WhatsApp Image 2023-01-11 at 10.04.54 AM.jpeg

JAKARTA -Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pendapatan 58 perusahaan asuransi jiwa pada 2021 mencapai Rp241,17 triliun, naik 11,9% dibanding tahun 2020 sebesar Rp215,44 triliun.Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon menyatakan kinerja pendapatan industri asuransi jiwa sejalan dengan upaya pemerintah dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional yang mendorong aktivitas ekonomi, serta meningkatnya kesadaran masyarakat terkait pentingnya asuransi jiwa sebagai langkah pre-emptif dalam mencegah risiko dari pandemi yang masih berlangsung.“Kesadaran masyarakat akan pentingnya manfaat asuransi jiwa dalam memberikan perlindungan keuangan keluarga, telah mendorong naiknya pendapatan premi industri asuransi jiwa sampai dengan akhir tahun 2021. Kami percaya kinerja positif ini didorong oleh kepercayaan masyarakat atas perlindungan asuransi jiwa,” kata dia di sela bincang-bincang dgan media, Rabu, 9 Maret 2022.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/tambah-kepemilikan-fwd-kini-kuasai-35-14-persen-saham-bri-life">Tambah Kepemilikan, FWD Kini Kuasai 35,14 Persen Saham BRI Life</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/startup-dagangan-membantu-ibu-rumah-tangga-raup-omzet-hingga-puluhan-juta">Startup Dagangan Membantu Ibu Rumah Tangga Raup Omzet Hingga Puluhan Juta</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/batavia-prosperindo-bpii-jual-seluruh-saham-bpfi-ke-perusahaan-korea-woori">Batavia Prosperindo (BPII) Jual Seluruh Saham BPFI ke Perusahaan Korea Woori</a></li></ul>Ditambahkan, total pendapatan dari premi sendiri mencapai Rp202,93 triliun atau naik 8,2% dibanding 2020 sebesar Rp187,59 triliun. Kinerja positif pendapatan tersebut disumbang oleh kenaikan premi bisnis baru yang tumbuh 12,1% menjadi Rp128,62 triliun dan premi lanjutan yang naik 2% menjadi Rp74,31 triliun.Dari sisi laba rugi sendiri, AAJI tidak pernah menjadikannya sebagai tolak ukur murni kinerja perusahaan asuransi jiwa mengingat nature dari bisnis ini yang memiliki kerugian premi baru. Oleh karenanya, yang dinilai adalah embedded value dari satu perusahaan asuransi jiwa.Dari kanal distribusinya, bancassurance memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan premi yang mencapai 48,1% dengan pertumbuhan sebesar 5,3%. Sedangkan, pendapatan premi dari kanal keagenan berkontribusi sebesar 29,0% dimana terjadi perlambatan 9,7%. Terbatasnya aktivitas tatap muka secara langsung dengan calon nasabah menjadi penyebab terjadinya perlambatan dari kanal distribusi keagenan.“Kanal distribusi keagenan turun selama pandemi dua tahun belakangan karena memang teman-teman agen di lapangan mengakui masih banyak masyarakat yang tidak mau ditemui atau belum terlalu nyaman untuk bertemu dengan agen. Di sisi lain kanal lainnya tumbuh signifikan, kanal digital sudah mulai menjadi favorit banyak masyarakat dimana mencari lewat digital, meski memang secara global sendiri masih didominasi face to face,” tambah Budi.PAYDI/ UnitlinkDi sisi lain, produk Unit Link membukukan total polis produk Unit Link berjumlah 6,18 juta atau berkontribusi sebesar 30,70% dari total polis industri asuransi jiwa dengan jumlah total masyarakat Indonesia yang dilindungi mencapai 6,44 juta orang.Searah, pendapatan premi Unit Link meningkat di tahun 2021, dimana pendapatan premi masih didominasi oleh kontribusi produk Unit Link sebesar 62,9%, tumbuh 6,4% dengan total Rp127,70 triliun. Sedangkan produk tradisional berkontribusi sebesar 37,1% dan tumbuh 11,4% dengan total Rp75,23 triliun.&nbsp;Kontribusi besar produk Unit Link tidak lepas dari manfaat yang diberikan dengan menggabungkan unsur proteksi dan investasi produk, sehingga Unit Link memberikan kesempatan kepada nasabah untuk memperoleh manfaat berupa proteksi dan juga manfaat tambahan untuk investasi.“Produk unitlink berkontribusi 30,7% terhadap total pemegang polis 2021, dan berkontribusi 62,9% terhadap total pendapatan premi 2021. Artinya segmen masyarakat sudah lebih tepat untuk unitlink dan ini bertolak belakang dengan tradisional,” kata Budi.AAJI dan industri mendukung kebijakan terbaru OJK terkait PAYDI yang menekankan aspek edukasi dan perlindungan nasabah dan siap melakukan beberapa adjustment dari sisi portofolio produk. Secara umum, produk unit link terbagi menjadi dua jenis, single premium yang lebih fokus pada investasi sehingga biaya akuisisnya rendah dan reguler premium yang lebih fokus pada proteksi sehingga relatif lebih mahal.&nbsp;“kami juga memberi masukan ke OJK terkait aturan terbaru PAYDI, mana yang seharusnya bisa benar-benar diimplementasikan teman-teman industri dan mana yang tidak bisa,” kata Budi.Prospek 2022Salah satu sisi positif pandemi, atau bisa dibilang a blessing in disguise adalah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi khususnya jiwa lebih khususnya lagi kesehatan. Mengacu pada capaian kinerja industri di tahun 2021, AAJI menatap tahun 2022 dengan sangat atau penuh optimis.“Bulan September - Oktober 2021 lalu teman - teman industri menyusun rencana kerja mereka, saya percaya hampir semua anggota kami menyusun target 2022 dengan begitu optimis juga. Mereka pasti agresif dalam rencana bisnis 2022 nya,” kata Budi.&nbsp;&nbsp;Ikhtisar Kinerja Industri Asuransi Jiwa Tahun 2021 (Sumber: AAJI)<figure class="table"><table><tbody><tr><td>Indikator</td><td>2020</td><td>2021</td><td>Pertumbuhan</td></tr><tr><td>Total Pendapatan (Income)</td><td>Rp215,44 triliun</td><td>Rp241,17 triliun</td><td>11,9%</td></tr><tr><td>Total Pendapatan Premi</td><td>Rp187,59 triliun</td><td>Rp202,93 triliun</td><td>8,2%</td></tr><tr><td>Total Premi Bisnis Baru</td><td>Rp114,75 triliun</td><td>Rp128,62 triliun</td><td>12,1%</td></tr><tr><td>Total Premi Lanjutan</td><td>Rp72,84 triliun</td><td>Rp74,31 triliun</td><td>2%</td></tr><tr><td>Hasil Investasi</td><td>Rp17,97 triliun</td><td>Rp26,01 triliun</td><td>44,7%</td></tr><tr><td>Klaim Reasuransi</td><td>Rp5,51 triliun</td><td>Rp7,81 triliun</td><td>41,7%</td></tr><tr><td>Pendapatan Lainnya</td><td>Rp4,37 triliun</td><td>Rp4,43 triliun</td><td>1,4%</td></tr><tr><td>Total Aset</td><td>Rp570,66 triliun</td><td>Rp602,04 triliun</td><td>5,5%</td></tr><tr><td>Jumlah Investasi</td><td>Rp504,87 triliun</td><td>Rp530,71 triliun</td><td>5,1%</td></tr><tr><td>Total Cadangan Teknis</td><td>Rp453,23 triliun</td><td>Rp458,25 triliun</td><td>1,1%</td></tr><tr><td>Total klaim dibayarkan</td><td>Rp151,12 triliun</td><td>Rp159,43 triliun</td><td>5,5%</td></tr><tr><td>Akhir Kontrak</td><td>Rp17,71 triliun</td><td>Rp11,52 triliun</td><td>-35%</td></tr><tr><td>Meninggal Dunia</td><td>Rp12,24 triliun</td><td>Rp21,14 triliun</td><td>72,8%</td></tr><tr><td>Nilai Tebus (Surrender)</td><td>Rp90,78 triliun</td><td>Rp91,24 triliun</td><td>0,5%</td></tr><tr><td>Partial Withdrawal</td><td>Rp15,32 triliun</td><td>Rp17,23 triliun</td><td>12,5%</td></tr><tr><td>Kesehatan (Medical)</td><td>Rp9,88 triliun</td><td>Rp13,04 triliun</td><td>32%</td></tr><tr><td>Kesehatan Perorangan</td><td>Rp4,38 triliun</td><td>Rp7,12 triliun</td><td>62,7%</td></tr><tr><td>Kesehatan Kumpulan</td><td>Rp5,50 triliun</td><td>Rp5,91 triliun</td><td>7,5%</td></tr><tr><td>Lain-lain</td><td>Rp5,19 triliun</td><td>Rp5,26 triliun</td><td>1,3%</td></tr><tr><td>Total Uang Pertanggungan</td><td>Rp4.393,47 triliun</td><td>Rp4.360,81 triliun</td><td>-0,7%</td></tr><tr><td>Perorangan</td><td>Rp2.249,08 triliun</td><td>Rp2.273,67 triliun</td><td>1,1%</td></tr><tr><td>Kumpulan</td><td>Rp2.144,40 triliun</td><td>Rp2.087,14 triliun</td><td>-2,7%</td></tr><tr><td>Total Polis</td><td>17.312.740</td><td>20.143.662</td><td>16,4%</td></tr><tr><td>Perorangan</td><td>16.818.085</td><td>19.445.190</td><td>15,6%</td></tr><tr><td>Kumpulan</td><td>494.655</td><td>698.472</td><td>41,2%</td></tr><tr><td>Total Tertanggung&nbsp;</td><td>63,69 juta orang</td><td>65,56 juta orang</td><td>2,9%</td></tr><tr><td>Perorangan</td><td>17,68 juta orang</td><td>20,34 juta orang</td><td>15%</td></tr><tr><td>Kumpulan</td><td>46 juta orang</td><td>45,22 juta orang</td><td>-1,7%</td></tr><tr><td>Jumlah agen berlisensi</td><td>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;&nbsp;607.380&nbsp;</td><td>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; 574.003&nbsp;</td><td>-5,5%</td></tr></tbody></table></figure>Catatan:-Data&nbsp;Kuartal 4 2020 berdasarkan data 59 dari 60 perusahaan asuransi jiwa-Data&nbsp;Kuartal 4 2021 berdasarkan data 58 dari 60 perusahaan asuransi jiwa&nbsp;

RIZKY CHANDRA.png

Karyawan beraktifitas di dekat logo berbagai asuransi jiwa di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Senin, 13 Desember 2021 . Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Klaim Industri Asuransi .jpg

Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon menyatakan kinerja pendapatan industri asuransi jiwa sejalan dengan upaya pemerintah dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional yang mendorong aktivitas ekonomi, serta meningkatnya kesadaran masyarakat terkait pentingnya asuransi jiwa sebagai langkah pre-emptif dalam mencegah risiko dari pandemi yang masih berlangsung.

Rekomendasi

Capai Rp241,2 Triliun, Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Naik 11,9 Persen di 2021