JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi<a href="https://www.trenasia.com/?s=cadangan+devisa" target="_blank" rel="noreferrer noopener"> cadangan devisa</a> (cadev) pada akhir Oktober 2020 sebesar US$133,7 miliar.



Jumlah tersebut kembali menurun dari posisi akhir September 2020 sebesar US$135,2 miliar dan akhir Agustus 2020 sebesar US$137 miliar.



Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko mengatakan, <a href="https://www.trenasia.com/cadangan-devisa-naik-jadi-us137-miliar-ini-faktor-pendorongnya/" target="_blank" rel="noreferrer noopener">posisi cadev t</a>ersebut setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor atau 9,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.



“Bank Indonesia menilai cadangan devisa masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan stabilitas makroekonomi,” mengutip keterangan resmi, Jumat, 6 November 2020.



Ia menjelaskan, penurunan cadev pada periode ini dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.



<h4>ULN Meningkat</h4>



Diketahui, catatan mutakhir BI atas&nbsp;<a href="https://www.trenasia.com/kembali-naik-utang-luar-negeri-indonesia-capai-us-4134-miliar/">Utang Luar Negeri</a>&nbsp;(ULN) Indonesia per Agustus 2020 naik 5,7%&nbsp;year-on-year&nbsp;(yoy) menjadi US$413,4 miliar. Jumlah tersebut setara Rp6.104 triliun dengan asumsi kurs Rp14.766 per dolar Amerika Serikat (AS).



Rinciannya, terdiri dari ULN sektor publik, yakni&nbsp;<a href="https://www.trenasia.com/aduh-utang-luar-negeri-ri-tertinggi-di-asean-nomor-7-di-dunia/">pemerintah dan BI</a>&nbsp;sebesar US$203 miliar setara Rp2.997 triliun. Sedangkan, ULN sektor swasta, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar US$210,4 miliar setara Rp3.106 triliun.



Adapun untuk ULN pemerintah sendiri, pada Agustus 2020 tumbuh 3,4% yoy menjadi US$200,1 miliar setara Rp2.954 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Juli 2020 sebesar 2,3% yoy.



Tak jauh berbeda, ULN swasta pada Agustus 2020 juga mengalami peningkatan sebesar 7,9% yoy dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 6,2% yoy.



<h4>Penyebab ULN Naik</h4>



Perkembangan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) dan ULN lembaga keuangan (LK). Masing-masing tercatat 10,3% yoy dan 0,4% yoy.



Onny menjelaskan, sebagian besar penarikan ULN tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan. Terbesar, yakni mencapai 77,5% dari <a href="https://www.trenasia.com/?s=cadangan+devisa" target="_blank" rel="noreferrer noopener">total ULN swasta</a> adalah sektor jasa keuangan dan asuransi. Kemudian, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan.



Secara keseluruhan, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Agustus 2020 sebesar 38,5%.

WhatsApp Image 2021-07-16 at 09.29.50.jpeg

Kegiatan Ekspor dan Impor/ Sumber: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

whatsapp-image-2020-09-29-at-15-59-15

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) pada akhir Oktober 2020 sebesar US$133,7 miliar. Jumlah tersebut kembali menurun dari posisi akhir September 2020 sebesar US$135,2 miliar dan akhir Agustus 2020 sebesar US$137 miliar. Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko mengatakan, posisi cadev tersebut setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor atau 9,3 bulan impor [&hellip;]

Rekomendasi

Cadangan Devisa Oktober Turun Lagi Jadi US$133,7 Miliar