JAKARTA – Situs jual beli properti Lamudi.co.id mencatat permintaan properti menengah ke bawah terdampak secara negatif dengan adanya <a href="https://www.trenasia.com/?search=pandemi%20COVID-19" target="_blank" rel="noreferrer noopener">pandemi COVID-19</a>. Properti menengah ke bawah ini berada di rentang harga Rp100 juta sampai Rp500 juta per unit.



“Jika kita bicarakan dampak pandemi, yang paling terdampak memang orang-orang yang hidupnya sudah susah. Mereka susah dapat pembiayaan, seleksi bank lebih ketat, dan mereka semakin terpuruk,” ujar Direktur Utama Lamudi.co.id dalam Investor Daily Summit, Rabu, 14 Juli 2021.



Permintaan untuk properti menengah ke bawah ini terus merosot sejak 2019 menurut data Lamudi. Pada 2019, permintaan properti untuk menengah ke bawah tercatat 63,79% dari total permintaan. Pada 2020, persentase ini turun jadi 48,51% dan hingga semester I-2021 persentase ini jadi 41,52%.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/modernland-realty-mdln-raup-marketing-sales-rp341-miliar-pada-kuartal-i-2021/">Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/waskita-karya-raih-kontrak-pembangunan-jalan-perbatasan-ri-malaysia-rp225-miliar/">Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/pengelola-hypermart-mppa-berpotensi-meraih-rp67085-miliar-lewat-private-placement/">Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement</a></li>
</ul>


Tidak hanya bagi pencari properti, efek pandemi ini juga terasa bagi pengembang properti menengah ke bawah. Mart mengatakan pengembang-pengembang tersebut sulit menggaet konsumen yang memenuhi kriteria bank untuk mendapat kredit pemilikan rumah (KPR).



“Padahal, 90% pembeli rumah menggunakan <a href="https://www.trenasia.com/memasuki-semester-ii-2021-penyaluran-flpp-sudah-rp1052-triliun/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">KPR</a>. Ini seharusnya jadi kesempatan besar bagi kita pelaku industri untuk melakukan sesuatu,” katanya.



Di sisi lain, permintaan properti tipe menengah dengan harga Rp500 juta-Rp 1 miliar terus mencatatkan pertumbuhan meski di tengah pandemi.



Lamudi mencatat persentase pencarian properti di segmen ini terus meningkat. Pada 2019, persentase permintaan tercatat sebesar 22,35% dari total permintaan properti. Tahun selanjutnya persentase naik jadi 26,97% dan pada semester I-2021 naik lagi menjadi 34,88%.



“Jika kita melihat segmen di atas Rp500 juta permintaannya masih ada. Apalagi jika kita berbicara mengenai end user, 2020 dan 2021 masih menjadi tahun yang kuat,” jelas Mart.

IMG20210608094926 (1)-min.jpg

Warga berkativitas di perumahan bersubsidi kawasan Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat, 23 Oktober 2020. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia

kualitas-bangunan-rumah-subsidi-2

Situs jual beli properti Lamudi.co.id mencatat permintaan properti menengah ke bawah terdampak secara negatif dengan adanya pandemi COVID-19. Properti menengah ke bawah ini yang memiliki harga Rp100 juta sampai Rp500 juta.

Rekomendasi

Dihantam Pandemi, Pasar Properti Menengah ke Bawah Terus Merosot