JAKARTA – Koalisi Responsi Bank meminta lembaga keuangan di Indonesia beralih ke pendanaan yang berkelanjutan alih-alih mendanai industri seperti batu bara.



Desakan ini berdasarkan hasil riset lembaga Urgewald yang berbasis di Jerman. Riset itu melaporkan enam bank nasional Indonesia masih memberi pinjaman ke perusahaan batu bara yang terdaftar pada Global Coal Exit List (GCEL)&nbsp; 2020 (Oktober 2018-Oktober 2020).



Keenam bank nasional tersebut antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kemudian, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan Indonesia Eximbank. 


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ptpp-hingga-mei-2021-raih-kontrak-baru-rp67-triliun/">PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/rilis-rapid-fire-mnc-studios-milik-hary-tanoe-gandeng-pengembang-game-korea/">Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea</a></li>
</ul>


Adapun total pinjaman yang dikucurkan keenam bank tersebut senilai US$6,29 miliar atau Rp89 triliun dengan penjaminan emisi (underwriting) sebesar US$42,64 miliar atau Rp16,6 triliun.



“Padahal saat ini dengan adanya tren pembiayaan berkelanjutan, lembaga keuangan diharapkan sudah mulai mengalihkan pendanaannya ke industri yang lebih berkelanjutan,” kata Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa Koordinator Responsi Bank AH Maftuchan dalam keterangan tertulis, Senin, 1 Maret 2021.



Ia menjelaskan banyak investor global telah mulai menyatakan tidak akan lagi membiayai batu bara baik di hulu maupun untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Hal ini karena daya rusaknya terhadap lingkungan dan menghasilkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/anies-baswedan-tunggu-titah-jokowi-untuk-tarik-rem-darurat-hingga-lockdown/">Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/cegah-ledakan-kasus-covid-19-pemerintah-geser-dan-hapus-hari-libur-nasional-ini/">Cegah Ledakan Kasus COVID-19, Pemerintah Geser dan Hapus Hari Libur Nasional Ini</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/penyaluran-kpr-flpp-btn-terbesar-tiga-bank-daerah-terbaik/">Penyaluran KPR FLPP: BTN Terbesar, Tiga Bank Daerah Terbaik</a></li>
</ul>


Akibatnya, batu bara menyebabkan kenaikan temperatur bumi dan penyebab perubahan iklim.



Maftuchan menambahkan, enam bank nasional tersebut memberi pendanaan kepada perusahaan tambang batu bara dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang juga menggunakan batu bara sebagai bahan bakar listrik.



<h6>Regulasi OJK</h6>



Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan roadmap keuangan berkelanjutan tahap II. Ekosistem yang terbentuk diharapkan memberi insentif bagi lembaga keuangan yang mulai berinvestasi di keuangan berkelanjutan.



“Bank dan lembaga penjamin perlu mulai memikirkan untuk mengurangi pembiayaan terhadap industri batubara demi melindungi bumi untuk anak cucu ke depan,” lanjut Maftuchan.



Koordinator Kampanye WALHI Dwi Sawung menyampaikan sektor batu bara masih menjadi sumber pendapatan industri keuangan Indonesia. Walaupun pernah menjadi penyumbang kredit macet atau non-performing loan (NPL) terbesar beberapa tahun lalu.



“Industri keuangan indonesia juga belum memiliki peta jalan kapan untuk mengakhiri investasi mereka di industri energi kotor batubara,” jelas Dwi.



Koordinator Nasional Publish What You Pay (PWYP) Indonesia Aryanto Nugroho mengatakan pelaksanaan dari roadmap keuangan berkelanjutan harus jelas secara teknis.



Tak sampai di situ, roadmap tersebut harusnya melibatkan sejumlah pihak yang masih memiliki ketertarikan terhadap energi fosil. Contohnya seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dewan Energi Nasional, dan lembaga terkait.



“Tujuannya agar transisi energi fosil ke energi yang lebih berkelanjutan dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi. Jika, hanya mengandalkan roadmap-nya OJK, akan sulit tercapai,” tegasnya.

ANANDA.png

Tambang batu bara PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) / Deltadunia.com

batu-bara-delta-dunia

JAKARTA – Koalisi Responsi Bank meminta lembaga keuangan di Indonesia beralih ke pendanaan yang berkelanjutan alih-alih mendanai industri seperti batu bara. Desakan ini berdasarkan hasil riset lembaga Urgewald yang berbasis di Jerman. Riset itu melaporkan enam bank nasional Indonesia masih memberi pinjaman ke perusahaan batu bara yang terdaftar pada Global Coal Exit List (GCEL) 2020 [&hellip;]

Rekomendasi

Duh, Enam Bank Nasional Royal Danai Perusahaan Batu Bara Hingga Rp89 Triliun