19 Mei 2023 18:31 WIB
Penulis: Rizky C. Septania
Editor: Drean Muhyil Ihsan
JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan negara anggota G-7 akan mengenakan sanksi baru dan kontrol ekspor pada Rusia. Hal ini dilakukan terkait dengan Invasi yang dilakukannya pada Ukraina terhitung sejak Februari tahun lalu.
Dalam pembahasan G-7 yang dihelat Hiroshima pekan ini, negara ekonomi maju tersebut membawa masalah Rusia dan Ukraina sebagai agenda bahasan utama.
Sebagaimana diketahui, AS menjadi pelopor sanksi keras yang dilayangkan pada perusahaan, bank, dan individu Rusia. Sedangkan sanksi lanjutan akan diumumkan setelah dirancang kembali untuk menegaskan kembali tekad kekuatan dunia untuk mendukung Ukraina dan menekan Moskow.
Mengutip pernyataan yang dilontarkan pejabat AS, upaya terbaru G7 ditujukan untuk mengganggu kemampuan Rusia untuk mendapatkan bahan yang dibutuhkannya untuk medan perang.
- Potensi Ekonomi Konser Coldplay Ditaksir Capai Rp167 Triliun
- Suku Bunga Diramal Turun, Angin Segar buat Sektor Riil Tanah Air?
- Jaga Stabilitas Harga Telur dan Daging Ayam, Badan Pangan Nasional Salurkan Bantuan ke 1,4 Juta Keluarga
Selain itu, upaya ini juga dilakukan untuk menutup celah yang digunakan untuk menghindari sanksi, mengurangi ketergantungan internasional pada energi Rusia, dan mempersempit akses Moskow ke sistem keuangan internasional.
"Komitmen kami untuk terus memperketat sekrup di Rusia tetap kuat seperti tahun lalu," kata pejabat AS sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Reuters, Jumat, 19 Mei 2023.
Perlu dicatat, Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Uni Eropa dan Inggris akan berupaya untuk terus meningkatkan sanksi dan tekanan kontrol ekspor terhadap Rusia sejak invasi ke Ukraina dimulai pada Februari 2022.
Ribuan target yang terkena sanksi oleh Washington sejauh ini termasuk Rusia Presiden Vladimir Putin, sektor keuangan dan oligarki Pemerintah Rusia.
- 6 Kota Indonesia Didapuk Sebagai Surga Makanan Lokal Versi Taste Atlas, Ada Kotamu?
- Kejagung Periksa 6 Saksi Terkait Kasus Korupsi Proyek Fiktif Waskita Karya (WSKT)
- Johnny G. Plate Jadi Tersangka, Kominfo Pastikan Layanan Publik Tetap Normal
Seagai informasi, selama beberapa bulan terakhir, AS telah telah menindak penghindaran sanksi dengan fokus berat pada item penggunaan ganda yang memiliki aplikasi komersial dan militer.
Paket sanksi AS terbaru akan membatasi kategori barang-barang kunci ke medan perang secara lusa. Selain itu, sanksi juga diprediksi akan mencegah sekitar 70 entitas dari Rusia dan negara ketiga menerima ekspor AS dengan menambahkannya ke daftar hitam Departemen Perdagangan AS.
Dalam waktu dekat, Amerika Serikat akan mengumumkan sekitar 300 sanksi baru terhadap individu, entitas, kapal, dan pesawat. Adapun targetnya utamanya adalah fasilitator keuangan, kemampuan ekstraksi energi masa depan Rusi serta produk lainnya di seluruh Eropa, Timur Tengah, dan Asia yang membantu mendukung perang.