JAKARTA &#8211; Ketersediaan vaksin membawa harapan akan berakhirnya pandemi COVID-19. Namun, hingga sekarang kematian dan kasus <a href="https://www.trenasia.com/?search=covid" target="_blank" rel="noreferrer noopener">COVID-19</a> masih melonjak di seluruh dunia. 



Tak hanya dengan imunisasi, skenario yang paling mungkin untuk beberapa tahun ke depan adalah COVID-19 akan seperti penyakit menular lainnya, seperti flu, yang perlu kita kelola dan lindungi secara terus menerus.



Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan aktif secara fisik.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ptpp-hingga-mei-2021-raih-kontrak-baru-rp67-triliun/">PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/rilis-rapid-fire-mnc-studios-milik-hary-tanoe-gandeng-pengembang-game-korea/">Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea</a></li>
</ul>


Anda tentu sudah tahu bahwa aktivitas fisik merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit kronis, memperbaiki pola makan dan berhenti merokok. Dikuti dari The Independent, ketidakaktifan fisik bertanggung jawab atas lebih dari lima juta kematian dini setiap tahun.



Bagaimana aktivitas fisik menangkal penyakit



Ada tiga mekanisme yang menjadikan aktivitas fisik seperti berolahraga sebagai obat yang efektif melawan penyakit menular.



Pertama, melindungi dari faktor risiko infeksi parah dan fatal. Orang yang aktif secara fisik cenderung tidak mengalami masalah obesitas, diabetes, pernapasan, dan kondisi kardiovaskular. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa COVID-19 dan penyakit infeksi saluran pernapasan lainnya menyerang lebih parah pada orang yang memiliki kondisi ini.



Aktivitas fisik juga mengurangi stres dan peradangan kronis, yang pada gilirannya mengurangi kemungkinan infeksi yang merugikan dan fatal. Sebagian besar kematian akibat COVID-19 dan pneumonia disebabkan oleh respons inflamasi yang tidak terkontrol.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/cara-menghilangkan-kecemasan-saat-rapat-online-ketika-wfh/">Cara Menghilangkan Kecemasan Saat Rapat Online</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/tips-bekerja-dari-rumah-atau-wfh-ketika-kasus-covid-19-kembali-naik/">Tips Bekerja dari Rumah atau WFH Ketika Kasus COVID-19 Kembali Naik</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/tandatangani-kontrak-david-guetta-resmi-bergabung-dengan-warner-music/">Tandatangani Kontrak, David Guetta Resmi Bergabung dengan Warner Music</a></li>
</ul>


Terakhir, sistem kekebalan kita lebih kuat jika kita aktif secara fisik.



Aktivitas fisik tidak dapat disangkal merupakan cara penting untuk membuat populasi lebih kebal terhadap penyakit menular dan epidemi serta pandemi di masa depan. Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik harus selalu dilakukan agar efektif untuk memerangi wabah COVID-19 atau mencegah kita dari infeksi tersebut.

JUSTINA.png

Hati-hati! Inilah tanda-tanda serangan jantung saat olahraga/Freepik.com

sportsman-with-earphones-running-enjoying_342744-649

Inilah penjelasan olahraga dapat meningkatkan sistem imun dan menjadikan vaksin jadi lebih efektif

Rekomendasi

Benarkah Olahraga Dapat Meningkatkan Sistem Imun dan Vaksin Lebih Efektif? Ini Penjelasannya