March 05, 2021, 12:06 PM UTC
Penulis: Ananda Astri Dianka
Karyawan melintas di kantor pusat Menara BTN, Gajahmada, Jakarta, Selasa, 16 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
JAKARTA – Penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk alias BBTN melengkapi aksi serupa yang telah dilakukan tiga bank milik negara lainnya.
Plt. Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menyampaikan, penurunan SBDK sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional serta mengikuti pergerakan BI 7-Day Reverse Repo Rate yang terus turun ke level 3,5%.
- Rumor Merger OVO-DANA Usai Grab Borong Saham Rp4 Triliun, Ini Tanggapan Emtek
- Raup Rp1,6 Triliun dari Rights Issue, Bumi Resources Minerals Siap Genjot Cadangan Emas
- Tak Mau Kalah dari Clubhouse, Facebook Luncurkan Medsos Berbasis Podcast
“Penurunan bunga ini kami harapkan dapat membantu meningkatkan permintaan kredit khususnya di sektor perumahan,” kata Nixon dalam keterangan resmi, Jumat, 5 Maret 2021.
Apalagi, sektor perumahan memiliki multiplier effect ke 174 sektor lain. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian nasional
Dalam kebijakan ini, mencatatkan penurunan SBDK di segmen kredit korporasi, kredit ritel, dan kredit konsumsi. Adapun penurunan tertinggi memang terjadi pada kredit konsumsi segmen KPR.
SBDK KPR tercatat turun hingga 270 bps dari 9,95% pada Desember 2020 menjadi 7,25% pada Februari 2021. Sementara, SBDK Non-KPR turun sebesar 250 bps dari 11,25% pada Desember 2020 menjadi 8,75% pada Februari 2021.
Di kredit korporasi, SBDK turun sebesar 190 bps dari 9,9% pada Desember 2020 menjadi 8% pada Februari 2021. Di segmen kredit ritel, BBTN menggunting bunga sebesar 165 bps dari 9,9% pada Desember 2020 menjadi 8,25% pada Februari 2021.
Penurunan bunga tersebut, lanjut Nixon, juga ditopang oleh perbaikan likuiditas yang diikuti dengan penurunan Cost of Fund (CoF).
“Kami berupaya agar kinerja positif ini terus terjaga sehingga dapat memberikan penawaran suku bunga yang terjangkau bagi para nasabah serta debitur kami,” tutur Nixon.