IDHAM.png

JAKARTA - PT Schroders Investment Management Indonesia merilis sebuah studi yang mengemukakan tiga faktor utama yang maenghalangi masyarakat Tanah Air untuk berinvestasi di kegiatan ekonomi hijau.Menurut studi bertajuk "Keberlanjutan: Laju Perubahan Semakin Cepat" tersebut, sebagian besar masyarakat Indonesia memandang positif investasi ekonomi hijau yang mengutamakan nilai lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG.Dampak terhadap lingkungan menjadi salah satu faktor yang membuat investasi ekonomi hijau tampak menarik bagi sebagian besar orang Indonesia.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/kisah-sukses-umkm-dapoer-kemang-mpok-siti-bermula-dari-usaha-sampingan">Kisah Sukses UMKM: Dapoer Kemang Mpok Siti, Bermula Dari Usaha Sampingan</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/dampak-perubahan-iklim-serial-3-penerapan-esg-butuh-regulasi-menyeluruh-untuk-semua-skala-bisnis">Dampak Perubahan Iklim (Serial 3): Penerapan ESG Butuh Regulasi Menyeluruh untuk Semua Skala Bisnis</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/tak-lagi-gratis-tayangan-resolusi-4-k-youtube-bakal-ditujukan-untuk-pelanggan-premium">Tak Lagi Gratis, Tayangan resolusi 4K Youtube Bakal Ditujukan untuk Pelanggan Premium</a></li></ul>Masyarakat pun merasa perlu terlibat dalam investasi berkelanjutan di perusahaan yang mengutamakan prinsip ESG dalam menjalankan bisnisnya.Walau demikian, laporan Schroders pun mengemukakan bahwa ada tiga faktor yang dapat menghambat masyarakat dalam negeri untuk berinvestasi di ekonomi hijau.Pertama, 55% responden mengkhawatirkan kurangnya transparansi dan data yang dilaporkan terkait dampak dari investasi yang sudah dilakukan.Kedua, 47% responden ragu untuk berinvestasi jika definisi dan kesepakatan tentang investasi berkelanjutan masih kurang jelas.Ketiga, 39% responden mengkhawatirkan kinerja dari investasi berkelanjutan yang bersandar pada prinsip ESG.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/salah-transfer-lagi-rp-14-8-triliun-begini-penjelasan-bni">'Salah Transfer' Lagi Rp14,8 Triliun, Begini Penjelasan BNI</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/machine-expo-2022-hadirkan-beragam-mesin-manufaktur-unggulan">Machine Expo 2022 Hadirkan Beragam Mesin Manufaktur Unggulan</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/read/5-aset-kripto-ini-diprediksi-bullish-menjelang-awal-oktober-2022">5 Aset Kripto Ini Diprediksi Bullish Menjelang Awal Oktober 2022</a></li></ul>Sementara itu, Schroders Indonesia merangkum lima dampak utama yang diharapkan masyarakat Indonesia dari investasi <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=esg">ESG</a>, yakni:1. kualitas pendidikan (56%),2. kesehatan (55%),3. air dan sanitasi yang bersih (36%),4. mengurangi kesenjangan (36%), serta5. mengatasi kelaparan (33%).(Catatan: Untuk merampungkan laporan ini, <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://www.trenasia.com/search?q=schroders">Schroders</a> bekerja sama dengan alan. agency dan iResearch untuk melakukan survei terhadap 23.950 orang di 33 lokasi di seluruh dunia dalam rentang 18 Februari - 7 April 2022.)

ANANDA.png

Green Economy.jpg

Perusahaan manajemen aset dan private banking group Schroders Indonesia merilis sebuah studi yang mengemukakan tiga faktor utama yang maenghalangi masyarakat Tanah Air untuk berinvestasi di kegiatan ekonomi hijau.

Rekomendasi

3 Faktor Utama yang Menghalangi Masyarakat Indonesia untuk Berinvestasi di Ekonomi Hijau