JAKARTA - Di tengah meningkatnya penyalahgunaan rekening dormant oleh sindikat judi online dan pelaku kejahatan digital. Yang menjadi pertanyaan bagaimana cara bank-bank di Indonesia dalam memperkuat sistem keamanan rekening nasabah.&nbsp;Oleh karena itu, langkah Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang membekukan 28.000 rekening terindikasi penyalahgunaan dinilai sebagai tindakan tepat. Sebab, rekening dormant, yang dibiarkan tidak aktif oleh pemiliknya dalam jangka waktu lama, semakin menjadi incaran pelaku kejahatan karena minim pengawasan, namun tetap bisa diakses secara digital.Chairman Communication and Information System Security Research Center (CISSReC), Pratama Persadha, menjelaskan bahwa celah ini kerap dieksploitasi menggunakan data pribadi hasil kebocoran di internet maupun dark web.&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/hambat-pertumbuhan-indef-dukung-langkah-deregulasi-pp-28-2024">Hambat Pertumbuhan, INDEF Dukung Langkah Deregulasi PP 28/2024</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/banyak-kasus-keracunan-bgn-minta-dana-tambahan-rp-2-69-triliun-untuk-bpom">Banyak Kasus Keracunan, BGN Minta Dana Tambahan Rp2,69 Triliun untuk BPOM</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/korupsi-sritex-berikut-sumber-kekayaan-iwan-setiawan-lukminto">Korupsi Sritex, Berikut Sumber Kekayaan Iwan Setiawan Lukminto</a></li></ul>Data seperti KTP, nomor telepon, dan selfie dengan identitas kerap digunakan untuk mengambil alih rekening. “Pelaku bisa menyamar sebagai pemilik sah dan mengajukan reset password atau bahkan mengubah metode autentikasi, terutama jika sistem bank tidak menerapkan verifikasi berlapis,” katanya ketika dihubungi TrenAsia pada Kamis, 22 Mei 2025.&nbsp;Pratama menyoroti salah satu titik lemah terletak pada bank yang masih mengandalkan metode konvensional seperti OTP melalui SMS, yang bisa dibobol dengan teknik SIM swap. Dalam beberapa kasus, pelaku menggunakan malware untuk mencuri data login dan OTP dari ponsel korban, lalu mengaktifkan kembali rekening dormant tanpa sepengetahuan pemiliknya.Tak hanya itu, kebocoran data warga negara Indonesia yang kerap terjadi di media sosial dari tahun ke tahun semakin memperbesar risiko penyalahgunaan rekening. Terbaru, sebanyak 6 juta data nomor pokok wajib pajak atau NPWP diduga diperjualbelikan dengan harga sekitar Rp 150 juta. Hal ini didasarkan pada unggahan akun Bjorka pada Rabu, 18 September 2024.Data yang bocor tersebut antara lain nomor induk kependudukan (NIK), NPWP, alamat, nomor kontak telepon seluler, dan surat elektronik atau e-mail. Kendati demikian, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menyatakan belum menemukan indikasi kebocoran langsung dari sistem mereka.<h3>Respons Bank dan Pentingnya Kesadaran Nasabah</h3>Menanggapi kekhawatiran ini, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menegaskan bahwa BCA telah menerapkan sistem pengamanan berlapis berbasis pendekatan people, process, dan technology. “Kami mengedepankan standar keamanan tinggi, manajemen risiko, dan akuntabilitas di setiap aspek layanan perbankan digital,” ujarnya.Hera menyatakan bahwa BCA secara aktif mendukung regulasi yang ditetapkan pemerintah dan otoritas, seperti POJK No.11/2022 tentang Penyelenggaraan Teknologi Informasi dan SEOJK No.29/2022 tentang Ketahanan dan Keamanan Siber. “Dengan mengikuti regulasi tersebut, kami memastikan seluruh sistem dan proses kami sesuai dengan standar keamanan nasional,” tegasnya.Lebih jauh, BCA telah mengantongi berbagai sertifikasi internasional untuk memperkuat sistem keamanannya, seperti: ISO 27001 untuk sistem manajemen keamanan informasi, ISO 20000:1-2018 untuk manajemen layanan data center dan operasi TI, PCI DSS untuk perlindungan data dan transaksi kartu kredit, dan TVRA (Threat, Vulnerability and Risk Assessment) untuk menilai keamanan infrastruktur data center.“Teknologi pengamanan kami mencakup sistem komputer, jaringan, aplikasi, serta perlindungan data yang terus diperbarui dan ditingkatkan,” kata Hera. Ia juga menyampaikan bahwa upaya proteksi data menjadi prioritas utama untuk mencegah kebocoran dan penyalahgunaan informasi nasabah.Seiring berkembangnya kejahatan digital, Hera menekankan pentingnya kesadaran nasabah terhadap praktik keamanan siber yang baik, seperti tidak membagikan data pribadi, tidak sembarangan mengklik tautan, serta menjaga perangkat digital dari malware.Sementara itu, Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Okki Rushartomo, menegaskan komitmen BNI untuk mematuhi regulasi dan arahan dari regulator, termasuk PPATK.&nbsp;"Nasabah tidak perlu khawatir, sebab kebijakan ini tidak akan memengaruhi dana dan data yang tersimpan. BNI menjamin keamanan dana dan data nasabah tetap terjaga," jelasnya melalui keterangan resmi.Nasabah dengan rekening yang dihentikan sementara hanya dapat membuka rekening dengan persetujuan PPATK, melalui kantor cabang atau pusat BNI. Setelah blokir dibuka, nasabah dapat mengaktifkan kembali rekening dormant dengan membawa identitas dan menyetor minimal Rp100 ribu.BNI juga mendorong nasabah untuk rutin menggunakan rekening agar tidak menjadi dormant, misalnya dengan melakukan setoran atau transfer secara berkala. Selain itu, nasabah diimbau untuk memperbarui data kontak agar tetap mendapatkan notifikasi penting.&nbsp;“Melalui langkah ini, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran nasabah terhadap pentingnya menjaga keaktifan rekening sekaligus mendukung penguatan sistem keuangan nasional yang aman dan sehat,” jelas Okki.Selaras dengan BNI, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga mendukung langkah PPATK yang menghentikan sementara transaksi pada rekening dormant. Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menyatakan BRI berkomitmen untuk mematuhi regulasi dan menjaga keamanan dana serta data nasabah sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG).Hendy menambahkan, BRI proaktif mengedukasi nasabah untuk menggunakan layanan perbankan dengan aman, termasuk aktif bertransaksi dan memonitor rekening. Ia juga mengingatkan nasabah untuk memperbarui data kontak agar dapat menerima notifikasi tepat waktu.“Bagi nasabah yang ingin mengaktifkan kembali rekening dormant, mereka dapat mengunjungi kantor BRI terdekat dengan membawa bukti kepemilikan rekening dan identitas. Untuk informasi lebih lanjut, nasabah dapat menghubungi Contact BRI di 1500017 atau unit kerja terdekat,” beber Hendy.&nbsp;Di sisi lain, Pratama mengingatkan sistem yang kuat di sisi bank saja belum cukup. “Ancaman terhadap rekening dormant adalah hasil dari perpaduan antara lemahnya perlindungan identitas digital dan kecanggihan teknik siber,” katanya.&nbsp;Menurutnya, sinergi antara teknologi perbankan, regulasi yang adaptif, dan literasi digital publik sangat penting dalam menciptakan sistem keuangan yang tahan terhadap ancaman.

IMG_20240808_234928.jpg

WhatsApp Image 2025-04-09 at 15.17.50.jpeg

Di tengah meningkatnya penyalahgunaan rekening dormant oleh sindikat judi online dan pelaku kejahatan digital. Yang menjadi pertanyaan bagaimana cara bank-bank di Indonesia dalam memperkuat sistem keamanan rekening nasabah. 

Harga Emas Hari Ini

Celah Penyalahgunaan Rekening Dormant: Bagaimana Bank Menjaga Keamanan Sistemnya?