laman resmi Pertamina, Selasa, 8 Desember 2020.



Ia mengungkapkan, saat ini ada beberapa faktor yang memicu percepatan proses transisi ke energi bersih. Terutama, adanya pandemi COVID-19 yang membuat pengembangan <a href="https://www.trenasia.com/dibanding-batu-bara-ebt-ternyata-ciptakan-lapangan-kerja-lebih-banyak-lho/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">EBT</a> mendapat perhatian lebih.



Selain itu, ada juga faktor pemicu transisi lainnya, seperti penurunan produksi migas nasional, isu lingkungan, dan volatilitas neraca perdagangan. Serta adanya peralihan pemanfaatan listrik seperti untuk kendaraan dan kompor hingga sumber EBT di Indonesia yang melimpah.



&#8220;Faktor-faktor itulah yang mendorong Pertamina mempercepat transisi energi. Jadi, transisi energi ini didorong dari aspek suplai maupun demand-nya,&#8221; imbuhnya.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/anies-baswedan-tunggu-titah-jokowi-untuk-tarik-rem-darurat-hingga-lockdown/">Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/cegah-ledakan-kasus-covid-19-pemerintah-geser-dan-hapus-hari-libur-nasional-ini/">Cegah Ledakan Kasus COVID-19, Pemerintah Geser dan Hapus Hari Libur Nasional Ini</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/penyaluran-kpr-flpp-btn-terbesar-tiga-bank-daerah-terbaik/">Penyaluran KPR FLPP: BTN Terbesar, Tiga Bank Daerah Terbaik</a></li>
</ul>


<h6>Portofolio EBT Pertamina</h6>



Pertamina diketahui telah melakukan insiatif transisi energi dengan mengembangkan energi terbarukan dengan target kapasitas setara 15,5 giga watt (GW). Beberapa proyek yang telah berjalan, salah satunya pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Jawa-1 berkapasitas 1.760 megawatt (MW). Lalu Proyek pembangkit panas bumi, own operation dengan kapasitas terpasang 672 MW dan joint operation 1.205 MW.



Bersama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group, Pertamina juga telah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBG) berkapasitas masing-masing 1 MW dan bersiap mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (<a rel="noreferrer noopener" href="https://www.trenasia.com/jauh-panggang-dari-api-realisasi-program-1-juta-plts-masih-rendah/" target="_blank">PLTS</a>) di Sei Mangkei, Sumatera Utara.



“Saat ini Pertamina juga sedang bersinergi dengan PT PLN dan Mind ID dalam rangka menyiapkan pengembangan baterai kendaraan listrik yang ditargetkan setara dengan kapasitas 5,1 GW,” tambah Heru.



Sementara itu, VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menuturkan, kehadiran Subholding Power &amp; NRE mempertegas komitmen Pertamina dalam pengembangan energi bersih dan ramah lingkungan.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ptpp-hingga-mei-2021-raih-kontrak-baru-rp67-triliun/">PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/rilis-rapid-fire-mnc-studios-milik-hary-tanoe-gandeng-pengembang-game-korea/">Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea</a></li>
</ul>


Dengan potensi sumber energi bersih yang berlimpah di Indonesia, ia meyakini akan lahir peluang besar untuk mendukung kemandirian energi yang lebih bersih.



“Pertamina saat ini sedang bergerak untuk menerapkan ESG Framework secara komprehensif di perusahaan, agar dapat bertahan di tengah agilitas perubahan dan dinamika lingkungan bisnis, serta menciptakan bisnis yang sustainable dan meningkatkan enterprise value dari perusahaan,” pungkasnya. (FYR)

DREAN.png

Gedung PT Pertamina (Persero). / Pertamina.com

pertamina-1

Pertamina diketahui telah melakukan insiatif transisi energi dengan mengembangkan energi baru terbarukan dengan target total kapasitas setara 15,5 giga watt (GW).

Rekomendasi

Dukung Energi Bersih, Pertamina Butuh Suntikkan Dana Rp253 Triliun