Peneliti dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono mengatakan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 lebih lambat mengalami mutasi dibandingkan dengan virus influenza.



&#8220;Di antara RNA virus, coronavirus sebetulnya cenderung lebih lambat mutasinya dibandingkan dengan infuenza virus,&#8221; kata Sugiyono dilansir Antara di Jakarta, Rabu, 6 Mei 2020.



Sugiyono menuturkan ada korelasi antara semakin pendek genom maka kecepatan mutasinya semakin tinggi. Sebaliknya, semakin panjang ukuran genom maka semakin rendah kecepatan mutasinya.


<ul class="wp-block-latest-posts__list wp-block-latest-posts"><li><a href="https://www.trenasia.com/11-bank-biayai-proyek-tol-serang-panimbang-rp6-triliun/">11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ptpp-hingga-mei-2021-raih-kontrak-baru-rp67-triliun/">PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/rilis-rapid-fire-mnc-studios-milik-hary-tanoe-gandeng-pengembang-game-korea/">Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/anies-baswedan-tunggu-titah-jokowi-untuk-tarik-rem-darurat-hingga-lockdown/">Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown</a></li>
<li><a href="https://www.trenasia.com/ipo-akhir-juni-2021-era-graharealty-dapat-kode-saham-ipac/">IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC</a></li>
</ul>


Sebagai perbandingan, ukuran genom SARS-CoV-2 isolate Wuhan Hu-1 adalah 29.903 basa sedangkan ukuran genom H1N1 influenza virus adalah kurang dari setengahnya, yaitu sekitar 13.500 basa.



&#8220;Harapannya, lebih lambatnya mutasi SARS-CoV-2 ini memang disebut potensial untuk melakukan pengembangan vaksin dengan efektivitas yang lebih tahan lama, paling tidak dibandingkan dengan influenza virus,&#8221; ujarnya.



Pada umumnya, virus yang memiliki material genetik berupa RNA memiliki kecepatan mutasi (mutation rate) yang tinggi dibandingkan dengan virus dengan material genetik DNA atau dibandingkan dengan organisme lain seperti bakteri dan protozoa.



&#8220;Secara general mutasi virus memang bagian dari siklus hidupnya,&#8221; tuturnya.



Sugiyono menuturkan mutasi belum tentu berdampak pada karakteristik virus karena ada mutasi yang tidak selalu menyebabkan virus menjadi lebih infeksius atau lebih tinggi virulensinya. Itu dinamakan &#8220;silent mutation&#8220;, yang berarti mutasi memang terjadi tetapi tidak memiliki efek pada karakteristik virus.



&#8220;Biasanya kalau mutasinya signifikan itu baru menimbulkan efek atau berpengaruh terhadap karakteristik virus tersebut,&#8221; tuturnya.



Kecepatan mutasi juga menjadi pertimbangan dalam pembuatan vaksin. Bagi virus yang cepat bermutasi, maka vaksin harus ditinjau dalam jangka waktu tertentu seperti vaksin influenza. Apabila efektivitasnya turun, maka vaksin influenza perlu diperbarui agar efektif memberikan proteksi terhadap yang divaksin. (SKO)

MAS INNO.png

Ilustrasi virus corona (COVID-19) dari kelelawar. / Pixabay

bat-4963918_1920

Peneliti dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono mengatakan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 lebih lambat mengalami mutasi dibandingkan dengan virus influenza.

Rekomendasi

Ahli LIPI Pastikan Virus Corona Lebih Lambat Bermutasi Ketimbang Influenza