24 Desember 2021 01:21 WIB
Penulis: Adinda Purnama Rachmani
Editor: Rizky C. Septania
JAKARTA - CEO PT Lippo Karawaci John Riady menceritakan mengenai filosofi bisnis yang dikembangkan Lippo saat ini berjalan dalam koridor yang dibangun oleh sang pendiri Mochtar Riady seperti stewardship. Sejak 2014 Lippo Group sudah mulai berinvestasi dan melakukan ekspansi di sektor teknologi dan digital.
"Kami mulai investasi di dunia startup pada 2014, dulu namanya Ventura. Pada saat itu kita masuk ke semua perusahaan teknologi di Indonesia seperti Tokopedia, Traveloka, Gojek. Total kapitalisnya sekitar US$60 juta atau Rp852 miliar (kurs dollar Rp 14.203 JISDOR)," ucap John Riady, dalam keterangannya, Kamis, 23 Desember 2021.
Selain itu, John menjelaskan perkembangan teknologi yang begitu cepat telah berdampak pada perubahan pola pikir dan perilaku konsumen. Begitu juga pada bisnis perubahan tidak bisa dihalau. Namun, harus direspon dengan tepat.
John memilih untuk menggunakan metode bisnis seperti Kincir Angin. Berbagai inovasi bisnis terkait perkembangan teknologi dan digital dilakukan. Ada empat strategi yang sedang dikembangkan Lippo di bidang teknologi dan digital.
"Pertama investin in early stages technology dimana Lippo berinvestasi di perusahaan teknologi dan digital seperti Grab saat itu sebesar US$50 ribu atau Rp710 juta, lalu di Ruangguru dan Sociolla sebesar Rp3 miliar atau Rp5 miliar," tambah John Riady.
Selain itu, Lippo menjalin kemitraan dengan sebuah perusahaan teknologi asuransi terbesar di China untuk melakukan join venture mendirikan perusahaan financial technologi (Fintech) di Indonesia.
- Perusahaannya Untung, Bos Krakatau Steel Borong 2,4 Juta Saham KRAS
- Berhasil, SKK Migas Temukan Cadangan Minyak dan Gas Bumi Baru di Natuna
- Pertama Kali Dalam Sejarah! Pesawat Ruang Angkasa NASA Berhasil Sentuh Matahari
Lalu kedua later stage, melakukan investasi perusahan teknologi digital terbesar seperti Bukalapak dan GoTo. Setelah berbagai pembelajaran kolaborasi, pihaknya melakukan transformasi perusahaan yang dimiliki salah satunya PT Multipolar Tbk (MLPL).
Transformasi ini menjadi penanda perubahan strategi Lippo ke arah digital, sejalan dengan peluang besar yang ada.
Masuknya PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) sebagai salah satu investor strategis dan pemilik saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), mendorong transformasi bisnis menjadi omnichanel retail player di Indonesia.
"Hasilnya? Online sales MPPA hingga kuartal III 2021 berkembang pesat mencapai 11% dari total penjualan," ucap John Riady.
Anak usaha Lippo lain seperti PT Link Net Tbk (LINK) di 2021 fokus membenahi tata kelola dan memaksimalkan prinsip Enviromental, Social, and Governance (ESG). Hasilnya sepanjang periode semester I 2021, berhasil meraih pendapatan sebesar Rp2,2 triliun atau tumbuh 11,7% year on year (yoy).
"Selain properti dan rumah sakit, pengembangan teknologi dan digital akan menjadi salah satu core business kami. Tidak bisa dimungkiri, teknologi dan digital akan terus semakin dominan di Indonesia. Approach yang kami lakukan mungkin berbeda, yakni melakukan kemitraan dan menjadi investor,” tutup John Riady