15 Maret 2023 19:15 WIB
Penulis: Rizky C. Septania
Editor: Yosi Winosa
CALIFORNIA- Sebuah agen mata-mata Inggris memperingatkan bahwa chatbot dengan kecerdasan artifisial seperti ChatGPT bisa menimbulkan ancaman keamanan karena kueri sensitif dapat diretas atau dibocorkan.
Mengutip Insider Rabu, 15 Maret 2023, Pusat Keamanan Siber Nasional (NCSC) yang menjadi unit dari badan intelijen GCHQ menerbitkan sebuah posting blog yang menguraikan risiko bagi individu dan perusahaan dari penggunaan generasi baru chatbot berbasis AI yang kuat.
Risiko lainnya termasuk adanya kemungkinan bahwa Chatbot tersebut digunakan penjahat untuk menulis email phising yang meyakinkan. Selain itu, Chatbot seperti ChatGPT bisa digunakan untuk membantu mereka melakukan serangan cyber di luar kemampuan mereka saat ini.
- Konser SUM 41 di Jakarta Mendadak Batal
- Meteor Menghantam Bulan dan Menciptakan Kawah Baru
- Jangan Kelewatan, Telkomsel Promo Paket Data Dari 3 GB Sampai 320 GB
Dalam tulisannya, NCSC menunjukkan adanya kueri yang dimasukkan ke dalam chatbots disimpan oleh penyedianya. Ini kemudian bisa memungkinkan penyedia seperti pemilik ChatGPT, OpenAI, untuk menggunakan kueri untuk mengajarkan versi chatbot mereka yang akan datang dan untuk membacanya.
Sebagaimana diketahui, kueri yang disimpan secara online dapat diretas, bocor, atau kemungkinan besar secara tidak sengaja dapat diakses publik. Ini dapat mencakup informasi yang berpotensi dapat diidentifikasi pengguna.
"Masalah keamanan utama pada karyawan yang berinteraksi dengan alat seperti ChatGPT adalah bahwa mesin akan belajar dari interaksi tersebut. Dan itu dapat mencakup pembelajaran dan akibatnya mengulangi informasi rahasia," ujar pendiri platform investasi AI Merantix, Rasmus Rothe sebagaimana dikutip TrenAsia.com, Rabu, 15 Maret 2023.
Sebagaimana diketahui, OpenAI mengatakan saat ini tengah melakukan peninjauan percakapan dengan ChatGPT untuk meningkatkan sistem dan memastikan konten mematuhi kebijakan dan persyaratan keselamatan.