Asosiasi Pemain: Pembatasan Pemain Naturalisasi oleh PSSI Sarat Kontradiksi

07 Maret 2023 20:00 WIB

Penulis: Chrisna Chanis Cara

Editor: Ananda Astri Dianka

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. (pssi.org)

JAKARTA—Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) meminta audiensi pada PSSI terkait rencana pembatasan pemain naturalisasi mulai musim depan. Selama ini asosiasi mengaku tidak dilibatkan dalam merumuskan kebijakan yang sangat berpengaruh pada sejumlah pesepakbola di Indonesia.

Hal itu disampaikan APPI dalam pernyataan resminya, Selasa 7 Maret 2023. APPI menilai rencana pembatasan pemain naturalisasi sarat kontradiksi jika alasannya untuk mendukung pembinaan pemain lokal. Hal ini lantaran pada waktu yang sama PSSI berencana menambah kuota pemain asing untuk Liga 1 musim depan.

“Jika tujuannya pengembangan pemain lokal, hal ini tak sejalan dengan rencana penambahan kuota pemain asing,” tegas APPI. 

Alih-alih membatasi pemain naturalisasi yang sejatinya telah berstatus WNI, APPI mendorong adanya kebijakan yang lebih produktif untuk pemain. Hal itu di antaranya soal salary cap. Dengan adanya pembatasan gaji, kesenjangan pemasukan antarpemain di Indonesia bisa dikurangi. APPI juga mendorong pembenahan jadwal kompetisi untuk menunjang kompetisi yang sehat. 

Lebih lanjut, APPI menegaskan pembatasan pemain naturalisasi tak bisa dilakukan karena merupakan bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Rencana tersebut juga tak sesuai dengan Universal Declaration of Player Rights dan FIFA’s Human Rights Policy. 

APPI menegaskan pemain naturalisasi memilik hak yang sama dengan WNI lain merujuk UU yang berlaku di Indonesia. “APPI telah mengirimkan surat kepada PSSI untuk dapat dibuatkan audiensi guna membahas hal-hal tersebut. Kami berharap pemain dapat dilibatkan dalam pengambilan keputusan untuk transformasi sepak bola Indonesia.”

Sikap Erick

Sementara itu, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, membantah ada diskriminasi dalam rencana pembatasan pemain naturalisasi. Erick mengatakan slot pemain naturalisasi di Liga 1 maupun Liga 2 masih sangat terbuka ketika kebijakan tersebut diterapkan. Dia mengingatkan klub Liga 2 pun boleh memakai pemain naturalisasi. “Total klub Liga 1 ada 18, Liga 2 ada 28. Artinya 18+28 itu sudah 46 naturalisasi, banyak,” ujarnya. 

Erick menegaskan rencana tersebut semata untuk menemukan keseimbangan dalam proses pembinaan. Pihaknya tak ingin klub-klub nantinya mengakali syarat pemain asing dengan hobi melakukan naturalisasi sehingga berdampak pada pembinaan pemain lokal. Erick mengklaim klub Liga 1 dan Liga 2 sudah menyetujui rencana pembatasan pemain naturalisasi dalam sarasehan sepak bola beberapa waktu lalu. 

“Bukan PSSI menginstruksikan, klub-klub yang bersepakat,” tuturnya. 

Berita Terkait